3

33 4 0
                                    

"pagi men-temen." Sapa Zay saat memasuki kelasnya sambil tersenyum, tetapi sedetik kemudian senyumnya hilang.

"Lah, percuma gue teriak kalo gak ada umat di kelas. Tumben juga jam segini belom pada dateng, biasa nya juga Zico jam setengah 7 udah dateng." Gumamnya sendiri. Zay pun langsung mengarahkan pandangannya ke tembok yang ada Jam dindingnya.

"Kan tadi berangkat setengah 7, masa sampai kelas jam enam seperempat? Ini belom kiamat kan ya? Masa jam jalannya mundur?" Monolognya.

Setelah itu Zay langsung duduk di kursi dan mengingat-ingat sesuatu.

"Kemarin setelah belajar pegang hape, buka Instagram sama Wa, terus langsung tidur. Sebelum tidur pasang alarm jam 4 karena gak ada yang bangunin, terus jam 4 bangun gak cek hp. Liatnya jam dikamar." Ingat nya.

Lima menit kemudian setelah berfikir.

"Lah elo Zay, bodoh dipelihara, oon dicangkok, lupa di stek batang. Kan jam dikamar dilebihi 30 menit. Makannya jam segini udah dateng. Kan kemaren nyurunh Mang odi buat ngelebihin jam. Gimana sih Zay. Oon Lo." Ucapnya pada diri sendiri dengan geregetan sambil menepuk keningnya beberapakali.

Setelah 15 menit berdiam diri dikelas, entah kenapa Zay memikirkan sesuatu, ia mengambil kain putih yang ada di almari kelasnya dan bola yang sering digunakan teman-temannya dikelas. Ia juga mengambil rafia berwarna hitam dan dijadikan potongan panjang dan tipis, setelah terkumpul semua, Zay langsung menggabungkan hasil karyanya yang menyerupai kepala Mbak Kunti. Ia lalu menggantungkan hasil karyanya di depan pintu kelas, lampu dimatikan dan pintu ia tutup. Ia sangat sabar dan juga bersiap menahan tawa jika ada yang tiba-tiba datang.

"Hua! Mama ada Kunti ma!" Jerit Zico dengan histeris, Zay yang mendengar jeritan Zico hanya tertawa ngakak. Sadar ditertawakan dan hal tersebut merupakan kejahilan Zay, Zico langsung masuk dengan jengkel menarik hidung Zay.

"Anjir Lo pagi-pagi udah bikin jantungan. Untung masih bisa nafas, kalo ga gimana?"

"Oh oke maap. Becanda tadi, kalo elo ga napas yaa mungkin kita sekelas pulang pagi. Gak papa lah Lo bikin teman sekelas seneng. Gue kehilangan uang sepuluh ribu juga gak papa lah, yang penting pulang pagi." Kata Zay dengan tertawa."Canda Co, sensitive amat."

"Eh buruan tuh pintu ditutup!, biar ada korban lagi selain gue." Suruh Zico pada Zay yang tengah berdiri di dekat jendela mengintip siapa saja yang akan masuk kelas.

"Sip. Eh puter musik suara Mbak Kunti. Itu Ran udah di depan kelas sebelah."

"3 2 1"

"Wuaaaaa mamiiii ada Kunti miii." Teriak Randy sambil berlari meninggalkan kelas sementara Zico dan Zay malah asik tertawa bersama.

"Udah lah, kasian mereka." Ucap Zay sambil mengusap air mata yang keluar melalui sudut matanya akibat tertawa.

"Bentar satu lagi. Gue janji setelah ini gak lagi, seru sih."

"Oke."

" Zico! Itu copot gih itunya! Tanya dateng sama Pak Juned itu bisa berabe kalo ketahuan kita ngerjain." Suruh Zay pada Zico yang masih mengintip dari jendela kelas. Ia melihat Ran berjalan di koridor bersama pak Juned.

"Elo ke tempat duduk Lo! Pintunya gue buka, terus kita pura- pura bahas Pr." Kata Zay menginstruksi.

"Elo mah hebat Zay kalo masalah ginian. Bikin orang takut." Kekeh Zico.

"Oh ya dong, Zay gitu."

"Ini pak tadi disini pak." Tunjuk Tangan pada pintu kelas.

"Mana gak ada apa-apa juga, kamu tidak masih pagi jangan ngantuk Napa. Orang gak ada apa-apa juga." Kata Pak Juned.

I'm ok (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang