Tenggelam di dalam sebuah kata, tersipu di dalam sebuab rasa, terdiam di dalam sebuah kenyataan.
***
Sekarang Ava masih terlelap dalam tidurnya, walaupun sedari tadi Bi Inah sudah mengetuk pintu Ava beberapa kali namun trtap saja Ava tak merasa terganggu.
Waktu sudah menunukan pukul 09:30 hari ini memang hari libur jadi Ava tidak perlu bangun pagi-pagi karna harus sekolah, apa lagi setelah kejadian kemarin sore.
Setelah kejadian tersebut Orang tua Ava tak satu pun berbicara kepadanya, memang cukup menyesakan tak ada yang meminta maaf ataupun membujuknya untuk berbicara. Bukannya Ava menyalahkan orang tuanya lalu menyuruh meminta maaf kepada Ava hanya saja Ava benar-benar ingin di perhatikan sedikit saja, Ava butuh seseorang yang menenangkannya bukan seseorang yang malah tak peduli kepadanya.
Cklek
Suara pintu kamar Ava terbuka dan menampilkan Bi Inah yang berjalan ke arah kasur Ava, bi Inah lalu duduk di pinggir kasur.
"Non bangun udah siang," ucap bi Inah sambil mengguncang badan Ava dengan pelan.
Namun tak ada respon dari Ava, ia tak terganggu sama sekali atas suara dan gerakan dari bi Inah.
"Non bangun, bibi udah nyiapin sarapan." ucap bi Inah lagi.
Lambat laun Ava mulai membuka kelopak matanya, menetralkan dari sinar matahari. Ava mendudukan dirinya dengan Nyawa yang belum terkumpul semua.
"Jam berapa bi?" Tanya Ava.
"Setengah sepuluh non, yaudah bibi ke bawah lagi yah" ucap bi Inah.
Ava hanya menganggukan kepala sebagai jawabannya, lantas bi Inah pun keluar dari kamar Ava.
Setelah Bi Inah keluar dari kamarnya, Ava berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi untuk menyegarkan badannya dengan cara mandi.
Sedang kan disini Favian sedang di repotkan oleh para sahabatnya, waktu tidurnya terganggu akibat kedatangan sahabat sengkleknya ini. Siapa lagi kalau bukan Jaris, Naufal, Gio dan si Brian.
"Fian kebo buruan bangunn!!" Teriak Naufal di telinga Favian.
"Jangan gitu dong ngebanguninnya" ujar Gio tiba-tiba.
"Lah terus gimana?"
"Gini nih, Fian sayang ayok bangun aku udah siapin susu buat kamu" ucap Gio sambil mengelus wajah Favian dengan lembut dan dengan gaya perempuan.
Sontak saja Favian langsung membuka matanya dan membulatkan pandangannya.
"Anjin* jijik sumpah!!" Umpat Favian sambil mengusap wajahnya yang tadi di sentuh oleh tangan Gio.
"Hahhahaha, nahkan kata gue juga manjurr" ucap Gio sambil tertwa.
Naufal yang melihatnya juga ikut tertawa melihat nasib Favian yang kena kegilaan Gio.
"Ngapain sih kalian pagi-pagi data--" belum selesai Favian berbicara sudah terpotong oleh Gio.
"Gak usah marah marah sayang, udah mandi dulu sana kamu bau acem" timpal Gio.
"Najis!! awas lo yah" ucap Favian sambil berdiri lantas berjalan ke arah kamar mandi.
"Nah mampus lo Gi bakalan di tendang sama si Fian" ujar Naufal menakut nakuti Gio.
"Gue tendang balik lah apa susahnya" jawab Gio dengan enteng.
Sedangkan Jaris dan Brian yang sedari tadi menjadi penontong hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
🍁🍁🍁
Setelah beberapa menit Favian pun keluar dari kamar mandinya dengan mengunakan kaos polosnya dan handuk yang masih di atas kepalanya yang basah.
Semua yang sedang fokus ke layar ps sekarang mengarah ke arah Favian dengan cengiran lebarnya, Favian hanya menggelengkan kepalanya pagi-pagi begini ia harus di pusingkan dengan para dedemit.
"Siapa nih yang ngusulin pagi-pagi datang ke rumah gue?" Tanya Favian kepada para sahabatnya.
Semua telunjuk mengarah ke arah Naufal, sedang kan yang di tunjuk hanya menggelengkan kepala.
"Bukan bukan gue" bantah Naufal.
"Terus siapa kalau bukan lo kadal anoa?" Tanya Gio.
"Yah gue juga kaga tau" ucap Naufal.
"Terus yang pagi-pagi ngomong 'woy kerumah fian yuk' siapa?" Tanya Jaris kali ini.
"Lah kapan gue ngomong?" Tanya Naufal bingung.
"Itu yang di chat gblok" kesal Jaris.
"Lag gue kan cuma ngetik kaga ngomong, terus gue salah?" Ucap Naufal dengan polosnya.
"Tolol emang bukan temen gue"
"Serah lo lah kadal"
"Heran manusia kaya gitu masih hidup"
"Wahh Bri lo kalau sekali ngomongnya nyelekit" ujar Naufal dengan alay.
Pasalnya perkataan yang paling terakhir terlontar dari mulut pedasnya Brian yang sedari tadi hanya menjadi penonton, sekali ngomongnya udah kaya pisau tajem banget.
Favian hanya menyentuh pelipisnya, tuhkan pagi harinya tidak akan tenang ketika para sahabatnya datang.
"Terus kalian kesini mau pada ngapain?" Tanya Favian.
"Ngajak main lah" jawab Naufal dan di angguki oleh Gio.
"Main kemana?" Tanya Jaris kali ini mewakili pertanyaan dari semuanya.
"Cafe biasa kuyy, cari yang seger" jawab Gio sambil menyengir lebar.
Semuanya mengangguk memutuskan untuk berangkat ke tujuan mereka, Favian bernafas lega kalau mereka berlama-lama di kamarnya maka seketika kamarnya akan menjadi kapal pecah.
***
Ini part sedikit amat hehe:'v
Yaudahlah yah gpp, next part aku banyaki😊
Maaf kalau banyak typo jangan lupa vote&komen terimakasih😋
P. 02 Mei 2020🖤
Sampai jumpa di part selanjutnya😙😙
KAMU SEDANG MEMBACA
SANDAR
Teen Fiction[Maaf bila banyak kesalahan dalam penulisan!] *** Judul Awal "Life's Memories" menjadi "SANDAR" Avariella Lusia remaja perempuan yang sekarang menginjak kelas 12 SMA, dimana saat kebahagian yang dia miliki menghilang denga secara tiba-tiba. Kedua or...