Prolog

41.4K 3.1K 1.9K
                                    

SEAMLESS

# Misteri - School

Ramai sekali.

Suasana lorong-lorong loker Jakarta International Prime School atau biasa disingkat dengan JIPS itu sangat ramai pada awal semester baru. Puluhan murid berdiri bersama kelompok-kelompok mereka, bercanda tawa, berbincang-bincang atau hanya sekedar lewat sendirian setelah mampir dan mengambil setumpuk buku paket untuk dibawa ke kelas. Termasuk seorang gadis dengan rambut legam yang dikuncir rapi.

Beberapa siswi menegurnya dengan ramah yang kemudian dibalas dengan anggukan sopan. Hal yang sudah biasa bagi seorang gadis bernama Aprilia Muzdalifah Rohani atau yang biasa dikenal dengan sebutan April. Seluruh murid mengetahuinya dan mengenal dengan jelas karena April adalah salah satu siswi berprestasi yang bisa memasuki Jakarta International Prime School dengan jalur beasiswa.

Ia punya segudang prestasi.

Juara I olimpiade matematika, Juara umum lomba cipta/baca puisi, Juara umum olimpiade fisika, Juara I lomba pidato Bahasa Inggris, Juara I debat Bahasa Arab, Juara I karya ilmiah, Juara I cerdas cermat di Singapura. Piala-piala di rumahnya pun tersusun dengan rapi dan cukup untuk ditampung dalam sebuah lemari. Ya. Terlalu banyak.

Berjalan mengitari lorong loker, iris mata April sempat bertemu dengan orang-orang yang saat ini tak jauh dari tempatnya berjalan.

Januariz William ...

Lelaki itu sekelas dengannya. Terlalu kaku, terlalu cuek. Tapi satu hal yang disukai April dari lelaki itu, ia berani melerai penindasan yang dilakukan tim baseball di sekolahnya.

Team baseball?

Ya. Orang-orang bertubuh kekar, menduduki kelas Akselerasi-2. Atau orang-orang biasanya menyebut tim itu dengan Red blood. Kesan pertama yang April tahu tentang tim baseball adalah penindasan yang selalu mereka lakukan kepada kelas Aksara, dipimpin oleh kapten mereka sendiri.

March Simpkins.

Dia adalah kepten tim baseball. Lelaki dengan tubuh atltetis yang dibaluti jaket baseball berwarna merah, potongan rambut berwarna cokelat, hidung mancung dengan seringai yang tajam. Ia selalu dikelilingi anggota Red Blood yang biasa menjadi antek-anteknya di sekolah.

"CINA!"

Lihatlah—March Simpkins dan kawan-kawannya membentak lelaki bermata sipit yang baru saja memasuki loker. Tak ada perlawanan, lelaki bermata sipit itu hanya menatap mereka datar dan hanya bergeming di tempatnya. Anggota Red Blood itu tertawa cekikian dan berlalu begitu saja, menikmati setiap pasang mata yang menoleh ke arah mereka.

Oktof.

April tahu lelaki itu. Lelaki yang gemar menyendiri di sekolah, anak kelas Aksara yang berisikan siswa berdarah China, Jepang dan Korea. Sedangkan nama China lelaki itu adalah Shi Yue. Ah, sebenarnya, Oktof tak benar-benar seorang penyendiri. Dia lebih seperti lelaki yang pendiam, dan setahu yang April lihat, ia hanya selalu bersama Januariz William. Teman satu-satunya, mungkin.

Kembali, anggota Red Blood berjalan mengitari loker sekolahan dan kali ini mereka menggedor pintu loker, lagi dan lagi mereka berteriak.

"Apa lo lihat gue? Dasar Freak!"

Dengan derai tawa disertai pekikan menggelikan, mereka menggertak seseorang. Tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

August Jonas

Seamless (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang