TCR19

1.4K 200 25
                                    

Happy Reading








🌹~🌹



Rosé menghentikan mobilnya matanya seolah sedang mencari mangsa, sangat tajam mengintai sekitar. Disana cukup ramai, tentu saja jam pulang sekolah membuat banyak siswa berhamburan keluar dari dalam gerbang. Matanya terpusat pada satu orang disana, nampaknya gadis itu akan segera pulang, dirinya berjalan sendiri Rosé masih mengikuti gadis itu dengan mobilnya . Saat merasa waktu pas  Rosé langsung turun dari mobilnya dan berjalan mendekati gadis itu, hari ini dirinya menggunakan topi dan jaket denim, terlihat sangat keren. Rosé menepuk pundak gadis itu membuat gadis itu menghentikan langkahnya dan menoleh kepada Rosé. Namun bukannya terkejut gadis itu terlihat sangat terpukau dengan wajah sempurna dan ramah milik Rosé.


"Hai, kau adiknya Jongin bukan?" Tanyanya dengan senyuman yang hangat, membuat orang yang di sapanya tampak terpesona. "I-iyaa" jawabnya dengan nada yang terdengar gugup, Rosé tersenyum sangat mudah ternyata memikat gadis labil. Aura Rosé memang tiada dua, dirinya dapat memikat siapaun dalam sekejap. "Aku ingin berbicara denganmu mengenai ulang tahun kakamu itu, bisa kah kau ikut denganku?" Tanpa ragu gadis itu mengangguk mantap, dalam hati Rosé bersorak riang sangat mudah ternyata memperdaya seorang gadis labil.

Rosé mempersilahkan gadis itu untuk masuk kedalam mobilnya namun saat Rosé akan menutup pintu pukulan keras berakhir di punuk gadis itu membuatnya kehilangan kesadaran. Setelah memastikan keadaan aman Rosé langsung beranjak pergi meninggalkan tempat itu.  Rosé langsung membawanya menuju tempat rahasianya, hanya dirinya dan Irene yang tau. Tempat bermain yang sudah lama tidak ia kunjungi. Tempat itu berjarak cukup jauh dari pusat kota, tentu saja Rosé ingin lebih menikmati jeritan merdu milik korbannya itu tanpa harus membekap mulutnya.


Setelah sampai Rosé langsung membawa gadis itu kedalam kamar. Kamar yang terlihat sangat temaram dan gelap, tentu saja masih sedikit tercium bau amis sekilas. Rosé langsung membaringkan gadis itu di atas ranjang mengikatnya membentuk tanda x  di setiap tiang ranjang. Setelah selesai Rosé pergi meninggalkan kamar itu lalu menguncinya dari luar. Rosé melakukan ini hanya ingin memberikan pelajaran pada Jongin yang berani beraninya menyentuh miliknya bahkan setelah di peringatkan beberapa kali.


Rosé mendudukan dirinya di sofa, tempat yang di jadikan tempat eksekusi korbannya ini selalu terlihat rapih dan bersih bahkan siapapun tidak akan menyangka rumah ini dijadikan tempat pembunuhan seorang psikopat. Rosé ingin tau bagaimana reaksi Jongin saat mengetahui jika adik kesayangannya tidak berada di rumahnya saat dirinya pulang nanti. Rosé tadi sempat mengambil ponsel milik gadis itu, dia membuka semua media sosial milik adik Jongin ini. "Dia cukup aktif bermain media sosial ternyata." gumamnya, Rosé terus memeriksa semua bahkan percakapan gadis itu dengan teman temannya terutama dengan Jongin.



Rosé membuka kolom percakapan dengan Jongin disana, tidak ada spesial pikirnya. Namun satu yang membuatnya terdiam. Jongin mengirimkan foto Jennie saat sedang bertugas dengan diikuti kalimat, 'Apakah dia cocok untuk menjadi kakak iparmu Ella-ya?' Rosé tertawa saat membacanya. Berpikir betapa percaya dirinya Jongin untuk menjadikan Jennie miliknya, Rosé terus membaca riwayat pesan itu sambil sesekali berdecih dan tertawa meremehkan. 


"Kau terlalu percaya diri Jongin, lihat apa yang akan aku lakukan pada adik kesayanganmu itu" gumam Rosé, setelah itu dia mulai menonaktifkan ponsel milik Ella dan menaruhnya kedalam laci meja. Bergabung dengan banyaknya ponsel korban korban miliknya.











^ The Coldest Rosé ^













Jennie menempelkan ponselnya ketelinga mencoba menghubungi Rosé, namun nampaknya gadis itu tidak menjawab telepon Jennie. Sudah berkali kali Jennie mencoba menghubungi Rosé karena sore ini Rosé janji akan menjemputnya namun nampaknya Rosé akan mengingkari janjinya. Jennie melihat Jongin yang nampaknya sedang kebingungan di depan mobilnya, Jennie yang merasa tidak biasa dengan sikap Jongin segera menghampirinya, namun rasa ragu sedikit menghampiri. Terlebih semalam setelah Rosé melakukan 'itu' padanya dia berbisik pada Jennie dengan nada yang terdengar sungguh sungguh, Jika dia akan melakukan hal lain dari semalam.



The Coldest RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang