"Mr. Blue" (1)

1.5K 103 75
                                    

.
.
.

"Antar kan dia sampai lantai 56"









"Maaf tuan, ini ..."









Aku menahannya karena terlalu banyak memberiku lembaran pecahan Won nominal paling besar. Dua kali lipat dari jumlah yang tertera pada argometer taksi. Pria itu juga memberiku secarik kertas yang bertulis enam digit huruf. Kemudian keluar dari mobil.









"Aku tahu kau masih di bawah umur dan tidak memiliki SIM, kan?" lanjut berbicara lewat jendela mobil.









"I-iya itu ..."











"Kau hanya perlu mengantarnya dan aku akan tutup mulut"









"Baik tuan tapi eh-" dia mengabaikan aku begitu saja. Tak ambil pusing, lebih baik menuruti permintaannya daripada nanti masalah semakin runyam. Setelah selesai aku bisa langsung pergi.

.




🌼🌼🌼




.

"HWANG EUNBI!!"

Panggil ketua komite kedisiplinan setelah membuka dengan brutal pintu ruang kelas 3-A.











"HWANG EUNBI BANGUN!"













Si pemilik nama baru bergerak menggeliat setelah panggilan kedua disertai gebrakan meja.

"Hmmm? Waeyo? Apa sudah makan siang?"

Tanpa merasa berdosa, dia malah menguap lebar dan merenggangkan badan, mengangkat tangan tinggi-tinggi. Bahkan bekas liurnya masih menempel di pipi kanan. Kedua mata juga belum terbuka sempurna karena di hinggapi kantuk yang sangat.













"Astaga, dasar bocah berandalan!!"

Sepertinya teguran lisan tidak lagi mempan, oleh sebab itu pak kepala komite mengambil jalan pintas.











"Yaaa!! Auw...auw sakit! Pak sakit! Tolong lepaskan"

Diseretl ah Hwang Eunbi ke ruang guru. Kali ini giliran cepolan rambut gondrongnya yang menjadi sasaran. Sepanjang koridor dia merajuk kesakitan. Se antero sekolah sudah biasa dengan pemandangan itu. Sinb, dia lebih terkenal dengan nama itu. Murid laki-laki yang paling sering membuat ulah disekolah.













"Sekarang apa lagi?"

Wali kelas 3A memijat pelipisnya. Stress. Satu murid didiknya ini terlampau istimewa. Entah sudah kali ke berapa Sinb menyeretnya dalam masalah. Seperti pagi ini, ia harus di panggil menghadap kepala sekolah bersama komite kedisiplinan. Ada tamu penting yang datang mencari Hwang Eunbi.











Sinb adalah satu-satunya orang yang berdiri. Mengelap pipi untuk membersihkan liur. Dia bingung kenapa harus berada di ruangan itu. Apa hanya karena tidur di kelas? Aaah seingatnya beberapa minggu terakhir dia tidak berulah.











"Apa yang telah dia lakukan sampai anda repot-repot datang ke sekolah kami?" kepala sekolah sendiri nampak begitu segan dengan sang tamu. Wali kelas dan ketua komite hanya bisa menunduk resah.









"Jangan khawatir Bapak kepala sekolah. Sajangnim hanya ingin menanyakan sesuatu."

Pria berjas necis itu adalah sekretaris pribadi dari CEO salah satu perusahan besar Korea. Perusahan yang menjadi donatur utama SMA tempat sekolah Sinb. Wajarlah kehadirannya yang tiba-tiba akan menimbulkan banyak tanya.









Gfriend FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang