Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"hai renjun" sapa ningning kepada renjun yang sedang sibuk memetikkan senar gitarnya. Renjun pun menoleh, melihat ningning yang tersenyum lebar sambil membawa dua botol teh.
"ngapain?" tanya renjun ketus. Kini posisinya sedang berada di bangkunya sendiri dan di dalam kelasnya sendiri pula. Sekolah sudah sepi, pasalnya memang sudah pulang. Namun renjun merelakan waktunya untuk mempersiapkan apa yang akan ia tampilkan pada kegiatan tengah semester nanti.
"ehmm nyamperin lo, gak papa kan?" ucap ningning lalu berjalan mendekati renjun
"nggak"
Ningning reflek berhenti di tempat mendengar ucapan renjun,namun itu bukan penghambat. Ia malah lanjut berjalan.
Ningning meletakkan salah satu botol yang ia bawa ke meja di hadapan renjun,"ini satu buat lo.. Dan yang ini buat gue!" ujar ningning dan menggoyangkan botol yang dipegangnya.
Renjun berdiri dari tempatnya, "lo budek ? Gw udah berkali-kali bilang jauh-jauh kenapa malah tambah gini sih?"
Ningning malah tersenyum lebar, gadis itu menyengir dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "ya gimana kan p d k t, pendekatan gitu eaa biar bisa pacaran"
"lo gak laku apa gimana?"
Seketika ningning terdiam. Apa-apaan renjun mengatainya tak laku? Apa laki-laki itu tidak tau ningning menyandang gelar playgirl di sekolah? Benar-benar laki-laki cuek!
"iya nggak.. Makanya sama lo deh!" jawab ningning berbohong, lalu mendudukkan dirinya di kursi sebrang tempat renjun.
"duduk, gw cuma mau liatin lo latihan kok gak lebih"
"gw gak suka kalo lagi latihan di liatin" ujar renjun lalu membereskan barang-barangnya. Ningning akhirnya berdiri lagi
"santai euy santai, kan gw cuma liatin! Janji deh gak komentar gak senyum-senyum atau apa lah itu.. Anggap aja gw benda mati"
"ya lo mati dulu baru gw kasi lo liatin gw"
Ningning menganga di tempatnya. Sejahat itu kah seorang huang renjun? Ningning akan melakukan apa saja.. Tapi kalau mati apa gunanya?
"gw gak bakal nafas, ayo duduk. Anggap aja mati"
"jantung lo masih gerak"
"ya masa gw harus bunuh diri dulu?!"
Renjun menaikkan kedua bahunya acuh lalu lanjut membereskan barangnya. Ningning pun menahan lengan laki-laki itu, "please, gw cuma mau liat lo nyanyi sama main gitar aja gak lebih... Ya kalo bereaksi anggap aja bawaan alam bawah sadar"
Renjun menaikkan salah satu alisnya dan duduk lagi. Ya kalau ningning memang tidak melakukan apa-apa tidak berpengaruh juga. Tapi renjun malu–di lihat seorang perempuan dan hanya berdua di sebuah ruangan.
Laki-laki itu pun mendudukkan dirinya. Senyum ningning mengembang, "nah gitu dong!!" serunya.
"lo gak takut 2159?" tanya renjun tiba-tiba
"dih teori konspirasi apaan tuh? Belom pernah di bahas nessie judge jadi gak tau"
Renjun membuang nafasnya kasar lalu mengeluarkan gitarnya dari tas kembali, " dua orang dalam satu ruangan selama lima menit bisa berakhir sembilan bulan"
"mesin waktu?"
Ingin rasanya renjun memukul kepala ningning agar mengetahui ada otak atau tidak di kepalanya.
"oh atau jangan-jangan setelah kita bersatu di kelas ini selama lima menit sembilan bulan ke depan lo bakal jatuh cinta gitu sama gw?"
Ningning tersenyum senang. Jujur dia baru tau ada hal seperti itu, "asikkk! Tapi lebih enak kalo di percepat hehe"
"bukan gitu"
Senyum ningning pun luntur seketika ia memiringkan kepalanya melihat renjun, "kalo kita berdua aja di satu ruangan. Orang ketiganya setan" ujar renjun semudah mungkin.
Namun sepertinya ningning tidak di takdirkan mengetahui arti sebenarnya karena detik selanjutnya seorang lee haechan muncul dari pintu,
"jun, lo di cariin sepupu lo tuh" ujar haechan
Ningning pun melihat renjun lagi, "oh jadi setannya kak haechan?"
Ningning Rin,jangan mau lo sama kak haechan Ningning Dia setan!
Herin Hah yang bener?!😭
━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tbh, part 1–7 ini cuma sampah aja : v, kalo kalian baca prolog langsung part 8 juga udah ngerti. Q yakin