8

26 4 0
                                    


"Eh Zay udah pulang, kenalin ini anak sahabat mama." Sang mama memperkenalkan anak gadis yang kira-kira memiliki umur yang sama dengan Zay. Bahkan, sikap yang diperlihatkan mamanya kepada anak sahabatnya lebih ramah daripada kepadanya.

"Hay Aku Sarah, salam kenal." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya kepada ku.

"Zay." Jawab Zay singkat lalu pergi meninggalkan mereka.

Saat sampai kamar Zay mendengar tawa mereka yang menggema, mereka banyak bicara bahkan mama Zay menanyakan keadaan Sarah saat masih di Singapura, Sekolah, teman, bahkan makanan kesukaan Sarah. Zay merasa kecewa kepada mamanya , dia yang anaknya sekalipun belum pernah ditanya tentang makanan kesukaan bahkan teman sekolahnya, yang mamanya tahu Zay hanyalah gadis SMA yang mandiri, yang sudah puas dengan uang, dan kehidupan mewah.

"Kamu udah kelas 12 kan, kamu sekolah aja di sini, nanti Tante daftarkan biar bisa satu sekolah sama anak Tante," bujuk mama Zay pada Sarah.

"Kalo aku terserah sama Tante aja." Jawab Sarah disertai senyum dibibir nya.

"Oke besok Tante ke sekolah kamu, nanti kita pergi belanja keperluan sekolah kamu ya, sama perlengkapan kamu disini, nanti kamarnya kamu sebelahan sama kamar Zay, kamu hias apapun juga boleh." Ucap mama Zay pada Sarah sambil menggenggam tangan Sarah dengan hangat. Zay yang melihat kejadian dari atas pun menitihkan air matanya, kapan mamanya akan berbicara panjang padanya, bahkan mamanya akan bicara jika nilainya menurun dan pamit jika pergi kerja beberapa Minggu tidak pulang, selebihnya tidak. Tapi Zay sudah bersyukur mama papanya mau berbicara kepadanya, tidak seperti dulu.

"Tante, aku boleh minta sesuatu tidak? Tapi kalau tidak boleh juga gak papa, takutnya ntar gak nyaman." Ucap Sarah dengan serius.

"Apa sayang, Tante usahain bisa kalo untuk kamu." Balas Mama Zay lembut.

'' Tante kan aku tadi liat kamar yang pintunya warna hitam, aku boleh dikamar itu gak Tan?" Minta Sarah pada Mama Zay.

Zay yang mendengar pun langsung marah, apaan semua tidak ada yang perhatian dengan dia dan Sarah mau merebut kamarnya juga.

"Oh kamu mau dikamar itu, nanti Tante bilang sama Zay biar pindah ke kamar sebelah, nanti biar barang kamu dipindahin ke kamar Zay dan barang Zay dipindah ke kamar sebelah." Pungkas mama Zay.

Zay langsung marah dan kecewa dengan mamanya, ia tak kuat dengan semuanya.

"Mah mau pamit kerumah Ran." Ucap Zay sambil berlalu meninggalkan Sarah dan mamanya yang masih berbincang dengan hangat. Zay tidak kuat melihat keduanya dan ia memutuskan untuk pergi ke rumah Ran.

"Hm. Mama mau belanja sama Sarah, kamu gak ikut?" Tanya mamanya. Tumben.

"Mama mau belanja sama Sarah, kalo sama Zay aja alasannya banyak banget ya ma, sibuklah, repot, ngabisin uang. Kalo sama anak orang lain aja baiknya minta ampun" ucap Zay menyindir.

"Jaga bicara kamu, kalo gak mau yaudah." Jawab mama Zay dengan malas.

"Kamu gak boleh gitu sama mama kamu, masih syukur punya mama," peringat Sarah lembut. Zay yang mendengar hanya memasang senyum sinis.

"Dengerin tuh kata Sarah," ucap mamanya yang membela Sarah, hal itu membuat Zay tambah muak.

Zay yang tak bisa mengontrol emosinya langsung meninggalkan rumah, sampai didepan pintu Zay berpapasan dengan papanya.

"Mau kemana?" Tanya papa Zay.

"Rumah Ran." Jawabnya singkat.

"Oh gak ikut papa? Mau belanja sama jalan bareng tadi di telepon mamah katanya mau ngajak Sarah juga." Kata papa Zay.

I'm ok (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang