(KENCAN PARA TETUAH 1)

4.2K 419 48
                                    


Malam minggu ini semua punya kesibukan masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam minggu ini semua punya kesibukan masing-masing. Berkencan, sebagaimana para remaja lainnya, yang membedakan hanya, disini Seokjin akan menyuruh membawa serta adik-adiknya. Itu sudah kesepakatan yang mutlak. Tidak bisa diganggu gugat.

Hoseok akan mengerjakan tugas dengan Hana dirumah, entahlah itu bisa dibilang berkencan atau bukan. Kalau kata Yoongi sih, hanya pihak pemuda yang mengganggap itu kencan sedangkan Hana bahkan tak lebih dan tak kurang hanya berniat menyelesaikan tugasnya. Poor Hoseokie.

Karena dirumah, Hoseok kebagian menjaga yang paling susah. Dua bungsu, Lalisa dan Jungkook. Dirumah juga nampak lebih aman, akan meminimalisir kehilangan keduanya karena mereka memang cenderung terlalu aktif. Saat Hana belum tiba, Hoseok dan dua bungsu sedang asik memecahkan puzzle, Hoseok cukup dibuat pusing. Biar masih kecil tingkat emosi Jungkook diatas rata-rata. Anak kecil itu akan dengan gampangnya mengacak seluruh puzzle yang telah disusun hanya karena satu bagian puzzle yang kesulitan ia pecahkan.

   "Kookie rasa yang membuat ini yang bodoh." tuh kan. Pipinya menggembung dan tangannya bersedekap. Setelah itu justru Lalisa yang dapat memecahkan satu bagian puzzle yang teramat sulit itu. Pria kecil itu malu setengah mati. Hoseok mah cuma geleng-geleng.

   "Putrinya kapan datang?" Hoseok mengubah posisinya, yang tadinya rebahan diatas karpet kini duduk bersila membawa Lalisa serta kedalam pangkuannya. Mereka sudah mengabaikan mainan sebelumnya.

   "Jangan memanggilnya seperti itu, nanti dia kira aku yang menyuruhmu, nanti dia bisa-bisa besar kepala." setelah mengatakannya, Hoseok menutup mulutnya khawatir. Ketakutan terbesar sebagai seorang yang terlahir sebagai seorang abang terlebih di keluarga ini adalah, tak sengaja mengucapkan kata yang akan membuat adik-adiknya bersalah paham ria.

Lalisa mendongakan kepala, menatap sang abang, "Kepalanya akan benar-benar besar oppa?" Hoseok diam, sedang berfikir mau menjawab apa. Seingat Lalisa, kalau kata Jisoo dan Seokjin diam itu berarti menyetujui perkataannya, gadis kecil itu seketika panik bukan main, menuding Jungkook dengan jari telunjuk mungilnya,

   "Jungkook oppa! Jangan memanggilku Putri lagi! Nanti kalau kepala Lalisa besar bagaimana? Membawa kepala segini saja, Lalisa kadang kelelahan." Jungkook yang dituding juga ikut khawatir, membayangkan bagaimana tubuh mungil itu membawa kepala yang teramat besar. Mengerikan seperti alien.

   "Kookie janji tidak akan memanggil Lalisa, Putri Lalisa lagi." bocah mungil itu mengangkat jari kelingkingnya sebagai bukti kalau ia telah berjanji.

   "Kau baru saja memanggilnya Putri." Hoseok langsung menepuk-nepuk mulutnya yang tak terkendali. Ini akan semakin memperkeruh keadaan. Karena hal yang selanjutnya terjadi, Lalisa berlari kearah lemari pendingin, berkaca disana sambil meraba-raba kepalanya. Sedangkan Jungkook matanya telah berkaca-kaca, berancang-ancang akan menangis. Pasti Lalisa akan memusuhinya setelah ini. Jungkook berjanji akan membantu Lalisa membawa kepala besarnya nanti. Keputusan Seokjin menyuruh Hoseok untuk menjaga keduanya adalah keputusan yang keliru.

FAMILY STORIES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang