Tutor |4

61 7 3
                                    

Akhirnya jam pulang yang ditunggu-tunggu pun datang, dengan langkah beribu-ribu para siswa-siswi keluar dari kelas mereka.

"Oke besok jangan lupa traktir." Teriak Fanya kepada Adriel saat di depan kelas.

"Iya, iya ah, jangan diingetin gitu." ucap Adriel jika mengingat kekalahan nya dan harus mentraktir Fanya, uang jajanku! batin Adriel.

Fanya menjulurkan lidahnya. "Kalau kalah harus traktir kan, jadi ya terima konsekuensi nya." Fanya tersenyum manis yang membuat Jov ingin mencubit pipi cewek itu karena gemas.

"Aduh, Fanya udah." ucap Jov.

"Mau gue suruh Michell cubit lo?" Seketika Fanya langsung menggeleng membuat Jov dan Michell yang menyaksikan hal itu tertawa.

"Mau nongkrong dulu gak?" ajak Adriel.

"Kek punya duit aja bang." ejek Jov.

Cowok itu tersenyum sambil menepuk bahu Levan pelan, "Levan traktir."

"Wah, duit gue habis entar." tolak Levan.

"Ya udahlah nanti aja bahas duitnya kita ke tempat tongkrongan dulu." ucap Fanya, yang di anggukan oleh lain kecuali Michell.

"Ikut kita nongkrong nggak Chell?" Tanya Jov.

"Kek nya aku nggak ikut soalnya sibuk nih, maaf ya." tolak Michell yang membuat kedua cewek itu berdecak.

"Ck. Ya gapapa lah, kalau lo pulang hati-hati." ucap Fanya, Michell mengangguk.

"Eh si Rio mana?" Tanya Levan pada teman cowoknya itu.

"Entah menghilang pas bel pulang bunyi, kek hantu gitu aneh tuh orang." ucap Adriel menghembus nafas kasar.

"Gitu-gitu kawan lo kali." ucap Levan memukul bahu Adriel.

"Iya, iya udah ngomongnya? Mending kita ngobrol sambil jalan entar kelamaan disini nggak jadi nongkrong terus lapar perut gue cepetan." ucap Fanya tanpa jeda, ngerap ya.

"Itu ngomong apa ngerap sih, nggak ada jedanya?" Jov menatap bingung Fanya, sedangkan cewek itu tersenyum dengan jari yang berbentuk V.

Michell terkekeh.

Astaga gadis ini memang hanya bisa tersenyum, tertawa berbicara kalau ada yang mau di bicarakan, tidak lebih.

"Kalau gitu aku duluan ya." ucap Michell melambaikan tangan kepada mereka dan dibalas.

Michell berjalan di koridor lantai dua lalu turun ke lantai satu dan berjalan sampai keluar dari sekolah itu. Rencananya siang itu ia akan memulai mengajar Rio dan cowok itu menyuruhnya untuk menunggu di halte.

Gadis itu duduk di halte menunggu orang yang dicarinya datang. Tapi, sedetik kemudian sebuah mobil Fortuner berhenti tepat didepannya, ia mengerutkan dahinya. Seorang cowok turun dari mobil itu.

"Jadikan?" Tanyanya saat sudah ada dihadapan Michell. Cowok itu Rio ia turun dari mobil Fortuner itu, dan berhasil membuat Michell terkejut.

"Hah?"

Rio berdecak. "Ck, katanya mau ngajar gue."

"Oh, iya, iya." Michell terkekeh kecil lalu bangkit berdiri.

"Ck. Padahal gue lagi nggak mau." ucap Rio kembali berdecak.

"Ya hari ini aja dulu mulainya, entar lusa atau hari Jumat lagi." ucap Michell.

Cowok itu hanya mampu menghembus nafas dengan kasar sambil menatap jalan raya itu.

"Jadi dimana belajarnya?" Tanya gadis itu.

TrouvailleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang