Ada Kisah Apa Lagi Malam Ini?

32 4 2
                                    

Aku menopang dagu menggunakan kedua tangan, beralaskan
karpet teranyam dari rambut rambut rontok yang
aku ambil dari kamar, serpihan rambut terasa di kedua mata
menusuk menyebabkan tetesan demi tetesan lalu
mengalir melalui tenggorokan, masuk ke dalam gelas
hingga penuh dan aku taruh untuk aku minum.

Senyap malam bagai ranting menyayat selapis, demi selapis,
kulit telinga, angka-angka pada almanak yang lampau itu
tertawa mengejek gembira, suara detik jam dinding
beriringan dengan suka cita, ahh tercium bau tembok yang basah
ku usap dan membuat catnya terkelupas, mengotori lantai
dan karpet anyaman rambut.

Aku bersihkan dengan bantuan cahaya dari bulan hitam,
juga kulit tangan terkelupas, tumbuh subur dalam dada
jamur dan bunga bunga anggrek mekar, hidungku mengembang
tatkala duri-durinya menusuk melewati punggung
hingga ke lambung, jantung dan empedu,

selepas itu, tak kurasakan lagi dinginnya angin
akar akar merambat dengan duri yang menyetubuhi,
detik jam tak terdengar bersautan seolah mati juga almanak sepi
terbakar lantas menjadi abu terbirit birit lari,
ahh kisah tragis sang perempuan akibat hati dan sepi.

🌙

Desember 2020

Sang Puan yang Merapal Ihwal Duka LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang