Pemikiran Buruk_3-4

276 24 2
                                    


Jimin mengerjap, terbangun karena merasakan guyuran air yang begitu dingin. Hanya ada satu lampu di ruangan ini, tepat di atasnya, begitu remang.

"Shhh-akkhss," Jimin tiba-tiba merasakan sakit di seluruh tubuhnya, dia seperti habis dipukuli atau semacamnya.

Sebuah langkah kaki yang sengaja diseret tertangkap rungunya, orang yang masih belum Jimin ketahui identitasnya itu sepertinya tengan berjalan memutarinya.

Tiba-tiba dia merasa bulu kuduknya berdiri, sebuah tangan mengusap lembut tengkuknya, memijat-mijat lehernya seolah tengah mengambil ancang-ancang untuk mencengkramnya kuat sewaktu-waktu.

Jimin merasakan hembusan napas yang begitu dekat pada sisi lehernya yang lain, tubuhnya meremang ketakutan.

"Akhirnya aku mendapatkanmu, khkhkhkhkh,"

Suara itu!

KIM NAMJOON.

•••

"Wuaaaahh!!!" Jimin terbangun dengan susah payah dari mimpi yang terasa begitu nyata itu.

Jimin melirik jam yang terpaku di dinding kamarnya.

Pukul 5 pagi.

Waktu yang sama ketika tempo hari Kim Namjoon membangunkannya dengan bel rumahnya sendiri.

Dan pagi ini Kim Namjoon kembali membangunkannya.

Dengan suaranya yang begitu berat, dengan hembusan napas hangat yang-

Oh astaga!

Jimin bisa benar-benar-benar gila!

Mengingat kembali mimpinya, pikiran lain tentang sunbaenya itu melintas sekelibat.

Jangan-jangan!

Astaga!

Hentikan segala macam pemikiran burukmu Jimin!

Tebak apa yang menyangkut di pikiran Jimin.

"KIM NAMJOON, orang itu, psycopath!"

Psycopath yang tengah mempersiapkan dirinya sebagai mangsa berikutnya.

•••

Mata Jimin membola kala mendapati presensi Kim Namjoon yang melambaikan tangan ke arahnya di lorong kampus.

Tubuhnya reflek memutar balik arah—secara reflek menjauhi pemuda itu pada hari itu.

"Kim Namjoon-gila-orang jahat-stalker-Psycopath."

Astaga!

Siapa pun!

Tolong sadarkan Jimin!

Bersambung....

Happy Hours ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang