Chapter 07

3.2K 445 15
                                    

Song Soori tersenyum lebar saat menyambut kedatangan Jimin kerumah kecilnya. Tapi sejujurnya ia sedikit terkejut karena pria bermarga Park itu datang lebih cepat.

"Ayo masuklah, Nak..." ucap Nyonya Song ramah.

"Eum...kau tahu? Aku sedikit terkejut saat kau datang lebih cepat, Nari Juga belum pulang dari kantor." Lanjut Nyonya Song.

"Ah, iya. Maaf membuat Bibi jadi terkejut. Sebelum kemari aku sempat menelpon Nari. Niatku ingin menjemputnya, tapi Nari bilang ia akan sedikit pulang terlambat. Ia sedikit panik karena tidak bisa mengantar anda pergi berbelanja, jadi aku menawarkan diri untuk mengantar Bibi. Makannya aku datang lebih cepat," jelas Jimin.

"Anak itu...maaf jadi merepotkanmu."

"Ah, tidak Bibi! Tidak apa, aku yang menginginkannya. Tidak perlu sungkan!" ucap Jimin sambil tersenyum manis.

"Terima kasih banyak. Baiklah kalau begitu aku akan bersiap dulu."

"Iya Bibi, tentu."

Beberapa saat setelah Nyonya Song masuk kedalam kamar, ponsel Jimin berbunyi karena ada panggilan masuk dari putri bungsu Nyonya Song. Dengan segera ia menerima panggilan telfon itu.

"Yeoboseyo."

"Yeoboseyo Oppa."

"Iya? Kenapa?"

"Oppa sudah dirumah?"

"Eum, aku sedang menunggu Ibu bersiap. Ada apa?"

"Maaf merepotkanmu, aku akan usahakan pulang lebih capat..."

"Kerjakan saja pekerjaanmu dengan benar, jangan terburu-buru. Bagaimana jika ada yang salah? Bosmu bisa marah Nona Song." Di sebrang sana Song Nari mengulas senyum mendengar kalimat yang Jimin ucapkan.

"Oppa tenang saja, sudah kubilang jika bosku itu baik." Jimin terdiam selama beberapa saat, lalu setelahnya ia menghela napas pelan. Sebisa mungkin ia mencoba untuk tersenyum.

"Sebaik apapun bosmu, ia pasti bisa marah jika tahu karyawannya bekerja dengan sembarangan. Jadi kerjakan saja pekerjaanmu dengan baik, jangan pikirkan Ibumu. Aku yang akan mengantarnya, jadi jangan khawatir. Mengerti?"

Tanpa Jimin sadari, sejak beberapa saat yang lalu Nyonya Song tengah memperhatikannya. Bibir wanita paruh baya itu mengulas senyum saat mendengar Jimin yang menasehati putrinya. Dirinya banyak merapalkan kata syukur kepada Tuhan karena membiarkan kedua putrinya dicintai oleh pria yang begitu luar biasa.

Hingga ia sadar jika Jimin telah selesai dengan urusannya. Lantas ia langsung tersenyum pada pria bermarga Park itu.

"Kita berangkat?"

***

Kening Jimin berkerut saat melihat Nyonya Song hanya diam setelah turun dari mobil.

"Bibi ada apa? Kenapa diam?" tanyanya.

"Nak, sepertinya kita salah tujuan."

"Sa-salah tujuan? Bukankah kita akan berbelanja bahan makanan? Aku biasa mengantar Ibuku kemari." Nyonya Song tersenyum.

"Aku tidak punya uang sebanyak itu. Disana pasti harganya lebih mahal, aku biasa berbelanja di pasar tradisional. Di sana lebih murah." Mendengar itu Jimin ikut tersenyum.

"Tidak apa bibi, ayo."

"Tapi... Baiklah, ayo." Setelah itu mereka masuk ke dalam, dengan segera Jimin mengambil troli untuk menyimpan barang belanjaan mereka.

Setelah mereka berkeliling mencari bahan makanan, Song Soori sejujurnya merasa sangat terbantu oleh Jimin. Pria membantunya memilih mana bahan yang Bagus dan yang tidak.

Accident II✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang