Sejak perilaku Stefan yang seakan nggak pedulikan dengan kehadirannya. Bella langsung mendapat ide gimana caranya mau menghajar Stefan atas sikapnya pagi tadi. Dia langsung ke rumah Stefan dan Sofia yang dia sudah anggep sebagai ibu kandungnya sendiri. Untung saja sebelum dia berangkat pagi tadi untuk menyapa Stefan, dia sudah bertanya kepada ommanya tentang rumahnya dulu. Dan ternyata mereka masih tinggal dirumah yang dulu.
Kini Bella sudah sampai dihadapan rumahnya Stefan. Tanpa basa basi dia langsung memberi salam.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumusalam...iya, cari siapa nak?" Terlihat lah wajah Sofia dihadapan pintu.
Bella langsung menyalami tangan wanita yang sudah berganjak usia itu.
"Aku Bella bunda... Marbella Darwina. Cucunya omma Nina. Inget nggak?" ujar Bella sembari tersenyum manis.
"Ohh Bella... Iya iya bunda inget. Masuk dulu nak." Pelawa Sofia. Tidak menunggu waktu lama, Bella langsung masuk ke dalam rumah kecil itu.
"Duduk dulu, bunda bikinin minuman buat kamu." Pelawa Sofia dan langsung bergegas kedapur.
Tidak menunggu waktu lama, sofia datang kembali bersama dulang yang berisi cawan dan air teh hangat.
"Lama banget rasanya bunda nggak ketemu sama kamu. Bunda kirain kamu nggak mau pulang lagi ke kampung ini." Kata Sofia sambil menuangkan air teh kedalam cawan Bella.
"Enggak kok bunda. Bella pasti bakal balik lagi, cuman sebelum sebelumnya itu Bella sibuk sedikit dikantornya papa. Ini juga Bella minta libur sama papa kerna udah lama banget nggak pulang ke kampung." jelas Bella sambil menghirup teh hangat yang disediakan oleh Sofia.
"Ermm... Stefan belum pulang ya bunda?" Bella kembali ke tujuan asalnya alasan dia datang kerumah itu.
"Sebentar lagi pulang kok.. Stefan itu biasa, hidupnya emang dekat laut." beritahu Sofia lagi.
Bella cuma beria oh sambil memanggut manggut kepalanya. Sekitar rumah papan tersebut dipandang. Enggak banyak yanh berubah. Disinilah tempat bermainnya bersama Stefan sewaktu kecil. Matanya menangkap seekor kucing yang sedang baring di pinggir dinding rumah papan ini.
"Kucing kesukaan Stefan itu." kata Sofia apabila dia menyadari Bella terus memandang ke arah kucing tersebut.
"Kucing itu sama seperti kucing yang pernah Bella nyelamatin 15 tahun yang lalu. Setelah 7 tahun Bella pergi, kucing itu mati. Terus, Stefan beli kucing yang sama seperti kucing Bella, dan namanya Momo." Sofia membuka cerita yang sebenarnya.
Bella tersontak kaget. Wajahnya berubah. Fikirnya, itu kucing sama yang pernah dia selamatkan 15 tahun yang lalu. Ternyata bukan, Bella langsung mendekati kucing tersebut.
"Kemarin Bella ketemu kucing ini di pinggir pantai." beritahu Bella perlahan.
"Iya, Stefan emang selalu kok bawa Momo itu berjalan jalan di pinggir pantai."
"Hai, Momo!" Bella menyapa kucing itu.
Terdetik di hatinya, kok Stefan bisa memberi nama yang sama seperti kucingnya yang sudah mati. Kenapa Stefan membeli kucing yang sama persis seperti kucingnya dulu?
"Hai, Momo!" Bella menyapa kucing itu lagi.
"Kamu ngapain disini?"
Bella kaget. Pandangannya melihat Stefan yang berada dibawah tangga. Bella langsung tersenyum sinis.
"Stefan, kok kamu ngomong gitu sih.? Nggak baik tau ngomong kayak gitu sama tetamu. Bunda nggak pernah ajarin kamu kayak begitu." tegur Sofia yang sudah berada didepan pintu.
Bella melebarkan senyuman kemenangannya dan langsung menjelirkan lidah tanpa pengetahuan Sofia. Inilah rencananya, Stefan nggak bisa mengelak jika ibunya sudah bersuara.
Stefan mendengus kesal. Dia tahu, ini pasti akal akalnya Bella kerna ingin balas dendam kerna sudah tidak peduli akan kehadirannya tadi.
To be continue....

YOU ARE READING
SUKA DARI DULU
Fiksi PenggemarStefan Wijaya hanya seorang nelayan kampung. Marbella Darwina bakal CEO Arena Holding. 15 tahun berlalu. Bella kembali semula ke kampung setelah dikecewakan oleh teman lelakinya. Kepulangannya tanpa disadari ada seseorang yang setia menanti dan eng...