TCR17

1.6K 204 40
                                    

Happy Reading




🌹~🌹






Rosé berbaring di atas ranjang dengan mata terpejam, mendengarkan alunan musik klasik yang terdengar ke seluruh penjuru kamar, alunan musik yang entah mengapa bisa membuat orang merasa dingin tapi tidak dengan Rosé, dia bahkan sangat menikmatinya. Bahkan lampu utama kamar ini pun di padamkan, bagai di telan kegelapan hingga tubuh Rosé sendiri tampak sulit untuk di lihat dalam gelapnya kamar ini.


Namun tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar tersebut, dan mulai mencari saklar lampu untuk menyalakan lampu kamar itu. Sambil bersidekap dada orang itu melihat Rosé yang sedikit terusik akibat cahaya yang menerangi matanya tetapi dia masih tidak bergeming.


"Sampai kapan kau akan berada di dalam kamar ku dengan musik yang terdengar menyeramkan itu Rosé?" Irene terlihat jengah dan bosan, seharian penuh Rosé hanya diam di dalam kamarnya dengan keadaan gelap gulita. Di tambah dengan alunan musik klasik yang menurut Irene merupakan musik menyeramkan.

Gadis itu masih mempunyai rasa takut walau kebiasaannya lebih menakutkan dari pada setan yang berwajah jelek. Setiap orang memiliki lemahannya tersendiri bukan, begitu juga dengan Irene. Bukannya menjawab pertanyaan Irene, Rosé memilih bangun dari tidurnya dan mengambil kunci mobilnya, tidak memperdulikan Irene.


"Tunggu, kemana kau akan pergi?" Irene terkejut ketika melihat Rosé mengambil kunci mobilnya. Rosé berjalan mendekat pada Irene lalu menatapnya tanpa minat. "Apartemen Jennie" ucapnya singkat lalu pergi meninggalkan Irene yang mematung di dalam kamarnya.

"Ck. Aku hanya berniat membuatnya bersamaku, dan sekarang dia benar-benar benar pergi. Stupid" Irene mendengus kesal, lalu membanting pintu kamarnya dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang, tepat dimana Rosé berbaring tadi. "Aromamu bahkan masih terasa disini" bisiknya kecil pada diri sendiri sambil memejamkan mata, menikmati wangi tubuh gadis jangkung itu.

"Ah, menyebalkan sekali. Park bodoh!!!" Irene berteriak dengan memendam suaranya pada bantal. Dirinya merasakan kekesalan saat Rosé lebih memilih pergi ke tempat gadis detektif itu dari pada dengannya. Padahal selama Rosé belum mengenal Jennie, dia selalu menghabiskan waktu di rumah Irene. Bahkan Rosé sekarang sepertinya sudah jarang 'bersenang senang'.


Rosé terasa sangat berbeda sekarang, Irene bahkan memergokinya membeli sesuatu saat mereka berkuda kemarin. Gadis itu terlihat hangat tidak sedingin biasanya, membuat Irene yakin jika Jennie lah yang mengubah Rosé-nya. Tunggu.


Irene tertawa saat menyadari jika dirinya mengklaim Rosé adalah miliknya, namun sedetik kemudian dia terdiam dan tak lama berdecak kecil. Gadis aneh.












Rosé berhenti di sisi jalan, dia mengirim pesan pada Jennie bertanya sedang dimana gadis itu. Sambil menunggu balasan dari Jennie, Rosé membuka salah satu media bisnis disana. Entah apa yang di carinya, semua yang tertera disana tidak menarik minatnya sama sekali. Rosé pun mematikan ponselnya, namun tak lama terdapat notifikasi dari Jennie.

Gadis itu baru saja tiba di apartemen, tanpa membalas pesan Jennie Rosé segera mengendarai mobilnya menuju apartemen itu.  Lalu lintas terlihat cukup lenggang membuatnya dapat memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.







The Coldest RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang