Motor besar itu berhenti tepat di depan sebuah ruko dengan 2 bangunan, dan jika berhenti di depannya. Kita akan melihat hiasan antik yang di pajang.
"Ini tempat apa?" Michell menatap toko itu, Valuable. Toko yang menjual barang-barang antik dan Michell baru menemukan tempat seperti ini.
Rio menyisir rambutnya kebelakang setelah melepaskan helmnya. "Nggak mau dilepas tuh helm?" Michell tersadar dan buru-buru melepaskan helm yang masih melekat di kepalanya.
"Valuable?"
"Iya, tempat jual beli barang antik dan gue paling suka tempat ini." Rio berjalan kearah pintu masuk yang diikuti oleh Michell juga.
Suara bel yang terpasang di atas pintu itu bunyi, tanda orang datang mengunjungi tempat itu. Saat masuk Michell begitu terpukau dengan barang-barang yang di pajang dengan lampu kecil kuning yang menggantung di sepanjang tembok, membuat barang-barang antik menjadi lebih berkilau.
Semua barang tersusun rapi sesuai jenisnya. Kamera antik di sudut kiri, lukisan antik di tembok atas kanan kiri, guci antik di sebelah kanan dan bahkan sepeda antik pun berjejer rapi di tengah-tengah tempat itu. Benar-benar tempat yang mampu membuat mata tak bosan memandang.
"Selamat siang, Rio." Pak Cakra, pemilik dari toko antik Valuable ini. Katanya bangunan ini sudah berdiri sejak tahun 1973 dan tempatnya masih terawat sampai sekarang.
Rio tersenyum. "Sudah lama tidak datang kesini?" Cowok itu mengangguk. Michell hanya mendengar kedua orang itu berbicara, sambil sesekali memandang ke sekitarnya.
"Siapa nona ini?" Tanya pak Cakra dan Michell tersenyum.
"Saya Michell."
"Teman saya Pak," Pak Cakra mengangguk kepada Rio. "Silahkan kamu lihat barang-barang disini." Michell mengangguk dan ia mulai mengelilingi tempat itu.
Pak Cakra menoleh pada Rio, "kamu membutuhkan apa, Rio?" Cowok itu duduk di kursi tinggi berwarna silver tanpa sandaran. Menaruh tasnya di atas meja kayu memanjang itu, ia merogoh isi tasnya.
Rio menoleh sebentar gadis itu yang sedang melihat berbagai kamera antik di pojok kiri. Pak Cakra sudah ada di hadapan cowok itu dengan memperhatikan apa yang di pegang Rio.
Sebuah gantungan kunci dengan bentuk lingkaran. Didalam lingkaran itu, terdapat seorang ibu menggandeng seorang anak perempuannya. "Bisa bapak periksa apa ini perak asli atau nggak?" Pria tua itu mengangguk dan mengambil kaca pembesar untuk melihat lebih jelas benda itu.
"Gantungan ini punya siapa?" Rio menaruh jari telunjuk di bibirnya, menyuruh agar Pak Cakra tidak berbicara dengan nada besar. "Dia," pria itu mengangguk lalu menjauhkan kaca pembesar itu.
"Ini memang perak asli," ternyata dugaan cowok itu benar. "Bahannya asli dari Argentium Silver. Perak ini punya ketahanan noda api, daya tahan yang lebih baik, dan juga titik lebur yang lebih tinggi, yang diterjemahkan ke suhu anil yang lebih tinggi dan titik aliran." Rio mendengarkan sambil memperhatikan gantungan berbentuk unik itu.
"Sepertinya, ini dibuat asli oleh tangan pengrajinnya. Bahkan saya tadi sempat terkejut dengan benda ini," Pak Cakra melepaskan kacamatanya dan menaruh di atas meja. "Kenapa nggak dibalikin ke orangnya?" Cowok itu langsung memasukkan kembali ke dalam tasnya.
"Ada saatnya." Pria itu tersenyum lalu mengangguk. "Jangan terlalu lama simpannya, mungkin dia cari." Rio mengangguk lalu berdiri.
Michell pun datang tepat saat Rio berdiri. "Udah?" Tanya gadis itu.
"Iya. Lo sudah selesai lihat-lihat nya?" Michell mengangguk.
"Ya udah, kita balik?"
"Iya." Rio menoleh kearah pak Cakra dengan senyum. "Makasih Pak, kami permisi dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouvaille
Genç Kurgu[On going] --- Gantungan kunci itu sangat berharga, bahkan tidak bisa tergantikan oleh apa pun. Itulah yang terjadi dengan Michell, anak baru di sekolahnya dan sudah menjadi tutor untuk Rio yang sering disebut sebagai, mostwanted dan akan bersamanya...