TCR02

2.4K 302 65
                                    

Happy reading





🌹~🌹







Rosé masih terus saja memperhatikan mobil hitam Jennie yang sudah melaju pergi dari pelataran parkir kafe miliknya, seringai kecil tidak pernah lepas dari wajah menawannya ketika dia berbalik, berjalan masuk ke dalam kafe yang di dominasi oleh warna coklat itu.


Dengan santainya dia berjalan menaiki tangga menuju lantai dua gedung itu, sesekali bibirnya menyenandungkan lagu yang tidak jelas apa, sejenak dia melupakan kondisi baju kemeja berwarna putihnya yang bagian depannya sudah memiliki noda jatuhan kopi yang lumayan besar. Dia tidak peduli apakah orang bisa menerawang bagaimana lekuk tubuh bagian depannya.


Seringai licik itu tidak pernah lepas dari wajah Rosé , menakutkan sekali.



"Apakah itu gadis yang kau maksud tempo hari Jaehyun?" tanya Yeri setengah berbisik ketika sudah melihat sosok bosnya menaiki tangga kepada Jaehyun. Pria itu mengangguk dengan yakin dan percaya diri. "Kau sudah melihatnya secara langsung, bos kita bertingkah aneh.


Dia bukan orang yang sembarangan mau meminjamkan barangnya pada orang lain, terlebih mereka baru saja berkenalan" balas Jaehyun dengan berbisik juga, bagaimana pun jika bos mereka mendengar apa yang mereka bahas bisa timbul masalah atau mungkin gadis itu akan berkata 'Aku paling tidak suka pegawaiku membicarakan sesuatu tentang aku' dengan dingin. Mereka tidak ingin itu terjadi.



"Kau benar Jaehyun-ah, bos bukan orang seperti itu. Apa kau masih ingat bagaimana marahnya dia saat aku tidak sengaja memakai pulpen yang tidak sengaja dia tinggalkan di atas meja kasir? Aku masih sering merinding jika mengingat itu" jelas Yeri dengan nada yang takut, dia memeluk dirinya sendiri, masih merinding padahal kejadian itu sudah lumayan lama terjadi.


"Tentu saja aku ingat, padahal itu hanya sebuah pulpen" Jaehyun malah ikut ketakutan dan merinding sama seperti yang di lakukan oleh Yeri.


Yeri tidak sengaja menggunakan pulpen milik Rosé , itu juga karena tidak ada pilihan lain lagi. Disitulah untuk pertama kalinya mereka melihat bagaimana sorot mata bos mereka berubah menjadi sangat menyeramkan, seolah dia akan memangsa mereka berdua. Itulah sebabnya melihat bagaimana Rosé dengan suka rela menawarkan hoodie nya pada Jennie membuat kedua pegawainya heran dan juga takjub kepada Jennie.


"Sepertinya yang kau katakana itu benar Jaehyun, bos kita sedang jatuh cinta" Yeri menyetujui perkataan Jaehyun yang disampaikan pria itu kepada Yeri beberapa hari lalu, awalnya gadis sekolahan itu tidak percaya tapi setelah melihat semuanya secara langsung dia tidak bisa tidak percaya dengan apa yang dikatakan Jaehyun.
Mereka berdua menyimpulkan kalau Rose sedang jatuh cinta pada pandangan pertama atau mungkin gadis itu adalah cinta pertama bos mereka.


"Ayo kita bertaruh" ajak Jaehyun tiba-tiba dengan nada serius.


"Kau lunasi dulu hutangmu yang minggu lalu baru mengajak bertaruh, tidak usah berlagak begitu" cibir Yeri dengan sinis. Jaehyun hanya bisa mengelus dadanya dengan sabar, perkataan Yeri menusuk tepat di relung hatinya, gadis itu memang suka berkata seenaknya saja tanpa memikirkan orang lain dan apa yang dia katakana memang benar.


"You hurt my feelings brat" ucap Jaehyun dengan wajah yang dibuat sedih, tapi itu tidak akan memiliki pengaruh bagi Yeri, gadis itu malah memutar bola matanya malas melihat Jaehyun.

The Coldest RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang