Mereka meringis pelan saat melihat Jimin terlihat seolah tidak terjadi apapun dihadapan mereka setelah mendapatkan pesan terror itu pagi tadi.
Pria bermarga Park itu masih bisa tertawa bercanda bersama para buntalan menggemaskan mereka. Baiklah, mereka benar-benar mengakuinya sekarang. Jika Jimin benar-benar sangat cocok menjadi aktor. Pria itu sangat baik dalam berpura-pura. Mereka pasti percaya jika saja mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Terlihat sangat tenang, dan baik-baik saja untuk ukuran orang yang baru saja menerima pesan terror yang mengancam nyawanya. Menyuruhnya bersiap untuk menghadapi hal yang bisa membuatnya kehilangan nyawa.
Tanpa seolah tanpa beban Jimin sedang bermain bersama putra Jungkook, mereka sedang membangun sebuah istana pasir. Yah, mereka sedang dipantai karena anak-anak yang menginginkannya.
"Jihyun Oppa! Aku menemukan Bintang laut!" pekik Somi membuat yang lain menoleh kearahnya.
Jimin terkekeh pelan melihat itu. Wah, seperti adiknya itu punya fans. Gadis kecil yang sedikit tomboy, Jeon Somi.
Ia menghentikan kekehannya saat merasa ponselnya berdenting. Melihat pesan singkat yang terdiri dari sebuah kalimat yang membuat perasaannya jadi merasa was-was. Namun, sebisa mungkin ia berusaha terlihat seneng mungkin.
'Jadi, ia ada disini? Disekitarku?'
Ia mengabaikan hal itu, dan langsung kembali memasukan ponselnya pada saku celananya. Lalu kembali membantu Minjun membangun istana pasir. Ia bersyukur karena yang lain sedang tidak ada bersamanya dan Minjun. Ia takut ada yang ikut membaca pesannya.
"Hyeong." Jimin terkejut bukan main saat sebuah tangan berada dibahunya. Ia tanpa sadar sampai sedikit merusak istana pasir yang ia, dan Minjun buat karena saking terkejutnya.
"Hyeong kau baik-baik saja? Kenapa terkejut seperti itu?" tanya Jungkook.
Tanpa sadar Jimin menghela nafas saat tahu itu Jungkook.
"Paman baik-baik saja?" tanya Minjun pada Jimin. Bocah genius itu juga ikut merasa khawatir.
"Ah, iya. Paman baik-baik saja, hanya terkejut."
Sial sekali pikir Jimin. Sudah susah payah berusaha terlihat baik, dan tenang. Tapi, memang tubuhnya tidak bisa berbohong. Karena merasa terancam, dirinya dengan refleks melakukan hal seperti tadi. Sebisa mungkin ia mencoba kembali terlihat tenang.
Sayang sekali, itu semua tidak luput dari pengawasan Min Yoongi yang tengah terduduk di atas tikar. Tangannya menggenggam erat ponsel miliknya. Firasatnya benar. Orang itu ada di sini. Akan bahaya jika saja mereka tidak disini.
"Perketat pengawasan kalian, orang itu di sekitar sini. Beri tahu juga pada orang yang dikirim Jungkook, dan Kim Seokjin. Tapi ingat, harus sangat natural. Jangan sampai kalian terlihat mencolok, apa lagi terlihat mencurigakan. Jangan sampai orang itu merasa curiga disini sedang dijaga," ucap Yoongi pelan pada salah satu anak buahnya melalui telpon.
Ia sudah memperhatikan sekitarnya, terasa aman makannya ia menelpon bawahannya.
"Ini gawat..." ucap Yoongi, firasatnya sedikit buruk. Semoga saja semuanya tidak benar.
***
Malam ini Jimin benar-benar tidak bisa terlelap. Ia pergi keluar untuk menenangkan pikirannya. Sunyi, karena memang semuanya sudah terlelap. Mereka kelelahan setelah pulang dari pantai, dan sedikit pesta barbeque.
Ia menghela nafas panjang, lalu mendongak menatap hamparan langit kelam diatasnya. Bibirnya mengulas senyum saat melihat cukup banyak Bintang digelapnya langit malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident II✔
FanfictionComplete Park Jimin tidak pernah menyangka jika dirinya akan mengalami hal yang menurutnya konyol. Terpanah oleh gadis yang tidak sengaja ia tabrak di acara pernikahan Jeon Jungkook, membuat jus yang gadis itu pegang tumpah dan mengotori gaun yang g...