"Zay kenapa elo disini? Gak sekolah?" Tanya Ray yang melihat Zay sedang berada di warung dekat sekolahnya.
"Elo ngapain juga disini?"
"Gue tadi liat Eki jadi gue samperin deh. Eh itu bawa apaan Lo banyak banget?" Tanya Ray yang melihat di tangan Zay ada plastik kresek hitam.
"Oh ini ada jajanan mau Lo?" Tawar Zay.
"Mau lah."
"Oh yaudah gue mau ke kelas."
"Elo gak niat ngasih ke gue gitu?" Tanyanya penasaran.
"Enggak tuh, tadi itu gue cuma nawarin. Gak niat ngasih." Pungkasnya.
"Mau gue jual. Gak punya uang gue krisis moneter."
'' Yakali elo krisis." Cibir Ray.
"Ayok ke kelas keburu Bu Siti masuk ini, bisa berabe." Zay menarik pergelangan tangan Ray. Entah mengapa Ray merasakan sesuatu yang berbeda pada dirinya.
"Pagi men temen." Sapa Zay.
"Gila si Zay, jam sepuluh baru masuk. Untung tadi jamkos jadi gak dapet hukuman kan Lo." Kata Zico
"Apaan tuh Zay yang Lo bawa?" Tanya Juno sambil melihat usia Kresek yang dibawa Zay.
"Mau?"
Temannya langsung mengangguk.
"Oh yaudah kalo mau. Tapi gue cuma tanya gak ada niatan ngasih kalian. Ini gue jual." Kata Zay.
"Kalo kalian gak beli jangan harap kalian dapat nyontek pas ulangan." Ancam Zay pada teman sekelasnya.
"Elo jualan kok maksa sih!" Sambung Ran.
"Kalo gak mau beli yaudah."
"Oke kita beli, ya nggak teman?" Ucap Zico pada temen sekelasnya.
"Harganya berapaan?" Tanya Rani si tukang nyinyir di kelas.
"Satu tiga ribu, beli tiga sembilan ribu." Jawab Zay.
"Sama aja bego." Toyor Zico dikepala Zay.
"Emang.''
"Yaudah lah, mumpung gue baik hati beli 2 gratis satu lah." Kata Zay sambil meminum es teh Ray.
"Nih gue dua, jadi gue dapet tiga ya?" Kata Rini sambil memberikan uang pada Zay.
"Oke sip lah."
"Zay, sebagai teman baik Lo gue beli empat deh. Jadi gue dapet enam ya, " Ucap Zico sambil mengambil makanan yang dijual Zay.
"Enak aja kalo beli empat ya dapet empat lah, Yakali gue ngasih enam. Bangkrut gue." Cibir Zay.
"Lah kan beli dua geratis satu, jadi kalo gue beli empat ya dapet enam lah, kok elo bego sih." Dumel Zico merasa gemas. Ray yang dari tadi makan jajanan yang dijual Zay tanpa membayar hanya diam memandangi.
"Elo tu yang bego. Peraturannya beli 2 gratis satu. Berarti yang dapat gratisan yang beli dua bukan beli empat.
Kalo beli empat gratis 2 rugi gue. Langsung gulung tikar." Jawab Zay."Tapikan__" kata Zico terpotong dengan ucapan Juno. "Udah tau Zay licinya kek belut, masih aja diajak debat. kalah kan Lo."
"Yaudah gak jadi beli gue." Zico marah dan mengembalikan makanannya ke tempat semula.
"Yah ngambek dia kek bocil. Serah Lo orang duitnya udah ada di gue juga." Jawab Zay cuek.
"Balikin kalo gitu," minta Zico.
"Ya gak bisa lah! Salah sendiri elo ngembaliin makanannya."
"Eh elo dapet ini dari mana? Gak mungkin kan elo buat." Tanya Ran.
"Ya kali gue buat. Tadi pas mau berangkat liat ibu-ibu jualan ini, terus gue borong semua. Tapi dipikir-pikir gue gak bisa ngabisin semua yaudah lah gue jual aja ke kalian. Daripada gue kasih percuma ke kalian, walaupun itung-itung sedekah tapi kan gue tadi udah bantu itu ibu buat ngeborong dagangannya, jadi karena uang gue menipis untuk beli itu ya gue jual lagi. lumayan kan dapet untung. Tapi gue iklas kok beli dari di ibu tadi." Terang Zay.
"Dasar Lo kutil. Itungan amat sama temen."
"Ohh tentu. Hidup itu harus penuh perhitungan. Elo kalo datang ke cafe gue aja gue gratisan separo." Kata Zay mengungkitnya.
"Ungkit terosss." Decak Zay
"Oh tentu."
"Emang untung Lo berapa? Tanya temannya."
"Tadi gue beli itu seplastik lima puluh, terus gue jual dapet tuju lima. Jadi dua lima untungnya." Jawab Zay.
"Jiwa wirausaha nih." Tunjuk Ray pada Zay.
"Oh tentu. Zay gitu loh."
"Eh guys, badan gue gatel ini." Keluh Ray pada temannya.
"Gak mandi Lo ya?'' Ejek Zico.
"Habis berkebun Lo?" Tanya Juno.
"Eh setan. Gue udah mandi kali, lagi pula gue kagak punya kebon masa mau ke kebon." Jawab Ray sebal.
"Lha terus kenapa?" Tanya Zay.
"Kalo ngomong sama Ray aja lembutnya minta digorok. Kalo sama gue ngegas kek mau balapan." Sindir Zico.
"Bacot Lo."
"Zay, itu makanannya ada bawang merahnya ya?" Tanya Ray.
"Si goblok. Yang namanya Risol ya bumbunya pake bawang merah lah." Serobot Zico.
"Gue alergi."
"Kok bisa elo makan sih?" Tanya Zay. "Padahal kan elo tadi gak bayar." Kata Zay pada Ray.
"Kualat Lo. Sukurin." Ejek Zico dan Juan.
"Ya gak tau. Mama gue kalo masak langsung gue makan gue juga gak papa." Ray menatap Zico malas sembari menggaruk kulitnya.
"Elo kira semua masakan sama kaya yang dimasak emak Lo? Emang emak Lo yang jual ni risol? Ganteng kok otaknya gak nyampek." Cibir Zico.
"Emang gue ganteng." Ray langsung mengangkat wajahnya.
"Udah lah gak usah ribut. Sana Lo ke UKS." Suruh Ran pada Ray.
"Oke bay."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm ok (Hiatus)
Novela JuvenilZelyn Tsania Antares Gadis manis nan ceria berumur 16 tahun, mengenyam pendidikan disalah satu SMA favorit tepatnya ia kelas XII. Baik hati, ceria, cerewet, dan menjadi idola disekolah. pintar dan juga berprestasi. tapi dibalik itu semua ia menyimpa...