Glass Bead [Re-write]

907 89 21
                                    





































































"Tujuanku hanya ingin membuat orang-orang di sekitarku bahagia. Huh! Aku tahu kau ingin bilang seperti itu kan?"

Seraya menurunkan Yerin dari punggungnya. Sinb sudah dua menit lebih mengomel tanpa jeda. Tidak bisa di interupsi barang sedikit saja. Seseorang yang menjadi alasan kenapa ia terpaksa harus bicara banyak. Sinb kemudian meminta gadis itu untuk duduk di sebuah bangku taman. Sedangkan ia duduk jongkok di depannya.

"Jung Yerin, kau tidak bisa bertanggungjawab atas kebahagiaan orang lain. Kadang perlu menjadi bahagia untuk diri sendiri saja" ucap Sinb mengeluarkan kata-kata bijak yang terdengar menggelitik di telinga Yerin.

Tanpa menyudahi mulutnya yang terus mengomel, Sinb membuka  tas sekolahnya. Membalik dan mengeluarkan seluruh isi di dalamnya. Ada beberapa komik, permen karet, juga pensil patah yang kini berserakan di atas rumput. Itulah keseluruhan isi tas Sinb, eumm ... masih layak di sebut tas sekolah ya?

Gadis bermarga Hwang itu tetap tidak bisa menemukan plester bercorak Minion yang baru saja ia beli.

Melihat itu, Yerin tertawa jahil sambil menunjuk kantong saku seragam atas Sinb. Di situlah benda yang sejak lama Sinb cari. Tidak tega melihatnya terus mengacak-acak isi tas. Seperti sangat frustasi.

Sinb menepuk keningnya sendiri. Lupa.

"Berhenti tersenyum!" Ucap Sinb agak bernada tinggi. Berusaha menutupi rasa malu.

Alih-alih takut, mata Yerin malah semakin tenggelam karena tawanya. Dan itu membuat Sinb semakin lemah. Ia mendengus kesal ikut duduk di bangku bersisian dengan Yerin.

Dengan hati-hati Sinb mulai menempelkan plester pada tulang pipi sebelah kanan juga lututnya yang terluka. Sedangkan Yerin hanya tersenyum memperhatikan Sinb yang sedang fokus merawat dirinya sendiri. Baru setelah plester tertempel semua, Yerin mengusap pipi Sinb. Senyumnya berganti menjadi tatapan serius.

"Wae?"

Yerin menggeleng dan terus mengelus pipi Sinb dengan ibu jarinya.

Sinb membiarkan perlakuan Yerin terhadapnya "apa kau merasa bersalah karena aku menggendong mu tadi? Gwencana... kau memang semakin berat tapi- auw!"

Kali ini Yerin menggunakan jempolnya untuk mencubit pipi Sinb.

"Apa karena aku yang berkelahi untuk membela mu?" Sinb bertanya sambil mengusap pipinya yang memerah. Rasanya perih. Terutama bagian yang ia tempel plester. Huhu.

Yerin tersenyum untuk kesekian kali. Tangannya yang mengepal membuat gerakan melingkar di depan dada. Kemudian tangan kanannya terbuka dengan tapak ke dalam, tiga ujung jari sedikit menyentuh bibir lalu ia lepas dan digerakkan ke depan.

 Kemudian tangan kanannya terbuka dengan tapak ke dalam, tiga ujung jari sedikit menyentuh bibir lalu ia lepas dan digerakkan ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, terimakasih" ungkap Yerin dengan isyarat.

Lalu ia melanjutkan gerakan tangan kanannya. Mengacungkan jari kelingking, mengepal sebentar, kemudian mengangkat jempol dan telunjuk membentuk huruf L, dan terakhir Yerin mengangkat jari kelingking juga jempol secara bersamaan.

 Mengacungkan jari kelingking, mengepal sebentar, kemudian mengangkat jempol dan telunjuk membentuk huruf L, dan terakhir Yerin mengangkat jari kelingking juga jempol secara bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"I L Y" sambungnya, yang berarti I Love You.

Sinb menanggapi dengan diam dan berekspresi datar. Membuat Yerin yang semula bersemangat menjadi menarik bibirnya kebawah. Dia juga memalingkan wajah memunggungi Sinb. Menundukkan kepala, sedih.

Lantas Sinb menggenggam kedua tangan Yerin agar kembali menatapnya.

"Kau tidak perlu menjelaskannya. Aku sudah tahu dan aku bisa merasakannya."

Senyum Yerin merekah lagi.

"Aku akan merasa lebih senang kalau kau mau melakukannya saja" Sinb mulai memejamkan mata dan memajukan wajahnya. Tidak lupa sambil mengerucutkan bibir.

"Poppo juseyo~~"

Untuk beberapa saat, Yerin hanya mendiamkan Sinb. Sungguh menggelikan melihat gadis bengal bertingkah imut seperti sekarang. Tangannya lalu tergerak menarik hidung Sinb.

"Ah! auw! Akh~ Yerin-ah lepaskan! Sakit!"

Yerin tertawa lebar. Sedangkan Sinb menggeram kesal. Mau marah juga tidak bisa. Hidungnya memerah seperti badut karena ulah gadis itu. Sinb pun merajuk.

Dengan masih tertawa, Yerin menangkup rahang Sinb. Menekan kedua pipinya hingga membentuk bibir Sinb menjadi mirip bebek. Tanpa bisa di elak, Yerin lalu menarik dan mencium bibirnya dengan sangat dalam. Kurang lebih selama sepuluh detik kemudian melepasnya.

Bisa kalian bayangkan wajah nol ekspresi Sinb setelah itu. Mengerjap-ngerjap mengendalikan diri. Yerin benar-benar memberinya Kiss Attack. Yang bisa saja membuatnya terbang melayang ke angkasa.

Segera Sinb menyadari, kebahagiaan yang terpancar pada senyum Yerin. Rasanya tak ingin mengijinkan waktu berjalan dan momen berlalu cepat karena ia pun begitu sangat bahagia, juga. Sinb meraih jemari gadis itu untuk ia genggam.

 Sinb meraih jemari gadis itu untuk ia genggam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



























Cerita ini pernah Jibang up di Instagram
dengan judul yang sama
-30 Desember 2018

Gfriend FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang