"Maaf, aku mau akhiri hubungan kita. Aku baru nyadar kalau aku udah nggak punya perasaan apa sama kamu. Aku harap kamu..."
Bella mengangkat kedua dua tangannya sekali gus menghentikan kata kata lelaki itu. Dia mendongak sambil tersenyum. Wajah putih bersih itu dipandang. Hatinya hancur. Harapannya punah. Segala impian cintanya udah hancur.
Senang banget kata kata itu keluar dari mulut lelaki itu. Maaf? Cuma sekadar maaf?
Bella menggeleng dengan senyuman sinis dibibirnya. Tanpa sebarang kata, dia terus berpaling dari lelaki itu. Lelaki yang enggak tau menghargai cintanya. Dia bukan lah gadis yang bakal menangis hanya untuk lelaki seperti itu.
"Bella..."
Bella mendengus kesal. Jemarinya dikepal.Dia berpaling semula dengan wajah yang marah.
"Sekali lagi aku dengar nama aku keluar dari mulut kamu, aku enggak akan sungkan sungkan buat nonjok mulut kamu. Okay!? Antara kita itu udah enggak ada apa apa hubungan lagi. Jadi, kamu boleh pergi mampus sama cinta kamu itu!"
Lelaki itu hanya terkebil kebil menghantar langkah Bella yang semakin jauh darinya.
Dan Bella, itulah kali terakhir dia ketemu sama lelaki yang nekad mahu memutuskan hubungan mereka begitu saja. Ya, begitu saja kerana enggak ada alasan yang kukuh.
Baru sadar enggak punya rasa cinta? Bella tersenyum sinis. Jadi selama ini semuanya hanya sandiwara? Kata cinta dan layanan yang istimewa diterimanya dari lelaki itu selama ini hanyalah sandiwara buat menjaga perasaannya.
Bella enggak menyangka bertapa bodohnya selama ini kerna mempercayai kata kata lelaki itu.
Langkah diatur menyusuri timbunan batu batu besar yang terdapat di pinggir pantai. Perlahan lahan hujung kakinya menginjak batu batu itu.
Sudah 15 tahun dia meninggalkan kampung halaman papanya itu. Kemarin dia kembali semula gara gara mau lari dari sandiwara dunia yang dicipta oleh mantan pacarnya itu. Dia kecewa.
Malas untuk memikirkan masalah itu, Bella langsung merebahkan punggungnya di atas batu. Menikmati keindahan pantai.
"Meoww..meoww" ketenangan Bella terganggu gara gara seekor kucing yang mengiau.
Bella meliarkan pandangannya, mencari arah bunyi itu. Bibir itu lantas tersenyum saat melihat kehadiran seekor kucing berwarna coklat yang tiba tiba muncul di atas batu bersebelahan dengan tempatnya duduk. Bella mengelus lembut kepala kucing itu. Bella merapikan duduknya sambil menghadap kearah kucing itu.
"Lucu banget" bisik Bella perlahan
Bella masih leka memerhati kucing itu. Kucing itu telah berhasil mencuri perhatiannya.
"Momo! Momo!"
Bella tersontak saat kucing itu terus berpaling dan menggeliat manja di kaki seseorang. Kucing perliharaan ternyata ! Dia turut berdiri untuk melihat tuan empunya kucing itu.
"Disini ternyata" sambung lelaki itu lagi tanpa menyadari kedatangan Bella di situ. Lelaki itu tunduk buat mengambil kucingnya.
Bella menoleh ke arah lelaki yang memakai kemeja-T bercelana lusuh yang masih leka bersama kucingnya. Sesekali kedengaran suara kecil lelaki itu ikut sama berbicara dengan kucing yang diberi nama Momo itu. Bella jadi terhibur sendiri. Mungkin kerna melihat kesabaran dan kelembutan lelaki itu.
"Ini kucing mas?" Soal Bella. Dia mulai mendekati lelaki yang berkulit putih, hidung mancung itu.
Lelaki tersebut menoleh, namun senyumannya mati seketika. Senyuman manis itu mati sebaik saja matanya menjamah wajah itu.
"Lucu kucingnya, gemas banget. Aku suka" sambung Bella sambil tersenyum manis.
Lelaki itu mengingat kembali pembicaraannya bersama dengan gadis yang dicintainya sejak 15 tahun yang lalu.
"Entar kalau kucingnya udah sembuh, aku pengen manggilnya Momo."
Lelaki itu tersontak apabila mendengar suara itu lagi. Kucing perliharaannya dipandang. Dia tersenyum hambar. Bella masih tidak menyadari apa apa, masih leka memerhati Momo yang berada di dalam pelukan lelaki itu.
"Nama kucing itu Momo ya? Nama aja lucu banget apatahlagi kucingnya." Puji Bella lagi dengan senyuman yang enggak pernah lekang dari bibir munggilnya.
"Aku permisi duluan ya." Lelaki itu terus berlalu bersama Momo.
"Aneh.. Emangnya aku ada salah bicara?" Bella menggeleng kepalanya.
Lelaki itu terus pergi tanpa menoleh lagi.
To be continue....
Maaf ya sebelumnya kalau ceritanya kurang menarik . maaf juga kalau ada salah perkataan gitu. Soalnya aku dari malaysia. Menulis cerita tentang Hitari kerana minat sama marcella. Maklum kalau ada cacat dari perkatannya. 😂
YOU ARE READING
SUKA DARI DULU
FanficStefan Wijaya hanya seorang nelayan kampung. Marbella Darwina bakal CEO Arena Holding. 15 tahun berlalu. Bella kembali semula ke kampung setelah dikecewakan oleh teman lelakinya. Kepulangannya tanpa disadari ada seseorang yang setia menanti dan eng...