03

242 34 14
                                    


Citra

Aku tidak peduli kalau ada orang yang mengataiku berlebihan atau apa karena aku yang mengajak putus, aku juga yang masih menangisi Yovi. Aku juga tidak mau seperti ini namun beginilah yang terjadi. Postingan story tentang gambaran ia menyatakan cinta pada gadis barunya itu mengingatkanku pada saat Yovi menyatakan cintanya padaku. Class meeting saat kenaikan kelas ia menyatakannya. Namun sebelumnya ketika pembelajaran masih berlangsung ada semacam stimulus dariku hingga ia melakukan itu. Semua karena pelajaran Bahasa Indonesia mengenai Cerpen dan unsur intrinsik dan ekstrinsiknya. 

Bu Bening, guru Bahasa Indonesia menugaskan kami untuk membuat cerpen beserta analisis mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen karya kami. 
Sejujurnya kalau mengingatnya aku merasa cukup geli, bagaimana tidak aku malah semacam curhat mengenai hubunganku dengan Yovi dalam bentuk tulisan yang bisa saja di baca guru maupun teman kelasku. Memang sih aku mengubah nama tokohnya tapi itu tidak membuat semua orang yang membaca ataupin tahu tentang garis besar cerita itu jadi tidak tahu. Mereka semua tahu itu isi hatiku pada Yovi, sahabatku saat awal SMA. 

Bu Bening meminta tiga peserta didik di kelasku menjelaskan unsur-unsur dalam cerpennya. Wulan menjelaskan cerpennya kemudian Rizal juga menjelaskan unsur cerpen miliknya. Yang terakhir Anisa namun karena ia tidak masuk Citra diminta untuk menggantikannya. Benar aku yang menggantikan Anisa. Hal pertama yang muncul dikepalaku ketika Bu Bening menunjukku adalah kata umpatan yang tidak benar-benar aku keluarkan. 

Cerpenku tentang persahabatan Dhea dan Adi, dibalik kisah persahabatan itu mereka saling menyukai. Sampai akhirnya Adi menyatakan cintanya pada Dhea di taman yang sering mereka kunjungi. Sungguh cerita yang sangat klise.

Aku menyukainya saat itu, dan aku ingin menjadi lebih dari sekadar teman. Aku ingin ia menyatakan cinta padaku di taman. Aku nggak tau kenapa hanya saja sepertinya itu menyenangkan. 

Wajahku memanas ketika aku menyampaikan unsur intrinsik dalam cerpenku. Beberapa teman kelasku menggodaku dengan mengatakan kalau wajahku memerah. Ada juga yang menggoda Yovi yang ditanggapinya dengan senyuman. 

Tidak sampai disitu bahkan ketika pelajaran berakhir mereka masih menggodaku dan Yovi. 

Cerpen itu menjadi sebuah rangsangan untuk Yovi, seperti pada pelajaran mengenai gerak tumbuhan. Gerak fototropisme tentang gerak yang dipegaruhi oleh rangsangan cahaya. Yovi adalah bunga matahari dan aku adalah matahari. Bunga matahari akan mengikuti arah gerakan matahari. Sampai akhirnya saat class meeting kenaikan kelas ia mengajakku membolos katanya nggak ada pelajaran, nggak ada presensi raportnya sudah ditulis jadi bolos disaat class meeting tidak akan jadi masalah. Awalnya aku ragu dan memilih untuk menolaknya namun karena ia berjanji akan menraktirku yogurt kalau membolos dengannya aku mau mengikutinya. Ia tak mengatakan mau kemana namun tiba-tiba kami sampai di taman. Kita duduk disalah satu bangku yang terletak di bawah pohon beringin, Ia memberiku sebotol yogurt yang ia ambil dari dalam tasnya. 

"Cit, aku nggak mau jadi temenmu lagi, aku mau kamu dan aku jadi kita. Kamu mau nggak?" 

Aku membalasnya dengan pelukan. Ya aku tak mungkin menolaknya saat itu karena akupun mau lebih dari sekadar teman untuknya.

Jelas itu salah satu hal yang paling membahagiakan untukku saat SMA. Namun sekarang semua berbeda, Ia sudah bersama gadisnya sedangkan aku masih disini, sendiri kadang mersa sedih ketika menyadari kami sudah berbeda. perasaanku mungkin sebagian masih untuknya namun perasaannya jelas sudah bukan untukku lagi. Dan itu membuatku terus-terusan merasa sedih.

Ada hal-hal yang aku lakukan untuk menghapus perasaan sedih, kadang aku masak, jalan-jalan mengelilingi jalanan kota sampai menangis, atau renang. Setelah aku dan Yovi putus aku membeli berbagai bahan mentah lalu memasak untuk diriku dan anak kos. Mereka pikir aku sedang merayakan hal yang bahagia karena aku masak cukup banyak waktu itu. Namun mereka semua berhenti makan ketika aku mengatakan alasanku masak karena aku baru saja putus. Mereka baru mulai makan lagi ketika aku menyuruh mereka makan.

Remedy | Hwang Hyunjin - Lee Chaeyeon |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang