Tiba-tiba diberhentikan tanpa sampai tujuan, diturunkan dan di tinggalkan tanpa tahu arah tujuan. Awal berangkat kita bersama, lalu mengapa tak sampai bersama?
🥀🥀🥀
Sudah terhitung tiga hari berlalu setelah Ava pergi dari rumah Favian dan nihil Favian tak menemukan keberadaan Ava, baik di sekolah mau pun di rumahnya.Sekarang Favian sedang dalam perjalanna menuju sekolah, meski sedikit tak ada semangat ia harus tetap sekolah. Favian mencoba memikirkan kembali apa yang telah ia perbuat hingga membuat Ava seperti menjauh darinya, entahlah Favian sungguh tersiksa dengan keadaan seperti ini, selalu dilanda ke khawatiran memikirkan yang tidak tidak yang terjadi kepada Ava.
Saat sudah sampai di parkiran sekolah Favian melihat para sahabatnya sudah duduk nangkring di motor mereka, lalu Favian melepas helmnya lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, banyak pasang mata yang menatap ke arahnya, lebih tepatnya kaum hawa yang memandangnya kagum dengan ketampannan yang Favian dan para sahabatnya miliki.
"Gila makin banyak aja fans gue nih." Ucap Naufal dengan pedenya sambil menyisir rambutnyanya ke arah belakang menggunakan tangan.
"Yehh pede banget lo, itu tuh fans gue kalau lo mau tau." Timpal Gio dengan merapikan kera baju seragamnya.
"Heran gue sama lo berdua ke halunya semakin meningkat harus sesegera di sadarkan." Ucap Jaris sambil menggelengkan kepalanya.
Favian dan Brian hanya diam sedari tadi sambil menatap mereka sesekali tersenyum dan menggelangkan kepalanya.
"Iri bilang boss." Ucap Naufal dan Gio bersamaan setelah itu mereka tertawa bersama.
"Iri biling biss." Ucap Jaris dengan raut wajah kesal.
Lalu Favian memandang sekeliling parkiran sekolahnya, matanya menyipit menatap satu titik lebih tepatnya seseorang yang sedang berjalan dari arah gerbang menuju area sekolah.
Favian terus memperhatikan seseorang tersebut, Favian tidak salah orang yang sedang ia pandang adalah seseorang yang selama ini ia cari. Ya itu adalah Ava yang sekarang sedang berjalan. Merasa ada yang memperhatikan dirinya Ava mentap kesegala sudut hingga matanya dan mata Favian bertubrukan ada sedikit rasa terkejut dari keduanya, namun tak beberapa detik Ava kembali membuang pandanganya menatap kedepan dan berjalan kembali untuk ke kelasnya.
"Liatin apa sih Fi segitunya banget?" Tanya Jaris yang menyadari Favian menatap sesuatu. Mereka semua yang mendengar pertanyaan Jaris pun menatap ke arah yang sedari tadi Favian pandang.
"Ooo pujaan hati tohh." Ujar Naufal
"Udah tiga hari gak liat jadi kaya kucing mau mangsa ikan asin." Ucap Gio sambil terkekeh. Favian tak memperdulikan ucapan para sahabatnya.
Favian hanya sedang kebingungan sambil terus memandang punggung Ava, tak ada senyum, tak ada sapaan, yang ada hanya wajah datar dan tatapan dingin dan tajam ke arahnya. Sekarang Favian kembali kebingungan dengan sifat Ava yang sekarang, seolah dirinya adalah musuh yang harus di hindari. Tak ingin memikirkan lebih jauh Favian segera menyusul Ava ke kelas Ia akan bertanya kepada Ava.
"Yaelah tuh orang main pergi gitu aja." Ucap Gio
"Maklum orang lagi jatuh cinta mah emang gitu, emangnya situ jomblo." Ledek Naufal.
"Lo juga jomblo kalau lo lupa." Ucap Gio sambil menatap Naufal dengan sengit.
"Berisik!" Ujar Brian yang sedari tadi diam sekarang sudah melangkah meninggalkan mereka.
"Aneh gue punya temen kaya kulkas berjalan." Gerutu Naufal.
Tak ingin semakin banyak perdebatan yang tak bermanfaan Jaris pun segera pergi dan di ikuti oleh Naufal dan juga Gio menuju kelas mereka, kalau tidak ke kelas ya boleh berjamaah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANDAR
Teen Fiction[Maaf bila banyak kesalahan dalam penulisan!] *** Judul Awal "Life's Memories" menjadi "SANDAR" Avariella Lusia remaja perempuan yang sekarang menginjak kelas 12 SMA, dimana saat kebahagian yang dia miliki menghilang denga secara tiba-tiba. Kedua or...