Bella leka memandang pohon pohon yang berada di tepi pantai itu. Dia tersenyum. Dia seolah olah dapat melihat dengan jelas dia dan Stefan di 15 tahun yang lalu.
Saat dia sedang asyik ngelamun, tiba tiba satu suara menyapanya.
"Kamu jatuh dari pohon itu. Kamu inget lagi gak?" Kata Stefan sambil berjalan mendekati Bella dan menunjuk ke arah salah satu pohon yang berada dekat pantai itu.
Bella memandang ke arah yang ditunjukin Stefan dan kemudian dia beralih memandang lelaki itu sambil tersenyum manis.
"Aku inget kok. Dan gara gara kebandelan aku itu lho, kamu bisa mendapat bekas luka di lengan kamu itu."
Stefan tersenyum. Dia mengingat semula kejadian di 15 tahun lalu, saat bella cemas melihat banyak darah yang mengalir dari lengan stefan. Stefan celaka gara gara dia mau menyambut bella yang hendak jatuh dari pohon.
Dia masih ingat, bella menangis ketika meminta bundanya untuk mengobati luka di lengan dia.
"Bunda, aku gak bakalan mati kan?" Stefan bercanda sambil menirukan gaya omongan bella waktu kecil.
Bella langsung memukul lengan Stefan.
"Awww...sakit, bell !" Stefan mengelus lengannya.
"Siapa suruh kamu bercanda begitu. Gak lucu tau !"
"Bener kok apa yang aku bilang. Kamu yang beria nangis saat liat aku terluka waktu itu."
"Ya iyalah. Waktu itu darah kamu itu mengalir banyak banget. Aku takut kamu kenapa kenapa"
"Siapa suruh kamu bandel waktu itu. Pengen panjat pohon segala.. untung ada aku, kalau gak...."
"Aku akan jatuh dan aku yang bakalan kena kaca itu. Itu doang yang kamu selalu omongin sama aku dulu." pintas bella.
Mereka saling berpandangan, mata mereka bertemu dan kedua duanya mengukir senyuman. Stefan langsung mengalihkan pandangannya.
"Aku gak nyangka kamu masih inget tempat ini."
"Jujurnya, fikiran aku tentang kamu, pantai ini, kenangan kita,semuanya...kosong." Bella menundukkan kepalanya. Dia merasa bersalah.
Stefan tersenyum kelat. Dia tidak menyalahkan Bella jika gadis itu sudah melupakan semua tentangnya.
"Tapi saat malam omma nyebut nama kamu, tiba tiba semuanya datang lagi. Tentang kamu, wajah kamu 15 tahun yang lalu, kenangan kita, semuanya aku inget kok. Termasuk tempat ini."
"Stefan, aku minta maaf kerna..."
" Aku gak pernah nyalahin kamu. Jadi kamu gak perlu minta maaf sama aku. Semuanya baik baik aja saat kamu udah ada disebelah aku sekarang." Stefan tersenyum memandang Bella.
"Kamu gak marah sama aku." tanya Bella memandang ke arah Stefan. Sekali lagi mata mereka bertemu.
" Marah."
Bella langsung melebarkan kedua matanya. Marah tapi menolak permintasn maafnya?
" Dulu sih. Dulu emang aku marah banget sama kamu saat kamu pergi gitu aja ninggalin aku. Tapi sekarang, aku udah gak marah lagi. Paling penting, kamu udah mau menunaikan janji kamu. Jangan pernah ninggalin aku kayak gitu lagi. Kamu harus bilang sama aku kalau kamu mau pergi, walaupun sakit.. Aku akan terima." kata Stefan dengan penuh harapan.
Bella membalas pandangan Stefan dengan senyuman. "Aku janji."
...

YOU ARE READING
SUKA DARI DULU
FanfictionStefan Wijaya hanya seorang nelayan kampung. Marbella Darwina bakal CEO Arena Holding. 15 tahun berlalu. Bella kembali semula ke kampung setelah dikecewakan oleh teman lelakinya. Kepulangannya tanpa disadari ada seseorang yang setia menanti dan eng...