LIMA BELAS

24 10 9
                                    

Typo bertebaran!!
Happy reading😊

Langit tak bisa menahan ketika senja hadir begitu pun ketika senja pergi, Ia hanya mampuh menerima apa yang akan hadir dan apa yang akan pergi darinya tanpa ada rasa memaksa.

°●°•○•°●°•○•°●°

Saat ini Ava dan Rina menuju kelasnya setelah bel istrahat berakhir, tadinya setelah mendengar ucapan dari Favian Ava ingin langsung ke kelas dan merenungi jika yang Favian katakan memang ada benarnya, tetapi Rina mengirim pesan agar Ava segera ke kantin karna Rina menunggunya untuk makan.

Ava memasuki kelasnya dan berjalan ke arah bangkunya, di sana sudah ada Favian yang sedang duduk sambil fokus ke layar ponselnya hingga tidak menyadari ke datangan Ava.

Ava berdehem sehingga membuat Favian menengok ke arahnya namun Favian hanya menengok sekilas lalu fokus kembali ke layar ponselnya.

"Geser Fi gue mau duduk" ujar Ava

Favian tak menjawab apapun Ia hanya menggeser tubuhnya masih dengan menatap layar ponselnya.

Setelah ada ruang untuk duduk akhirnya Ava mendaratkan bokongnya di kursi, namun jika biasanya Favian akan merecokinya sekarang terasa berbeda karna Favian seperti tak menganggap lehadiran Ava.

"Lo kenapa sih Fi? Lo marah sama gue? Gue ada salah sama lo?" Tanya Ava bertubi-tubi Ava sunggu penasaran mengapa sikap Favian menjadi beruba seperti ini.

"Berisik! Liat kedepan Pak jaka lagi nerangin pelajaran." Bukanya menjawab pertanyaan Ava justru Favian menyuruhnya jangan bertanya. Menyebalkan!!

Terserah saja toh Ava tidak merasa punya salah terhadap Favian, sedangkan  di sisi lain Favian sedang menahan agar Ia tak bicara atau merecoki Ava. Entah mengapa Favian sangat kesal saat Ava perhatian kepada mantannya tersebut padahal Favian bukan siapa-siapanya Ava.

"Sumpah kenapa gue harus kesel sih sama si beruang betina ini" gerutu Favian di dalam hatinya.

Favian mengacak rambutnya dengan frustasi tanpa di sadari sedari tadi Ava memperhatikan gerak gerik Favian.

"Lo sebenernya kenapa sih Fian?!!" Kesal Ava dengan nada yang cukup tinggi.

Semua pasang mata yang berada di kelas menatap ke arahnya, Ava memukul mulutnya sambil menutup mata.

"Dasar tolol" begitu lah kira kira umpat Ava di dalam hatinya.

"Ada apa Ava?!" Tanya Pak Jaka

"Hehe gak ada apa apa ko pak." jawab Ava sambil tersenyuk pepsoden.

"Yasudah perhatikan lagi ke papan tulis"

Pak Jaka pun kembali menerangkan pelajarannya lalu memberikan tugas kepada murid muridnya.

Kring...kringgg

Suara bel pulang pun berbunyi semua murid bersorak ria akhirnya mereka bisa keluar dari penjara juga.

"Yasudah cukup sekian dari bapak, jangan lupa minggu depan tugasnya di kumpulkan di meja saya." Setelah menutup pelajaran Pak jaka pun keluar dari kelas dan di ikuti oleh sumah murid.

"Minggir gue mau keluar!!" Suara perintah dari samping Ava membuatnya menengok.

"Ngalem kali gak usah ngegas!" Ketus Ava paslnya Favian berbicara dengan nada yang sangat menyebalkan.

"Bodo amat! Buruan minggir"

Akhirnya Ava memberikan jalan agar Favian bisa keluar dari bangkunya, saat Ava akan membuka suaranya saat Ia menengok ternyata Favian sudah tak ada di kelas.

SANDARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang