13

234 17 9
                                    

Sebulan kemudian...

"Ya Allah, kau permudahkanlah segalanya buatku. Jika memang dia untukku, kau bukakanlah hatinya. Sesungguhnya, kepadaMu aku bermohon. Aamiin." Setelah selesai solat, dia bangun melipat sajadahnya.

Setelah seminggu Bella meninggalkan Stefan, dia terus mengambil keputusan menyusul Bella ke Jakarta untuk membujuk hati isterinya.

Sebulan berada di Jakarta, Stefan masih belum berani menghadapi Bella, dia hanya mampu melihat Bella dari jauh sehingga kemarahan isterinya itu reda. Dia menunggu waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan mereka.

Mujur saja Zaki memperkenalkan dia dengan sepupunya yang menetap di Jakarta, Riki. Stefan menyewa di rumahnya Riki. Stefan juga menjadi rakan sekerja Riki sebagai pelayan di salah satu cafe terbesar di Jakarta.

"Stefan" panggil Riki yang sudah berdiri di muka pintu.

Stefan mendongak memandang Riki.

"Keluar makan, yuk. Gue punya satu tempat spesial buat lo." kata Riki sambil mengangkat ibu jarinya.

"Boleh juga. Ya udah, gue siap siap dulu. Lo tunggu gue di luar aja, gue mau ganti celana dulu." Stefan terus bangkit dan mengambil celana yang digantung di almarinya.

"Oke" Riki langsung keluar dan menutup pintu kamar Stefan. Tidak butuh waktu lama, Stefan keluar dengan gaya ala kadar. Memakai Tshirt hitam dan celana jeans yang robek di tengah lututnya.

"Ya udah, yuk." ajak Stefan .

" Ayuh."

...

"Seperti biasa ya, Ochi." Stefan menyapa gadis yang manis itu setelah masuk ke tokoh bunga itu.

Ochi tersenyum ke arah Stefan sebelum menyerahkan bunga mawar merah yang sudah siap dibungkuskan itu kepada Stefan.

"Istri kamu pasti suka, hari hari lho dia dapet bunga dari kamu. Duhh duhh romantis banget punya suami kayak kamu, aku juga jadi pengen punya suami." Ochi mengusik Stefan.

Stefan hanya tersenyum manis. Setiap hari dia melihat senyuman Bella dari jauh ketika menerima bunga mawar merah darinya. Itulah rutin harian Stefan sebelum berangkat ke kerja. Setiap pagi dia akan singgah ke tokoh bunga Ochi, untuk membeli setangkai bunga mawar merah.

"Ini bunganya. Harganya seperti biasa aja." bunga mawar itu bertukar tangan.

"Makasih ya, Ochi. aku doa'in semoga kamu ketemu sama cowok romantis kayak aku."

"Aamiin..." Ochi terkekeh mendengar ucapan Stefan.

"Ya udah ya, aku berangkat dulu. Ketemu besok"  setelah bayar, Stefan langsung keluar dari tokoh bunga dan masuk ke dalam mobil Riki.

"Bunga mawar merah, sebuah puisi untuk gadis pilihan..." Riki mengusik Stefan sambil terkekeh.

Enjin mobilnya dihidupkan dan langsung dipandu membelah kesibukan kota Jakarta itu.

"Buat istri lo?" tanya Riki.

Stefan hanya mengangguk.

"Buat siapa lagi kalau bukan buat dia." Stefan tersenyum senang. Sesekali dia mencium haruman bunga itu.

"Untung banget deh, orang udah punya istri." usik Riki. Dia sudah tau serba sedikit tentang kehidupan Stefan.

SUKA DARI DULUWhere stories live. Discover now