(HARI BERTAUBAT)

3.7K 453 71
                                    





Jungkook langsung memasukan buku-bukunya kedalam ransel Iron Man nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook langsung memasukan buku-bukunya kedalam ransel Iron Man nya. Terkesan buru-buru, karena ia sudah melihat Lalisa menunggunya didepan kelas. Bukan hanya karena Lalisa sudah menunggu saja, tapi para bocah-bocah lelaki yang  sudah menggerubungi adik bungsunya itu. Sudah ditendang bokongnya pun mereka masih tidak bisa mendengarkan. Apa kupingnya tertinggal di dapur sebagai cantolan panci?

Jungkook kecil melangkah dengan alis menukik. Pantat berisinya memantul--berbenturan dengan punggung tasnya yang memang sedikit kebesaran. Tangannya mengepal dikedua sisi tubuh gempalnya nampak kontras dengan wajah bulatnya yang memerah. Nampak terlihat lucu dan menggemaskan bagi para orang dewasa yang melihat, tapi nampak menakutkan bagi bocah-bocah yang seumuran dengannya.

Beberapa bocah telah angkat kaki, terlalu takut dengan kelinci kecil bertenaga babon itu. Yang tersisa hanya Jaehyun, Bambam dan Mingyu. Jungkook datang dengan menghentakan kakinya keras, berdeham kencang untuk Mingyu yang tengah memainkan poni si bungsu sampai gadis itu tertawa. Lalisa tertawa dengan bocah lain? Sungguh tidak bisa termaafkan!

   "Jangan dekat-dekat! Menjauhlah! Kau beruntung karena Kookie sedang taubat dan tak akan menendang bokong Ingu!" Jungkook langsung menarik lengan si bungsu dan membawanya kebelakang punggungnya. Melindungi Lalisa dari bocah-bocah tidak pintar dihadapannya ini. Kalau mau sama adiknya itu minimal harus punya otak sekelas Albert Einstein. Seperti otak Jungkook yang menakjubkan.

Sepasang alis bocah berkulit Tan itu menaut, "Taubat itu apa Kookie? Apa sama dengan obat yang diberikan bunda kalau sedang sakit?"

  "Itu berbentuk bubuk apa sirup? Kalau Bambam lebih suka yang sirup yang rasa strawberry."

  "Kalau Jae mah sukanya yang ada gagangnya?" dua lainnya langsung mendelik tajam kearah bocah berdimple yang baru saja mengeluarkan suaranya, "Gagang? Kita lagi ngomongin obat bukan permen Jae!" bentak Bambam kesal. Mingyu geleng-geleng lalu mendengus pelan,

   "Lihat Kook, dia tampan tapi dia bodoh mending sama Ingu saja Lalisanya. Gimana-gimana?" Mingyu menaik turunkan sepasang alisnya. Tangan Jungkook mengepal, menahan mati-matian untuk tidak menjambak teman sekelasnya yang keganjenan itu sampai terjengkang. Ingat Kookie, Kookie lagi dalam tahap bertaubat.

   "Kalian semua yang bodoh! Taubat itu beda dengan obat. Taubat itu artinya tidak melakukan kesalahan lagi, tidak melakukan hal jahat lagi dan tidak menyakiti orang lain lagi atau bersifat nakal lagi." jelas Jungkook panjang lebar seolah ia tau segalanya. Pasti Lisa akan menatapnya bangga. Padahal mah semua yang dikatakan Jungkook barusan adalah perkataan Seokjin yang menjelaskan soal taubat disaat Jungkook juga salah paham seperti Mingyu saat ini. Saat sidang kemarin malam Seokjin yang menyuruh Jungkook dan Taehyung untuk taubat, sedangkan Lalisa cuma diberi tahu untuk tidak menanyakan sembarang hal saja. Jungkook maklum, Lisa kan cantik.

Mata Jaehyun berbinar mendengar penjelasan panjang bocah bergigi kelinci itu. Jaehyun selalu takjub dengan Jungkook. Bundanya saja suka membangga-banggakan bocah itu dirumah. Mulai dari Jungkook itu tampan, Jungkook itu pintar dan menggemaskan sampai Jungkook itu cocok jadi kakak iparnya--yang sama sekali tak Jaehyun mengerti. Oh yah, Jaehyun baru ingat! Bundanya juga suka bilang untuk menanyakan apa yang Jungkook makan kalau sempat mengobrol dengannya. Jaehyun akan menanyakannya saat ini,

FAMILY STORIES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang