Serbuk emas yang berasal dari potongan rembulan itu berbisik kepadaku, "Jangan menangis, kumohon", " bersembunyilah dibawah selimut".
Barangkali seperti itulah percakapan yang setiap malam muncul di kepala, berbaris rapih antara huruf per-huruf. Menunggu sang empunya mengeluarkannya dengan lantang atau mungkin hanya mengalirkannya saja melalui tulisan.
Dan setelah beberapa jam dilewatkan, berguling ke kanan dan ke kiri, otak lamban ini masih kebingungan untuk menuliskan kata-kata seperti self reminder, self love atau apalah itu namanya. Inginnya biar kayak orang orang jaman sekarang gitu. Tapi ah persetan, apalah arti kata orang kalau tetap tidak bisa menghasilkan uang. Toh kata dari diri sendiri saja tidak kamu dengarkan. Ah keparat, mengapa tidak ada kata motivasi yang bisa kamu hasilkan dari setiap pemikiran? Bisanya hanya ngomel-ngomel saja. Tikus-tikus di atas atap kamarmu bahkan sudah bosan mendengar segala barang yang kamu sumpahi. Tik tok tik tok jadi sebenarnya hal apa yang sedang dijelaskan ini?🌙
12 November
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Puan yang Merapal Ihwal Duka Lara
PoetryKisah sang puan yang papa, Akan hidup juga pengasihan. Highest rank : 1 #puisikontemporer 1 #sajakindonesia 1 #antologirasa ©Juni 2019 Cover by : @Choi Gi Seok