Matahari mulai terbit di pagi hari, memancarkan cahayanya sampai masuk ke sela-sela gorden kamar seorang gadis yang sudah siap dengan pakaian SMA nya. Ia Michell, gadis itu tengah mengikat rambutnya di depan cermin dan ruangan kamarnya yang diterangi oleh sinar matahari. Sampai sebuah suara memangilnya.
"El. Ayo sarapan." panggil Omanya.
"Bentar Oma." balas Michell lalu bergegas keluar dari kamar tidak lupa membawa tasnya.
Michell dapat melihat seorang wanita tua yang sedang duduk santai di kursi meja makan dengan membaca sebuah buku.
Gadis itu tersenyum. "Pagi Oma." sapa Michell kepada seorang wanita tua yang masih terlihat cantik walaupun sudah keriput. Gadis itu duduk di hadapan wanita itu.
"Pagi Michell." Oma Sarah tersenyum kepada cucu kesayangannya itu.
"Ini non sarapannya." ucap bi Reti, pembantu dan perawat juga yang menjaga Oma Sarah sehari-hari.
Michell berterima kasih, bi Reti kembali ke dapur dan Michell langsung memakan nasi goreng itu.
Oma Sarah sangat sibuk membaca buku yang ada di tangannya itu. Walaupun umurnya yang sudah semakin tua tapi wanita itu setiap pagi selalu membaca buku dan tidak lupa dengan kacamata yang selalu bertengger di hidung mancungnya.
Michell, gadis itu terus menyuap nasi goreng itu ke mulutnya. Setelah menghabiskan sarapan paginya, gadis memasang kaos kaki sambil melirik Oma Sarah yang terus sibuk membaca.
Ting.. tong..
Bi Reti berjalan dari dapur untuk membuka pintu rumah itu tapi di cegat oleh Michell.
"Biar aku aja Bi," bi Reti mengangguk lalu Michell berjalan ke depan rumahnya membukakan pintu.
Apa ia sedang bermimpi atau apa ini kenyataan? Seorang cowok tampan dengan jaket bomber nya sedang menginjakkan kaki di hadapan gadis itu.
"Pagi." sapa Rio tapi terkesan cuek. Iya, itu Rio, dengan nama panjang Vilerio Augustan cowok tampan yang sedang berhadapan dengan Michell di depan rumah gadis itu.
"Lho-lho. Kok ada disini?" Tanya Michell masih terkejut.
Rio memasukan satu tangannya ke saku celana, sambil mengalihkan pandangan ke rumah sebelah kirinya.
"Gue mau jemput lo." Jawab Rio kembali menoleh pada Michell.
Gadis itu mengerutkan dahinya, bingung. "Tau darimana rumah ku?"
Rio menghela nafas. "Tinggal cari di buku biodata siswa kan gampang." Cowok itu menjawab dengan santai.
"Tapi-"
"Siapa Chell?" Seorang wanita datang dari belakang gadis itu, Oma Sarah membuka pintu lebar dan tersenyum kepada Rio.
"Pagi Oma." sapaan Rio kali ini berbeda, ia tersenyum kepada wanita tua itu dan berjabat tangan.
"Pagi juga, siapa ini Chell?" Oma Sarah ikut tersenyum melihat cowok itu.
"Saya Rio Oma, temannya Michell satu sekolah, mau izin jemput dia supaya sama-sama ke sekolah." Michell membulatkan matanya menatap Rio.
"Oh gitu, sudah sarapan?"
"Sudah Oma, oh ya bentar lagi pagar mau di tutup saya bawa Michell nya ya?"
"Kalau gitu hati-hati ya kalian." Rio mengangguk lalu pamit ke wanita itu.
Michell keluar dari rumahnya dengan tas berwarna biru hitamnya, dan pamit kepada Omanya.
"Michell pergi dulu ya Oma."
Oma Sarah mengusap kepala Michell sambil tersenyum.
"Hati-hati dijalan ya." Michell mengangguk dan langsung berlari kearah motor besar milik Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouvaille
Teen Fiction[On going] --- Gantungan kunci itu sangat berharga, bahkan tidak bisa tergantikan oleh apa pun. Itulah yang terjadi dengan Michell, anak baru di sekolahnya dan sudah menjadi tutor untuk Rio yang sering disebut sebagai, mostwanted dan akan bersamanya...