"Ice cream its coming!" Hoseok berteriak setelah masuk kedalam rumah. Tadi Jisoo menyuruhnya untuk membeli stok ice cream untuk para maknae. Yah, meski tak dipungkiri yang tua-tua juga ikut andil menghabisinya.
Taehyung dan Jimin yang semula sibuk dengan ponselnya, langsung meletakannya dan menuju Hoseok begitupun dengan Jennie dan Chaeyoung yang meninggalkan kedua Barbie nya.
"HYA KOOKIE! LISA! ADUUH!" Itu teriakan yang diiringi ringisan dari Yoongi. Dua bungsu yang sedang ada dipangkuan Jisoo dan Seokjin diatas sofa sontak melompat turun setelah mendengar teriakan Hoseok. Dan keduanya dengan tepat mendaratkan kedua kaki masing-masing di punggung sang abang yang tengah berbaring tepat dibawah sofa. Jungkook tak peduli, ia hanya melirik sekilas dan kembali kepada tujuannya lain halnya dengan Lalisa. Ia memandang Hoseok atau lebih tepatnya kantung berisi ice cream ditangannya dan Yoongi yang kini tengah mengelus pinggangnya. Gadis kecil itu nampak berfikir sambil terus memandang keduanya bergantian hingga akhirnya Lalisa memutuskan memutar langkahnya kembali pada sang abang.
"Oppa maaf, Lalisa kasih ciuman kesembuhan?" Tentu Yoongi tak menolaknya. Adiknya yang satu ini manis sekali. Sedangkan satunya lagi dengan teramat kurang ajarnya sudah membawa mangkuk kecil berisi satu scop ice cream bagiannya.
"Ck, Lalisa? Kau! Aku ambilkan ini untukmu, kau malah asik mesra-mesraan dengan Yoongi hyung." Jungkook berdecak pelan, sambil satu tangannya bertengger dipinggang dan satunya sibuk dengan mangkok ice creamnya. Jisoo dan Seokjin saling memandang lalu menggeleng. Kenapa bocah lima tahun itu jadi seperti pemuda berusia tujuh belas tahun?
Yoongi bangkit dari duduknya, mengangkat Lalisa dan menggendong nya, "Oppa ambilkan untuk Lisa, dua scop karena gadis cantik ini sudah meminta maaf--" dari Lalisa, Yoongi beralih pada Jungkook. Menudingnya dengan jari telunjuknya, "Jangan seperti dia! Tidak sopan! Jangan ditemani!"
"Noonaa!"
"Jangan merengek! Kau memang salah, Kookie. Lain kali kau harus meminta maaf."
Bibirnya yang mengerucut sudah bergetar, matanya berubah sendu. Si bayi mulai berancang-ancang untuk menangis. Taehyung dan Jimin datang, menepuk pelan bahu mungil sang adik, "Kau laki-laki, jangan cengeng."
Chaeyoung dan Jennie ikut menghampiri si bungsu kedua, "Iyah Kookie, perempuan tidak suka pemuda yang cengeng seperti kamu, Jimin oppa--"
"Dan Namjoon oppa."
"Eoh?!" ucapan Jennie sontak membuat yang lain menatapnya heran. Namjoon cengeng? Bahkan seumur hidupnya, ia hanya terlihat menangis saat pemakaman kedua orang tuanya. Hanya Namjoon yang melemparkan tatapan berbeda padanya. Seolah mengancam Jennie agar tak mengatakan apapun.
"Namjoon oppa menangis di balkon rumah sambil menenggak minuman soda."
"HYA! KIM JENNIE!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY STORIES (END)
RandomSepeninggal kedua orang tua mereka. Seokjin dan Jisoo memangku tanggung jawab sebagai yang tertua. Tak ada tanggung jawab yang lebih dari pada tanggung jawab mereka terhadap adik-adiknya. Begitulah apa yang mereka fikirkan. Ku suguhkan kisah mereka...