Memories_1-11

243 22 0
                                    

"Kau menangis dan mengerang kesakitan Hyeong," Kalimat Jimin terus terngiang dalam kepalanya.

Tuk! Tuk! Tuk!

Pintu kamarnya diketuk dari luar.

"Sarapan sudah siap Tuan Muda," Namjoon mengenali suara itu—kepala pelayan keluarga Kim.

"Sarapan?"

"Iya Paman," Namjoon bangkit dari ranjangnya, sedikit menghembuskan napas berat—dia batu sadar semalaman dia hanya memikirkan apa yang dikatakan Jimin semalam.

Malam itu Namjoon memang bermimpi aneh, sebuah potongan adegan-adegan yang acak.

Menghempaskan pikirannya tentang hak itu sejenak, dia segera bangkit dan bersiap-siap untuk memulai hari.

•••

Namjoon menjernihkan pikirannya di atap perusahaan seusai rapat 5 menit yang lalu, menikmati lukisan bergradasi indah di langit pukul 4 sore dengan secangkir caffe latte panas karena cuaca sedikit dingin, sempurna.

"Hyeong,"

Namjoon menengok ke kiri untuk menemukan Park Jimin yang melakukan hal yang sama dengannya, "Ada apa Ji?" Namjoon kembali menatap jauh ke depan.

"Cuacanya mulai dingin,"

"Iya, sepertinya tak lama lagi musim dingin tiba,"

"Cuaca malam itu pun seperti ini—di malam aku dengan bodohnya marah pada kedua orang tua ku dan tersesat di Ilsan,"

Namjoon menegakkan tubuhnya diikuti sang adik, Namjoon terlihat menuntut penjelasan namun Jimin terlihat menunduk, "Entah kenapa aku merasa kau perlu tahu ini," Jimin menggaruk tengkuknya.

"Tapi- malam itu, sepertinya aku telah melihat apa yang seharusnya tak kulihat," Dia melanjutkan kalimatnya, menatap balik sang kakak.

"Melihat apa?"

"Sebuah perkelahian kalau tak salah- ah- tidak- mungkin lebih tepatnya- pengeroyokan,"

"Lalu?"

"Rasa bersalah karena aku tak memanggil siapa pun padahal orang itu terlihat menatap memohon tolong padaku sembari memintaku pergi dari sana kembali lagi, setelah beberapa tahun rasa bersalah itu kembali lagi,"

"Kau tak perlu merasa bersalah Jim, itu sudah berlalu," Namjoon meraih punggung Jimin dan merangkulnya, menariknya kembali menghadap ke depan untuk kembali menikmati pemandangan indah sore ini.

"Tatapan itu, setelah kuingat-ingat, wajah itu- itu kau Hyeong,"

Namjoon mengerjap, tanpa sadar rangkulannya di pundak Jimin terlepas, "M-Maksudmu?"


Bersambung...

Happy Hours ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang