Nari terus memikirkan tentang atasannya yang ingin berbicara padanya. Ia ingin mengatakan tidak, tapi melihat atasannya itu terlihat ingin mengatakan sesuatu yang penting. Makannya ia mengiyakan permintaan sang atasan.
"Nari-ssi..." mendengar suara itu membuat Nari sedikit terkejut, lalu mendongak.
"Melamun lagi?"
"Eung... Maaf..."
"Maaf juga membuatmu menunggu."
"Iya, tak apa... Sajang-nim."
Seokjin mengulas senyum, setelah itu ia duduk berhadapan dengan Nari.
"Song Nari, sebelumnya aku minta maaf karena sudah menyita waktumu. Semua itu karena aku ingin mengatakan sesuatu padamu..."
Seokjin menggaruk tengkuknya karena merasa sedikit gugup. Melihat itu membuat kening nari berkerut halus.
"Eum... Aku... Sudah cukup lama aku memperhatikanmu berberapa saat sejak kau menjadi karyawan dikantor."
Lalu setelahnya Seokjin mengeluarkan sebuah kotak yang berisikan cincin, membuat Nari terperangah.
"Aku... Tak ingin berbasa-basi, maafkan aku. Aku tahu kau pasti sangat terkejut dengan ini, karena terlalu mendadak. Tapi, Song Nari... Aku menyukaimu, menyukai segala hal tentang dirimu. Maukah kau menerima cincin ini, dan menjadi pasanganku?"
"Sa-Sajang-nim..." Nari benar-benar terkejut dengan semua yang atasannya itu katakan.
Seokjin kembali tersenyum saat melihat raut wajah terkejut Nari.
"Aku akan menunggu jika kau membutuhkan waktu."
***
Jimin menghela nafas panjang. Ini sudah lebih dari seminggu sejak Nari mengatakan tidak ingin bertemu dengannya, jika ia tidak ingin menceritakan seluruh masalahnya.
Ini benar-benar membuatnya menjadi begitu frustasi. Selama lebih dari seminggu itu pula ia berusaha meyakinkan diri untuk mengatakan semuanya pada gadis itu. Dan hari ini pada akhirnya ia akan mengatakan segalanya. Ia juga telah mempersiapkan diri jika saja nanti Nari akan pergi dan tak akan menerimanya, menerima segala kekurangannya, dan juga masa lalunya.
Jimin sudah siap untuk semua itu. Haha... Yah, ia sadar diri. Jika dirinya terlalu menyulitkan orang lain. Ia sudah tak memiliki banyak harapan agar Nari bisa menerimanya. Yang Jimin pikirkan hanya menjelaskan, dan pasrah dengan keputusan gadis itu nantinya.
Semuanya berjalan lancar, hingga semuanya menjadi hancur saat ia masuk kedalam cafe tempat biasanya ia menunggu Nari. Jimin melihat seorang pria memegang sebuah kotak cicin di hadapan Nari. Di meja, dimana ia selalu menunggu Nari disana.
Jimin melihat keduanya dari jarak yang tidak terlalu jauh, ia melihat Nari sedang berbicara sambil tersenyum. Jimin tidak bisa mendengar apa yang tengah Nari bicarakan. Ia juga tidak bisa melihat pria yang ada di hadapan Nari, karena pria itu memunggunginya.
Hingga ia melihat wajah terkejut Nari, karena melihat dirinya ada di sana. Ia mendengar Nari yang memanggilnya dengan sebutan Oppa dari bibir gadis itu. Jimin melihat Nari berdiri, begitu juga dengan pria di hadapan gadis itu.
Dan lengkap sudah semua rasa kecewanya saat melihat pria itu berbalik, yang ternyata adalah seseorang yang ia benci.
"Jimin?!"
Dengan semua perasaan hancurnya Jimin segera pergi dari sana, tanpa memperdulikan pekikan kedua orang itu yang terus memanggilnya. Dengan bergegas ia langsung menaiki mobil dan pergi meninggalkan tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident II✔
FanfictionComplete Park Jimin tidak pernah menyangka jika dirinya akan mengalami hal yang menurutnya konyol. Terpanah oleh gadis yang tidak sengaja ia tabrak di acara pernikahan Jeon Jungkook, membuat jus yang gadis itu pegang tumpah dan mengotori gaun yang g...