Jimin menghela napasnya berat. Sekarang menjalani hari-hari setiap saatnya begitu berat. Sudah hampir 1 tahun namun dia tak sekali pun mendengar kabar tentang sang kakak.Setiap Senin sore, tepat pukul 4, dia akan selalu ke sana, ke pohon itu, menanti dan berharap besar meski semakin lama ia semakin lelah memenuhi hasratnya untuk bertemu sang kakak.
Maka kala kesibukkan melanda, dia melupakannya untuk sejenak.
•••
"Hahh, Hyeong, maaf aku melupakanmu beberapa waktu ini, mengurusi perusahaan tanpamu benar-benar melelahkn Hyeong," Jimin ingat terakhir ia mengunjungi pohon itu, 6 bulan yang lalu.
Jimin menghela napas berat, "Hyeong, kau di mana?" Dia mendongak menatap daun-daun pohon itu yang mulai menguning juga keting, "Aku ingin bertemu denganmu Hyeong," Jimin terisak, terdengar seperti sakit yang begitu mendalam.
•••
1 tahun jeda yang terlalu lama untuk memberitahukan kematian seseorang. Namun pasangan Kim itu memang punya alibi yang kuat, mereka tak mau Jimin—anak kesayangan mereka—terpuruk.Jimin menatap sendu tanah di hadapannya, dia menaruh bunga mawar ungu lavender di dekat batu nisan itu, "Aku datang Hyeong, Hari ini pun Senin pukul 4 sore,"
Jimin mengusap ukiran tulisan di atas batu nisan itu, "Maafkan aku baru datang sekarang Hyeong," Dia kembali terisak di sana.
Maka setelah hari itu, hampir setiap minggu pasti Jimin akan berkunjung ke sana, sesibuk-sibuknya dia akan ke sana setidaknya sebulan sekali, meski bukan lagi hari Senin, bukan lagi pukul 4 sore, tapi dia pasti akan mengembalikan ke sana. Paling parah ia pernah hanya satu kali dalam setahun untuk mengunjungi sang kakak.
Tapi, untuk pohon di taman tempat mereka biasa 'me Time' bersama di jam kosong kantor atau jam pulang kantor, Jimin masih ke sana setiap kali dirinya merasa lelah. Berbincang sendiri seolah sang kakak ada di sampingnya. Mengingat setiap momennya bersama sang kakak di masa lalu, orang yang sialnya pernah hampir ia cintai dengan sepenuh hati.
Jimin tak ingin melupakan semuanya, bahkan setiap detail kecilnya.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Hours ✔
FanfictionSaat-saat menyenangkan yang diciptakan seseorang, begitu Jimin benci namun sangat ia rindukan ketika semuanya menghilang bak ditelan bumi.