Unik

62 11 0
                                    

Sial.

Satu kata yang mengambarkan nasib Rifa saat ini.Sudah terlambat karena ia harus menunggu Rizi untuk mengantar Ersa,lalu kembali menjemput Rifa ke rumah,dan mengantarnya ke sekolah.Sekarang ia tengah mengambil sampah di perkarangan sekolah bersama siswa lain yang terlambat.

Jika tau akhirnya telat seperti ini,Rifa akan memilih naik angkot di banding menunggu abang bucin nya itu.

Di saat Rifa sedang berjalan ingin ke kelas,tiba-tiba bola basket meluncur sempurna mengenai kepalanya,ia tidak pingsan, tetapi ia merasakan sangat sakit di bagian kepalanya itu. Bayangin yang menimpa kepalanya itu bola basket,BASKET!.

Tapi,Rifa berusaha menahan rasa kesal plus rasa malunya.Ia hanya bisa kembali berjalan,sambil memegangi kepala yang terkena bola basket tadi.

"Bola basketnya gapapa kan?"

' gila apa ni cowo,kepala gua hampir mau lepas dan dia ga sama sekali peduliin kepala gua,malah bola yang di tanya,kesel banget dih ' Batin Rifa.

Dengan raut wajah yang kesal,Rifa mengangkat kepalanya,dengan keadaan tangan masih memegangi kepala.

"Oh elu,kepala lo gimana ga ilang?"

' anjir ini seriusan si Rivan? Sumpah gila kalo liat dia lagi berantakan gini,keringat bercucuran,ketampanannya nambah 180 derajat ya ampun' Batin Rifa terkagum-kagum melihat cowo yang ada di hadapannya ini.

Sedangkan orang yang di hadapan Rifa pun bingung melihat kenapa Rifa jadi bengong.

"Fa,lu ngga amnesia kan fa?"Tanya Rivan sambil melambaikan tangan nya ke depan wajah Rifa.

Rifa tersadar dari lamunannya.

"Engga bego,lu pikir baru kena tu bola aja langsung bisa amnesia?"

"Bisa jadi,lu ga niatan mau pingsan?"

"Ga,gua ga selemah itu,kena bola basket aja langsung pingsan"Ucap Rifa dengan sombong,beh nyatanya pengen kali Rifa pingsan cuma ya gabisa.

"Bagusla kalo lu gamau pingsan,soalnya pasti lu bakal di biarin di sini,soalnya ga ada yang kuat ngangkat gentong kea lu"Jelas Rivan sambil tersenyum miring.

' dih si Rivan najis banget sumpah' Gerutu Rifa dalam hati.

"Yaudah,gue mau main lagi,lu masuk sono"Ujar Rivan sambil mengambil bola dekat Rifa.Sebelum ia bermain lagi,ia pergi dekat Rifa lagi.

"Gue minta maaf"Ujar Rivan sambil mengelus pelan kepala Rifa.

' cobaan apa lagi ini' Batin Rifa ga kuat.

Rivan melepaskan tangannya dari kepala Rifa,lalu Rivan mengangkat salah satu alis nya seperti orang keheranan.

"Kenapa?"

"Lu sakit? Muka lu merah"

Secepat kilat Rifa menutup wajahnya.Malu,bahkan lebih dari kata malu.

Alhasil, Rifa meninggalkan Rivab di lapangan dengan jalan yang sangat terburu-buru.

☘️☘️☘️

Rifa pov.

"Harifa Nafiza!"

"Hah?" Aku tersentak kaget saat mendengar panggilan dari bu Bintang. "Iya bu?"

"Mana orangnya? Dari tadi saya panggil ngga nyahut-nyahut. Kamu itu ya suka melamun? Perhatikan kedepan,atau WC menanti!" Tegas bu bintang.

Couple AbsurdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang