Setelah menyerahkan pekerjaannya pada bawahannya sementara waktu, Seokjin berniat menjemput dua adik bungsunya sekalian juga berbicara pada Ailee tentang pesan singkat yang ia kirimkan semalam padanya. Seokjin menyuruh Jungkook dan Lalisa pergi lebih dulu ke mobil menyusul Yoongi--yang memang Seokjin jemput sebelum menjemput duo bungsu karena motornya yang mogok dipertengahan jalan.
Seokjin menarik Ailee kearah taman yang memang telah sepi karena bel pulang sekolah telah berbunyi. Keduanya duduk dikursi taman, beberapa menit terdiam dan sibuk dengan fikiran masing-masing.
"Sebaiknya katakan apa yang ingin dikatakan. Adik-adikmu menunggu di mobil kalau kau lupa." Seokjin terhentak. Yah, ia lupa soal itu. Pasti Jungkook dan Lalisa sudah merengek lapar dan Yoongi sudah hampir frustasi menghadapi keduanya. Seokjin harus bersiap mendengar ocehan ketiganya setelah ini. Terutama Yoongi.
"Besok malam acaranya?" Ailee tak perlu bertanya kembali, karena ia jelas tau kemana arah perbincangan mereka. Ailee mengangguk lemah sambil memandangi kedua tangannya yang saling menggenggam diatas pangkuannya.
Banyak hal yang ingin Seokjin katakan, terutama penolakannya. Tapi pemuda itu tak punya alasan kuat untuk itu. Bibirnya justru meluncurkan kalimat yang bertolak belakang dengan apa yang ingin ia katakan.
"Semoga acaranya berjalan lancar Ailee. Aku harus segera kembali sebelum adik-adikku mengamuk."
Seokjin tau, ia lagi-lagi menyakiti Ailee karena kebimbangannya.
Jisoo melirik Yoongi dan Hoseok disamping kanan dan kirinya bergantian. Ketiganya sedang merebahkan diri diatas ranjang dengan posisi terbalik. Wajah ketiganya terbalut sheetmask berkarakter hewan. Anjing untuk Jisoo, beruang untuk Hoseok dan kucing untuk Yoongi.
"Bagaimana ini, acaranya besok." khawatir Jisoo sambil menggigiti kuku jarinya. Dia nampak tidak tenang, dia satu-satunya orang yang diberi pesan yang sama dengan apa yang Ailee kirim pada Seokjin. Soal pertunangannya dan rencana menikahnya yang dipercepat. Sepulang dari menjemput Jungkook dan Lalisa pun Seokjin benar-benar tidak terlihat baik. Biar Jisoo tebak, abangnya itu pasti lagi-lagi mementingkan mereka dibandingkan kebahagiannya. Pasti pemuda bodoh itu hanya mengucap selamat lalu pergi tanpa mencoba menentang.
"Noona! Kira-kira, apa yang membuat perjodohan bisa dibatalkan. Kau kan wanita nih." Hoseok berbicara sambil menepuk-nepuk sheetmasknya biar makin meresap. Keuntungan mempunya saudara perempuan adalah, kalian akan terawat dengan baik.
"Hei, kau kira hanya aku saja yang wanita disini."
"Adik-adikmu masih kecil kalau kau lupa." yang menyahut Namjoon. Bagian dari pada kelompok rebahan diatas karpet dibawah tempat tidur, diapit dengan Jennie dan Chaeyoung. Ketiganya juga sedang memakai sheetmask. Rubah untuk Namjoon, dan versi disney untuk dua gadis kecil yang mengapitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY STORIES (END)
RandomSepeninggal kedua orang tua mereka. Seokjin dan Jisoo memangku tanggung jawab sebagai yang tertua. Tak ada tanggung jawab yang lebih dari pada tanggung jawab mereka terhadap adik-adiknya. Begitulah apa yang mereka fikirkan. Ku suguhkan kisah mereka...