14

138 27 27
                                    

■■■

Dhika

"ARYAAAAA" 

begitu sampai di kontrakan aku langsung mencari Arya. Aku mencarinya di kamar tapi ia tidak ada disana. Seharusnya ia ada karena motornya ada di depan. 

"Mas Dhika berisik banget, Mas Arya lagi mandi mana denger" Fadhil keluar dari dapur langsung menegurku. 

"Ya maaf Dhil. Ini darurat" ucapku langsung masuk ke kamar Arya tanpa menghiraukan balasan dari Fadhil. 

Di saat seperti ini memang hanya Arya yang bisa diandalkan. Ya Arya pendengar yang sangat baik. Dan aku yakin aku bisa berbagi kebodohanku hari ini dengan Arya.

Sepanjang perjalanan pulang aku hanya kepikiran dengan kejadian tadi di kos Citra. Aku merasa jadi laki-laki brengsek yang buat Citra nangis. Aku mengacak rambutku frustasi ketika tiba-tiba Arya memasuki kamarnya. 

"Kenapa Dhik? Pulang-pulang kelihatan stres?"

"Gawat Ya, aku bikin Citra nangis" 

Arya mendekat "Tenang dulu Dhik, cerita pelan-pelan" balas Arya menenangkanku lantas duduk di sampingku yang sedang bersandar pada tembok. 

Aku menceritakan kejadian hari ini, dari awal ketika aku mendatangi kosan Citra sampai bagaimana aku mengatakan kalau aku sayang padanya, juga respon dia yang meneteskan air mata. 

"Setelah itu, aku beliin dia makan terus pulang Ya. Aku bener nggak ya pulang tadi?"

"Emang alasanmu pulang apa?"

"Aku mikirnya dia butuh waktu sendiri, tapi selama perjalanan pulang aku ragu. Dia beneran butuh waktu sendiri atau butuh teman?" 

Arya tampak berpikir "kalau menurutku keputusanmu pulang udah bener sih Dhik, kalaupun Citra sekarang butuh teman itu bukan kamu tapi orang lain yang bisa  buat dia cerita semuanya. Mungkin teman dekatnya selain kamu"

Aku sedikit lega mendengar jawaban Arya tapi ada yang mengganjal dalam hatiku. Ada pertanyaan siapa yang bisa menemani Citra saat ini?

"Sekarang kamu tenang dulu Dhik, coba kamu minta tolong Jani atau temannya yang lain yang bisa dengerin Citra"

"Kalau Mas Lingga tau dia bakal marah ya ke aku"

"Menurutku Mas Lingga nggak akan ikut campur sih. Mas Lingga kan orangnya nggak terlalu suka terlibat secara langsung"

"Hmm, semoga deh. Takut aku sama Mas Lingga. Makasih Arya, aku balik kamar dulu mau hubungin Jani"

"Good luck Dhik" 

■■■


Citra

Sebanyak apapun aku mencoba mengalihkan pikiran, pikiran tentang Dhika yang selalu menang. Selalu menguasai kepalaku. Aku bingung gimana jelasinnya tapi ada rasa senang tapi juga sedih saat bersamaan. Aku sudah cerita pada Cantika, katanya aku perlu waktu untuk memikirkannya tapi dia juga bilang kalau aku harus mengeluarkannya jangan terlalu lama menahan bisa-bisa aku menyesal. 

Jani yang waktu itu mendatangiku hanya mendengar, ia tidak memberi respon yang pasti. Katanya aku bakal dengerin kamu Cit, tapi aku nggak bakal ngasih saran takutnya aku malah belain Dhika dan mengabaikan perasaanmu.

Ya jadi intinya aku masih bingung. Di satu sisi aku merasa setelah yang kemarin berakhir, aku nggak mau punya hubungan lagi dengan orang lain. Aku bisa mengabaikan beberapa orang yang mendekatiku, tapi Dhika aku nggak bisa. 

Remedy | Hwang Hyunjin - Lee Chaeyeon |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang