Chapter 06

3.3K 464 6
                                    

Jimin mengerjapkan matanya, ia merasa perutnya benar-benar tidak nyaman. Ia melihat sekelilingnya. Ia ada di sebuah kamar.

Yah, tadi pagi sekali saat Daehoo dan istrinya telah bangun. Pria itu segera memindahkan Jimin kedalam kamarnya, dan ia pergi membantu sang istri di dapur setelahnya. Meninggalkan Jimin sendiri di kamarnya.

Jimin melirik jam yang terpasang apik di atas dinding. Ia menghela napas karena sudah tidur terlalu lama. Jam itu sudah menunjukkan pada pukul sepuluh. Ia memijat pelipisnya, kepalanya terasa pening.

Hingga ia langsung terbangun saat perutnya terasa sangat mual, dengan tergesa ia keluar dari kamar dan berlari menuju kamar mandi.

Melihat Jimin keluar kamar dengan tergesa menuju kamar mandi, Daehoo mengikuti pria itu. Ia melihat Jimin tengah memuntahkan apa yang semalam pria itu konsumsi.

Daehoo kembali pergi untuk mengambil sebuah bathrobe dan melemparkannya pada Jimin.

"Mandilah Hyeong," setelah itu ia kembali meninggalkan Jimin yang masih di kamar mandi.

Jimin menghela napas saat mendapati wajah kesal pria bermarga Kwon itu. Apa semalam ia melakukan sesuatu lagi? Ia benar-benar tidak terlalu ingat tentang semalam. Ia akan berusaha keras untuk mengingatnya nanti.

Setelah selesai mandi Jimin langsung keluar menghampiri sepasang suami istri itu yang sedang duduk di sofa.

"Sudah lebih baik Hyeong?" tanya Daehoo.

"Eum, terima kasih..." ucap Jimin pelan.

"Mobilmu masih di sana."

"Eo? Ah, iya... Aku akan mengambilnya sendiri setelah ini."

"Hyeong, aku tidak akan memaksamu untuk bercerita apa masalahmu kali ini. Tapi Hyeong kumohon jangan ulangi ini lagi! Kau membuatku nyaris mati terkena serangan jantung semalam!"

"Maaf..." ucap Jimin pelan, ia tidak bisa mengabulkan permintaan Daehoo. Ia tidak bisa berjanji untuk itu.

"Aku tidak butuh maafmu Hyeong. Kau ingat yang kau lakukan semalam?" Jimin menggeleng pelan.

"Tidak. Apa... Aku berusaha meyakiti diriku lagi?"

"Ck! Kau bahkan hampir mati tertabrak mobil jika saja pemilik mobil itu tidak cekatan menginjak rem! Yah Tuhan, aku tidak bisa membayangkan jika kau disana sendirian!"

Mendengar suara frustasi pria itu membuat Jimin semakin menunduk, ia merasa sangat bersalah.

Terjadi lagi, kelakuan gilanya kembali muncul jika sedang tidak sadar karena mabuk. Akal sehatnya terampas oleh ketidak warasannya saat mabuk. Melihat Jimin menunduk merasa bersalah membuat Kwon Daehoo menghela napas.

"Pulanglah Hyeong, beristirahatlah..." ucap Daehoo final.

Meski ia takut pada Jimin saat di bakery. Namun saat diluar pekerjaan Daehoo akan tanpa segan memarahi pria itu jika salah. Jimin diam sesaat, lalu setelahnya ia berdiri.

"Terima kasih, maaf merepotkanmu. Tapi aku janji ini yang terakhir. Aku takkan menganggu waktu senggangmu lagi, maaf..."

Kening Daehoo berkerut saat mendengar kalimat pria itu. Namun saat ia akan membalas perkataan Jimin, pria bermaga Park itu langsung berbalik dan pergi.

Melihat itu Daehoo hanya bisa menghela napas pelan. Sang istri yang melihat itu berusaha menenangkan sang suami dengan cara mengusap lembut lengan suaminya.

"Jika saja ia tidak pingsan semalam, mungkin semuanya akan semakin kacau..." lirih Daehoo mengingat peristiwa semalam.

"Ada apa? Terjadi sesuatu yang lain semalam?"

Accident II✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang