Dua

60 28 18
                                    

Aku selalu menunggumu, menunggu kepastian darimu, dan menunggu kamu kembali padaku.

.

HAPPY READING💚💚

🍁🍁🍁

Ava sekarang masih duduk di bangku taman sekolah bel istirahat sudah berbunyi, Ava meninggalkan satu pelajaran. Sekarang Ava sedang menghubungi seseorang namun sedari tadi tak ada balasan apapun, Ava mencoba kembali untuk meneleponnya namun maaih tetap saja tak di angkat.


"Apa gue temuin dia aja yah" gumam Ava

Akhirnya Ava memutuskan untuk mencari seseorang yang sedari dia tunggu, Ava cukup merindukannya sudah satu bulan bahkan lebih sesworang itu tak menghubungi Ava ataupun sekedari menanyakan Kabar saja. Bahkan Ava selalu mengirim pesan mengingatkan ataupun sekedar khawati kepadanya meskipun tak pernah ada balasan yang Ava terima darinya.

Setelah beberapa tempat yang berada di sekola Ava cari akhirnya Ava biasa menemukan seseorang yang dia cari, Ava mendekat ke arahnya dengan senyum yang lebar.

"Rayy" teriak Ava saat hampir sampai di hadapan cowok yang tadi di panggil Ava. Mereka sedang berada di lapangan Basket, sang empu menengok saat namanya di panggil. Waja yang tadi tertawa setelah melihat Ava menjadi datar, namun Ava masih saja tak menyadari perubahan wajah laki-laki itu.

"Ray" panggil Ava sekali lagi saat sudah berada di depannya. Ava memegang tangan laki-laki tadi yang Ava panggil dengan sebutan Ray.

"Apaan sih" ucapnya sambil menghempaskan tangan Ava secara kasar.

"Kamu kemana aja?"

"Gue? Ada gak kemana-mana"

"Ko kamu ngomongnya lo-gue sih"

"Ribet lo cuma gitu doang juga. Pergi dari sini!!"

Ava diam beberapa detik, pacarnya ini sangat berbeda sikapnya. Yang dulu sangat manis bahkan tak pernah membentak Ava kali ini dia sangat kasar. Untuk tak terlalu banyak murid yang berada di lapangan karna pasri semuanya sedang perada di kantin. Ray atau yang bernama lengkap Rayka Gibran adalah pacar Ava dari kelas sebelelas, Ava sudah sangat menyayangi Ray bahkan Ava yang notabennya cewek yang sering bicara kasar kepada lawan jenis tetapi Ava menjadi manis jika berhadapan dengan Ray.

"Aku cuma khawatir sama kamu Ray, kenapa kamu jadi kasar gini" ucqp Ava matqnya sudah memanas tetapi dia tahan.

"Gue gak butuh di khawatirin sama lo! Kayanya kita emang udah gak cocok lagi deh"

"Gak cocok apa sih Ray?"

"Iya hubungan gue sama lo, kayanya kita sampai di sini aja sih"

"Maksud kamu apa Ray? Setelah kamu ngilang satu bulan terakhir ini, bahkan kamu gak pernah bales pesan aku atau angkat telepon dari aku. Terus pas aku tanya keadaan kamu, kamu malah mau kita putus"

"Apaan sih lebay banget lo!!"

"Ray aku nunggu kamu, aku mau kamu tetap ada disisi aku Ray. Kenapa kamu kaya gini Ray? Apa begitu gak pentingnya aku di hidup kamu"

"Dulu lo emang penting di hidup gue, tapi sorry sekarang gue ngerasa lo sama gue gak ada ke cocokkan"

"Salah aku apa? Aku mau memperbaiki semuanya tapi jangan tinggalin aku Ray"

Kali ini air mata Ava benar-benar jatuh, seseorang yang selalu membuat hari-harinya berwarna kali ini menggoreskan luka yang sangat menyakitkan bagi diri Ava. Beberapa derik mereka saling terdiam, hingga sebuah suara mengalihkan.pandangan mereka.

SANDARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang