Jimin terus menengguk anggur yang ada di botol hingga kosong. Lalu ia melempar botol itu hingga hancur karena membentur dinding, dan berserakan seperti botol-botol yang sebelumnya.
Jimin tertawa miris, menertawakan kisah hidupnya yang begitu berantakan. Jimin sudah cukup mabuk membuat ia sulit mengontrol dirinya sendiri. Air matanya sudah tak terbendung lagi, dan mengalir ke pipinya sejak tadi.
Ia kembali membuka botol anggur yang baru, dan kembali meneguknya hingga hampir setengah. Alam bawah sadarnya telah menguasai sebagian besar dirinya. Tangannya mengeluarkan ponsel dan menyambungkan panggilan kepada seseorang. Ia menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.
Kim Taehyung, kening pria itu berkerut saat melihat nama Jimin yang tertera pada ponsel miliknya.
"Siapa Hyeong?" tanya Jungkook.
Jungkook? Yah, pria itu sedang berada di kediaman keluarga Kim bersama Minjun dan Hyeran. Mereka bertiga sedang berkunjung kesana.
"Jimin."
"Jimin Hyeong?"
"Eum, tunggu sebentar aku jawab dulu."
"Halo Jim ada apa?"
"Taehyung-a..."
"Ji kau baik-baik saja?" tanya Taehyung saat mendengar suara Jimin yang serak dan pelan.
"Kim Taehyung apa menurutmu aku tidak pantas bahagia?" bukannya menjawab Jimin malah mengajukan pertanyaan yang membuat kening Taehyung berkerut bingung.
"Ji apa maksudmu? Jimin kau yakin baik-baik saja? Jimin suaramu aneh, kau menangis?" tanya Taehyung sedikit was-was.
Melihat Taehyung yang terlihat aneh. Jungkook dan Mingyu mendekati pria itu. "Ada apa Hyeong? Terjadi sesuatu?" tanya Jungkook lagi.
"Jimin jawab aku! Kau menangis?"
Taehyung mendengar suara tawa lirih berserta isak lirih pula, ia langsung menekan tombol speaker agar Jungkook dan Mingyu dapat mendengar juga.
Jimin kembali meneguk habis anggur yang ada di botol yang ia pegang, lalu kembali berbicara.
"Taehyung-a...Hik! Sepertinya aku memang tak pantas untuk bahagia. Iyakan? Kenapa Tae? Kenapa aku harus kehilang semua hal yang berharga dalam hidupku? Apa salahku? Kenapa rasanya begitu tidak adil..." Jimin kembali tidak menjawab. Ia malah mengatakan hal lain dengan suara yang serak karena terisak.
"Ji kau mabuk?"
Jimin tidak mendengarkan itu, dan melanjutkan kalimatnya. "Taehyung-a... Aku sudah kehilangan segalanya. Ayahku, kebahagiaanku, harapanku. Apa aku juga harus kehilangan Cinta yang kumiliki? Apa aku juga harus kehilangan Nari? Karena orang yang sama. Tae... Aku melihatnya bersama Nari... Hik!"
"Jimin kau benar-benar mabuk? HAI BODOH JAWAB! KAU MABUK?!"
Jantung Kim Taehyung langsung berpacu dua kali lebih cepat saat mendengar kalimat yang Jimin ucapkan, dan belum lagi nada bicara pria itu yang terdengar seperti orang yang sedang mabuk. Oh, ralat! Jimin memang sedang mabuk.
Taehyung kembali mendengar suara tawa, tawa yang di buat-buat. Lalu setelahnya ia mendengar suara Jimin mengomel.
"Ya! Jangan berteriak! Aku tidak tuli Taehyungi-ie... Hik!"
Mendengar Jimin memanggilnya begitu, membuat ia jadi yakin jika pria itu sedang mabuk. Jimin tidak pernah memanggilnya begitu jika pria itu tidak sedang mabuk, ditambah lagi ia terus mendengar suara cugukan dari seberang sana.
"Aku tidak mabuk... Eung... Iya... Tidak... Aku hanya minum sedikit, sedikiit sekali... Hik!"
"YA! SI BRENGSEK SATU INI! JIMIN KATAKAN KAU DIMANA?" Taehyung sudah benar-benar panik, saat tahu pasti jika Jimin sedang mabuk. Ralat kembali, bukan hanya Taehyung. Jungkook juga ikut panik saat tahu Hyeongnya itu sedang tidak dalam kesadaran yang memadai.
"Sudah kubilang jangan berteriak!" ucap Jimin seperti merajuk.
"Jimin katakan kau dimana? Hei, dengar! Jangan melakukan hal apapun hingga aku sampai disana! Sekarang katakan kau dimana?"
"Tidak... Mau..."
"PARK JIMIN! KATAKAN SEKARANG JUGA ATAU AKU AKAN MEMBUNUHMU SAAT AKU MENEMUKANMU NANTI!"
"Bukan ide yang buruk. Apa aku memang harus benar-benar mati?" ucap Jimin santai.
"BEDEBAH SIALAN! CEPAT KATAKAN SEKARANG JUGA BRENGSEK! AWAS SAJA KALAU KAU MELAKUKAN HAL YANG MACAM-MACAM! KATAKAN JIMIN!"
"Dasar berisik! Ya, ya, ya... Hik! Kau menang! Kepalaku sakit mendengar suara jelekmu! Aku... Aku dimana ya.. Hik!? Haha... Taehyung-ie, coba tebak aku ada di mana?"
"Wah si brengsek satu ini memang minta di hajar!"
"Cih! Tidak seru!"
"Ah, ya... Aku ingat. Aku di ******* Hik!"
***
Emosi Kim Taehyung memuncak saat ia membuka pintu private room, ia melihat Jimin sedang kembali menenggak minuman yang ia pegang. Dengan segera Taehyung merampas botol itu dan melemparnya asal. Ia juga melayangkan sebuah tinju untuk pria bermarga Park itu.
"Uhuk! Uhuk!" Jimin sudah benar-benar mabuk. Ia tidak bisa menggerakan tubuhnya untuk menghindari pukulan Kim Taehyung.
"Ayo pulang brengsek! Kau membuatku hampir terkena serangan Jantung!"
Jungkook dan Mingyu terkesiap saat melihat telapak tangan Jimin yang penuh darah.
"Hyeong, tangan Jimin Hyeong..." ucap Jungkook membuat Taehyung menoleh kearah tangan kanan Jimin yang di penuhi darah, membuat ia terkesiap.
"Bantu aku memapahnya. Kita bawa Jimin kerumah sakit dulu."
Dengan segera ketiganya membawa Jimin pergi dari sana, dan pergi kerumah sakit. Dan ternyata lukanya bukan hanya pada telapak tangan, di lengan Jimin juga ada luka melintang yang cukup panjang.
Mereka menghela nafas frustasi. Saat menelfon, Jimin memang tidak menyebutkan nama. Namun mereka jelas tahu siapa orang yang Jimin maksud. Mereka bersyukur Jimin tidak melakukan hal yang lebih dari ini. Dan mereka takkan pernah mendapat jawaban kenapa tangan pria itu bisa terluka. Karena mereka tahu, jika Jimin tidak akan bisa mengingat apa yang ia lakukan saat mabuk berat seperti sekarang.
Saat Dokter telah selesai mengobati luka Jimin, mereka segera membawa pria itu kekediaman keluarga Kim.
Taehyung menatap sendu sahabatnya itu. Ia melihat luka dia tangan Jimin yang harus di jahit, karena luka melintang di lengan pria itu cukup dalam. Belum lagi luka di telapak tangannya. Kedua luka yang cukup parah menurutnya.
"Hyeong," panggil Jungkook membuat Taehyung menoleh.
"Jimin Hyeong, biar aku yang membawanya pulang. Kau lanjutkan saja mengatur rencana pernikahanmu."
Yah, sebenarnya Taehyung sedang merencanakan acara pernikahannya dengan tunangannya. Jungkook kerumahnya pun untuk membantu itu.
"Apa tidak apa-apa?"
"Biar aku yang membawanya pulang."
Taehyung mengangguk setuju. "Baiklah. Telfon aku jika Jimin melakukan hal yang gila."
"Tidak apa, aku bisa mengurusnya."
Sedangkan Hyeran, sejak tadi wanita cantik itu terus menatap Jimin yang sedang berbaring tidak sadarkan diri. Ia masih tidak mengerti situasinya. Kenapa hal seperti ini bisa sampai terjadi? Apa yang membuat pria bermarga Park itu sampai melakukan hal-hal yang gila seperti ini? Ini kedua kalinya. Apa adiknya tahu?
_Tbc_
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident II✔
FanficComplete Park Jimin tidak pernah menyangka jika dirinya akan mengalami hal yang menurutnya konyol. Terpanah oleh gadis yang tidak sengaja ia tabrak di acara pernikahan Jeon Jungkook, membuat jus yang gadis itu pegang tumpah dan mengotori gaun yang g...