Sepeninggal kedua orang tua mereka. Seokjin dan Jisoo memangku tanggung jawab sebagai yang tertua. Tak ada tanggung jawab yang lebih dari pada tanggung jawab mereka terhadap adik-adiknya. Begitulah apa yang mereka fikirkan.
Ku suguhkan kisah mereka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkook belakangan ini berubah cuek, terutama pada si bungsu. Dia tak terlihat lagi kerap membuntuti Lalisa atau bahkan marah-marah tak jelas saat adiknya satu itu didekati oleh orang lain.
Setelah bel jam pulang sekolah berdering. Seperti biasa anak-anak berkumpul didekat taman untuk menunggu jemputan masing-masing ditemani Ailee. Biasanya Jungkook akan mencoba menghalangi dan terus menempeli si bungsu dari teman-temannya yang mencoba mendekatinya tapi kali ini bocah satu itu nampak tak memperdulikannya, ia asik meminum susu pisang kotakannya. Duduk tenang disebelah Ailee sambil sesekali bersenandung dan menggoyangkan kaki mungilnya.
Bambam mendekat, mengernyit heran. Mengalihkan pandangannya bergantian ke arah Lalisa dengan kumpulan para prianya dan Jungkook yang nampak acuh. Hal yang nampak perlu dipertanyakan. Ini sebuah konspirasi!
Bocah itu naik keatas kursi, duduk disamping teman sekelasnya itu. Semula Bambam hanya memperhatikan dalam diam, bahkan Jungkook tak sekalipun melirik kearah adiknya ia hanya menatap lurus kedepan. Jungkook yang sadar ia kini sedang dipandangi pun menoleh.
"Kau mau susu pisang Bam?"
"Kalau ada strawberry aku mau." Jungkook mendengus pelan, "Kalau begitu pergi ke mini market saja!"
Bambam menyerongkan tubuhnya, menempelkan punggung tangannya pada dahi Jungkook, "Kau sedang demam?" bocah itu menggeleng lalu melempar kotak susu yang telah kosong pada tempat sampah yang tak jauh darinya. Bambam menguncang bahu mungilnya, "Kau tau Kookie?---"
"Tidak tau bodoh!"
"Bambam belum selesai bicara."
Ailee yang berada disamping Jungkook mengusap kepalanya, "Dengarkan dulu, kalau ada yang berbicara tidak boleh memotong. Tidak baik, listen?" Jungkook menampilkan sepasang gigi kelincinya dan menggangguk, membiarkan bocah menyebalkan disampingnya kembali berbicara.
"Tadi Ingu mencoba menggoda Lalisa! Terus si Jaehyun sok ganteng gitu! Terus-terus si Junhoe kedip-kedipin Lalisa! Terus lagi yah, Bambam tadi dikasih kue sama Lalisa, makannya barengan, so sweet kan? Kaya papa sama mama gitu." Bambam mencoba memanasi. Ekspresi Jungkook berubah, Bambam senang. Pasti akan ada kejadian Mingyu yang lagi-lagi terkena tendangan Jungkook. Padahal mah kalau memang Jungkook ingin, mungkin yang lebih dulu ia tendang adalah Bambam. Apa-apaan? Papa mama katanya? Sepertinya dia tidak sadar akan perkataannya.
Bocah gembil itu mendekatkan wajahnya pada Bambam. Bambam langsung menarik diri, "Kau ingin menciumku?"
"Apakah Kookie terlihat perduli dengan ucapanmu?" Bambam kembali mendekatkan wajahnya, memperhatikan wajah temannya itu, "Kookie tidak terlihat seperti perduli, terlihat tampan seperti Kookie biasanya." Bambam mengelus-ngelus dagunya sambil ngangguk-ngangguk.
"Lagian, perduli itu siapa Kookie? Bambam tidak kenal."
Jungkook memutar bola matanya malas lalu turun dari kursi menghampiri teman-temannya. Bambam kira ia berhasil, namun nyatanya Jungkook malah menempel pada Mina disana. Meskipun Bambam masih dapat melihat bocah bergigi kelinci itu sesekali menatap tajam pada teman-temannya yang mencoba mencari perhatian sang bungsu. Dasar si pencemburu yang gengsian.
