03

115 12 0
                                    

15 tahun yang lalu...

"Kamu pengen bawa aku kemana sih Stefan?" Soal Bella lagi saat Stefan enggan memberitahunya ke mana arah tuju langkah mereka sekarang.

Stefan hanya mengandeng tangannya melewati persisiran pantai dengan nyanyian kecil di bibirnya.

"Aku nggak bisa kasih tahu.. Yaah nggak seru dong entar" balas Stefan lagi.

Dia mahu memberi kejutan kepada Bella. Sejak peristiwa kucing yang cedera dua minggu lalu, hubungan persahabatannya sama Bella semakin dekat.

Bella males hendak berdebat jadi dia turutkan saja permintaan Stefan. Pegangan erat tangan Stefan di jemarinya dipandang. Senyuman manis terukir di bibir Bella. Enggak tahu kenapa, dia suka melihat tangan mereka bersatu.

"Kamu kenapa senyam senyum sendiri?" Tanya Stefan tiba tiba.

"Yaahh... Kerana ini!" Bella langsung mengangkat tinggi tangan mereka yang bertaut.

Stefan memandang dengan tatapan aneh.

"Kamu emang suka ya mengang tangan aku?" soal Bella pula.

"Yaahh...soalnya, kamu jalannya lama amat. Jadi aku gandenglah tangan kamu." balas Stefan bersahaja.

"Halah... Ngomong aja kalau kamu itu emang suka mengangi tangan aku. Iya kan iya kan." Usik Bella. Tiba tiba ide nakal Bella muncul, Bella langsung menarik tangannya dari tangan Stefan dan berlari meninggalkan Stefan yang masih terpinga pinga.

"Ayo, kejar aku" tiba tiba Bella mencabar Stefan. Dia mentertawakan temannya itu.

"Okey... Kalau aku bisa ngejar kamu, kamu harus tunaikan permintaan aku!" Tanpa menunggu waktu lama, Stefan langsung mengejar Bella yang semakin menjauh.

Kegembiraan mereka memencah sunyi di pinggir pantai siang itu.

...

Bella tersenyum sendiri mengingat kembali detik kenangan itu. Anehnya, selama ini mindanya kosong tanpa sebarang memori bersama lelaki yang bernama Stefan itu. Segala galanya kosong sehinggalah omma Nina mula menyebut nama itu kembali.

Bella masih mutar mutar di persisiran pantai sambil menjengah ke tengah laut. Kata omma, waktu begini Stefan sudah bersiap siap untuk ke laut bersama temannya, Zaki. Omma juga bilang, Stefan kini berkerja sebagai nelayan

Bella mempercepatkan langkahnya, dia udah nggak sabar pengen bertemu dengan teman waktu kecilnya itu. Ingat lagi kah Stefan kepadanya?

"Stefan...Stefan..." bibir itu tidak henti daripada menyembut nama Stefan.

Bella mencari seseorang yang bernama Stefan itu. Matanya mula menangkap sosok seorang lelaki yang sedang berjalan perlahan menuju ke bot putih di hujung pantai.

Serta merta Bella mengukir senyuman

"Enggak terlalu tinggi, rambut pendek, putih, hidung mancung. Yang penting Stefan punya parut kecil di lengannya. Okey, mungkin itu Stefan" Bella memetik jarinya lantas menghampiri bot yang terikat di sebatang kayu sederhana.

Bella menarik nafas dalam sebelum mendekati lelaki yang masih belum menyadari kehadirannya itu.

"Stefan?" panggil Bella perlahan.

Tingkah Stefan terhenti. Jantungnya berdegup kencang saat dia mendengar suara itu. Dia seakan akan bermimpi mendengar suara itu menyeru namanya.

"Bener kan kamu Stefan?" Bella terus bergerak ke hadapan Stefan. Dia menghadiahkan senyuman manis buat lelaki itu.

"Ehh..kamu bukannya..." Bella menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Kaget, itu yang Bella rasakan sekarang.

Dia langsung teringat peristiwa kemarin. Pertemuan pertamanya dengan lelaki itu setelah 15 tahun nggak ketemu.

"Kucing kemarin... Momo?" Bella seakan akan teruja. Dia menggeleng tidak percaya. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Stefan masih memelihara kucingnya.

Stefan masih kaku. Dia tunduk memandang dirinya dan penampilan Bella yang sedang berdiri dihadapannya. Mereka itu bagaikan langit dan bumi. Lihat saja penampilannya sekarang, dia hanya mengenakan celana jeans lusuh, kemeja-T berlengan pendek dan sepasang sepatu boot hitam. Tapi Bella?

"Stefan, aku nggak nyangka aja kita bisa ketemu kembali. Lama banget rasanya..." Bella coba mendekati Stefan, namun Stefan dengan pantas mengatur langkahnya mundur ke belakang. Air muka Bella berubah.

"Ermm... Maaf mbak, badan saya bau ikan. Saya permisi dulu." Stefan langsung memasukkan kontens ais kedalam bot.

"Stefan, kamu nggak kenal siapa aku?"  Soal Bella. Dia aneh sama layanan Stefan yang seolah olah tidak mengenalnya.

Stefan masih diam. Pukat yang sudah disediakan dikemas dan dimasukkan ke dalam bot. Sengaja dia tidak mempedulikan kehadiran Bella.

"Stefan, kamu bener bener nggak kenal sama aku?" tanya Bella sekali lagi.

Stefan langsung menaiki botnya tanpa mempedulikan Bella. Enjin bot dihidupkan. Bunyi enjin sudah memenuhi suasana pagi di persisiran pantai itu.

"Stefan!" Bella mengatur langkah sedikit ke hadapan.

Air laut sudah membasahi hujung celana legging yang dipakainya. Wajah Stefan terus dipandang. Dia menatap seraut wajah itu penuh makna

"Stefan, kamu bener Stefan kan? Enggak mungkin aku salah orang. Parut di lengan kamu itu. Aku inget kok. Kamu adalah Stefan yang...."

"Marbella Darwina" belum sempat Bella menghabiskan ayatnya, dipotong oleh Stefan.

Bella kaget, Stefan terus menoleh kearah Bella. Bella tersenyum manis saat mata mereka bertemu .

"Aku tahu... Kamu adalah Stefan, teman baik aku."

"Ya sudah.. Tempat yang aku pengen pergi ini, nggak cocok buat orang seperti kamu." balas Stefan lalu meninggalkan Bella untuk kesekian kalinya.

Bella kebingungan saat Stefan sudah pergi membelah ketenangan laut pada pagi itu.

To be continue...

SUKA DARI DULUWhere stories live. Discover now