Seharian ini Jimin kesal minta ampun, Kim Namjoon ada di mana-mana.Astaga! Bisa-bisa dia gila, sungguh!
Dia sekarang sedang berada dalam toilet, sekedar menyegarkan wajahnya.
Tiba-tiba kunci salah satu bilik di belakangnya terdengar terbuka, Jimin sudah mengambil ancang-ancang muka malasnya. Jimin mencuci telapak tangannya kembali. Ingin segera mengucapkan kalimat pedas pada orang yang akan keluar dari bilik itu.
Dan Boom!
Toiletnya meledak.
Eh maaf, ngawur.
Balik lagi ke topik.
Jimin tidak jadi melontarkan kalimat yang sudah di ujung lidah, orang itu bukanlah Kim Namjoon.
Jimin menepuk jidatnya kesal, dia kesal.
Memang aneh Jimin ini, Kim Namjoon ada di sekitarnya ia kesal, tidak ada Kim Namjoon dia juga kesal.
Ah! Bodo amat!
Jimin segera memacu langkahnya keluar toilet.
Dan astaga!
Jimin rasa jantungnya hampir saja copot!
Kim Namjoon ada tepat di depan pintu keluar-masuk toilet.
"Aish! Apa lagi sih Sunbae?!!!" Jimin yang kesal menghentak-hentakkan kakinya.
Sedangkan Kim Namjoon hanya tersenyum miring ke arahnya.
Jimin melangkah menyusuri lorong kampus dengan kaki menghentak bumi.
Dan Kim Namjoon mengikutinya dari belakang, sesekali terkekeh melihat tingkah yang lebih muda, lucu.
•••
Jimin menggeleng kasar, menepis pemikiran yang baru saja menyangkut di pukul 9 malam selepas ia mengerjakan tugas kampus.
Dia pikir, jangan-jangan Kim Namjoon itu orang jahat.
Orang asing, lebih tua darimu, yang seharusnya kau sudah tahu presensinya sebelumnya, tepatnya saat hari pertama masuk kampus, baru mengajakmu berkenalan di semester keenamnya.
Jangan-jangan dia hanya semacam bahan taruhan antar kelompok sepergaulan Kim Namjoon.
Taruhan semacam, menarik hati seseorang dengan tempo tertentu.
Benar!
Sepertinya dia harus lebih waspada.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Hours ✔
FanfictionSaat-saat menyenangkan yang diciptakan seseorang, begitu Jimin benci namun sangat ia rindukan ketika semuanya menghilang bak ditelan bumi.