TCR07

1.5K 226 24
                                    

Happy Reading




🌹~ 🌹








Jennie berjalan menuju area parkir menghampiri seseorang yang di teleponnya tadi. Awalnya dia bingung, karena mobil seseorang yang akan dia temui itu tidak ada di area situ, padahal dia sudah di beritahu kalau orang yang dia cari sudah sampai di tempat. Jennie mengernyitkan dahi melihat seseorang menurunkan kaca mobilnya, seseorang yang sudah dia tunggu ternyata ada di dalam mobil itu, orang itu menggunakan mobil yang berbeda dari biasanya, Stinger hitam yang baru pertama kali dilihatnya. 

Perlahan Jennie berjalan mendekati mobil itu, tapi dia merasakan ada sesuatu yang berbeda, entah kenapa dia merasakan dingin malam itu, dingin yang berbeda, ketika dia semakin dekat, Jennie dapat rasakan orang itu memiliki aura yang berbeda tidak seperti biasanya. Sangat mencengkam dan sungguh membuat gadis detektif ini merinding sampai ke ujung rambut.

"Hai Rosé" sapanya setelah menghentikan langkahnya di dekat pintu mobil itu, yang di panggil Rosé itu menoleh, wajahnya terlihat samar karena tertutup bayang tubuh Jennie yang menutupi cahaya lampu di tambah gadis itu mengambil tempat paling ujung yang memang kurang disinari cahaya lampu. Padahal area parkir masih luas, entah apa alasan dibalik dia memilih parkir paling jauh.

"Ada apa kau memintaku kemari?" tanyanya, dan lagi Jennie merasa Rosé berbeda. Nada bicara Rosé terdengar sangat tidak bersahabat. Bahkan gadis itu berbicara tanpa menoleh padanya membuat Jennie sedikit ragu. Jennie bisa melihat kedua tangan gadis jangkung itu berada diatas setir mobil, salah satu jarinya memainkan cincin yang Jennie tahu selalu dikenakan oleh Rosé.


Sebenarnya Jennie sedikit ragu tapi tidak mungkin juga dia mundur.



"Itu...Aku ingin meminta tolong padamu. Namun nampaknyaa kau sedang  dalam kondisi yang tidak baik"  ujar Jennie dengan nada ragu, terlihat Rosé membuka seatbelt nya dan mulai turun dari dalam mobil. Jennie sedikit menggeser tubuhnya saat Rosé membuka pintu mobilnya, kemudian dia melihat tubuh jangkung itu berdiri sangat dekat dengan tubuhnya membuat kerja jantungnya semakin keras.

Aroma wangi tubuh Rosé segera memenuhi penciuman Jennie karena jarak mereka yang lumayan dekat, Rosé mengenakan pakaian yang sangat sederhana tapi itu tidak mengurangi pesona gadis itu sedikit pun, Jennie bahkan merasakan nafasnya sedikit tercekat saat Rosé turun dari mobil dengan ekspresi datar seperti tadi.

"Apa yang bisa aku bantu Jennie?" tanya Rosé kini menatap wajah Jennie, Jennie merasa tatapan itu sangat dalam dan menusuk tidak seperti biasanya, Rosé sangat berbeda.

"Kalau kau tidak bisa aku tidak memaksa Rose, mungk-"

"Aku sudah disini, katakan apa yang bisa aku bantu?" selanya, Jennie sedikit terdiam, banyak sekali keanehan akan diri Rosé malam ini. Padahal siang tadi mereka baik baik saja.

"Baiklah kalau begitu kita bicara di ruangan ku" ucap Jennie lalu mulai berjalan di ikuti Rosé di belakangnya yang sedang memastikan mobilnya terkunci sebelum akhirnya berjalan mengikuti Jennie.

Karena sudah malam kantor kepolisian terlihat sedikit lenggang karena hanya ada beberapa yang tinggal karena shift kerja yang berganti. Rosé masih mengekori Jennie, wajahnya terlihat sangat datar dan muak, berada diluar kantor ini saja benar benar membuatnya muak ditambah sekarang dia di minta masuk kedalam ruangan. 

Ini pertama kalinya Rosé menginjakkan kakinya masuk kedalam kantor kepolisian, dia berjalan melewati beberapa polisi yang sedang terlihat sibuk dengan beberapa berkas 'Pencitraan' decihnya dalam hati. 

The Coldest RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang