Part 1

4.4K 284 3
                                    


I am back
Sorry for typo and happy reading guys

Shefira mempublikasikan bagian cerita yang baru saja ia tulis di salah satu aplikasi baca online. Lewat inilah ia berkarya dan menyalurkan imajinasi nya. Membuat khayalan nya bebas terbang kesana kemari tanpa henti.

Notifikasi terus bermunculan setelah 5 menit part cerita itu ia publikasikan. Apalagi ada komentar yang menyuruhnya update lagi. Ya Tuhan, baru hitungan menit ia update di suruh dobel update. Walau khayalan dan imajinasi bergerak bebas, tapi juga ada waktu tertentu di mana imajinasi tersebut bisa bersatu hingga mampu menciptakan alur cerita yang indah dan menarik.

Telepon yang ada di meja sebelah laptop nya berbunyi, nama Vaudy tercantum disana. Sahabat yang juga tempat curhat nya itu sangat jarang menelepon nya kecuali hal hal penting. Ya semacam cool girl tapi sangat manis di hadapan kedua anak nya.

"Waalaikumsalam, ada apa, va? Tumben telepon. Kirain nomor gue udah di hapus." Sambut Shefira sarkas mengingat sahabat karib nya yang sok sibuk itu setelah mendengar salam dari seberang telepon.

'Sebenernya pengen gue hapus, tapi gue mikir realistis. Gue masih butuh lo buat jadi tempat curhatan. Nanti ketemuan di cafe ekstraordinary jam 2. Gue tunggu. Jangan ngaret. Wassalamualaikum.'

Ya begitu lah sosok Vaudy. Si wanita irit bicara, sekalinya bicara pedesnya minta ampun, yang kadang membuatnya naik pitam dan kesal. Namun, menjadi satu satunya sahabat yang ia punya.

Shefira menutup laptop yang menjadi teman terbaiknya selama bertahun tahun. Menempatkan di meja dengan cantik. Shefira melihat jam yang melingkar di tangannya yang menunjukkan pukul 13.35. What? Bagaimana bisa sudah jam segini? Dasar Vaudy gila. Tinggal 25 menit lagi dan perjalanan ke cafe butuh waktu 20 menit. Oh Vaudy. Geram Shefira yang langsung lari pontang panting mengambil tas, handphone, dan memoles wajah dengan riasan tipis kemudian tancap gas ke tempat ketemuan.

-------------
"Telat 5 menit dan gue nggak suka orang telat an." Sembur Vaudy saat Shefira baru saja mendudukkan pantat nya di kursi.

"Ya lo pikir aja. Lo ngajak ketemuan 25 menit sebelum jam ketemuan. Sedangkan rumah gue ke sini butuh 20 menit. Oh Vaudy, gimana bisa gue sahabatan selama 17 tahun sama orang es kayak lo." Shefira balik menyemburkan seluruh kekesalannya dan ditambah pertanyaan retoris di akhir kalimatnya.

"Emang siapa yang nyuruh? Gue? Nggak kan?" Tanya Vaudy santai dengan mimik wajah yang tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Baru saja Shefira ingin membuka mulut, Vaudy langsung memotong dengan kalimat tajam nya yang membuat Shefira kembali menelan perkataannya.

"Nggak usah diperpanjang. Sampai besok malem nggak kelar juga tuh omongan lo." Pedes guys. Batin Shefira.

Shefira memandang perempuan dengan rambut sebahu di hadapannya dengan kesal. Sungguh, perempuan ini. Gimana Mas Daffa-suami Vaudy- bisa tahan sama perempuan galak macam ini.

"Nggak usah nggosipin gue. Gue nggak punya waktu buat nungguin lo hujat gue dalem hati." Oh, biarkan lah Shefira berkata kasar untuk saat ini. Ya Tuhan. Sebut perempuan berhijab tersebut.

"Yaudah. To the point aja. Gue juga punya kesibukan kalik." Balas Shefira yang langsung merogoh ponsel di tasnya saat ia merasakan getaran. Pesan dari penerbit novel cerita terbarunya membuat Shefira tak membuang waktu untuk membalas pesan. Ini menyangkut hidup mati nya sebagai seorang penulis.

Setelah selesai membalas pesan, Shefira memandang Vaudy yang sedang mengaduk minumannya. Sahabatnya itu paling mengerti jika Shefira sedang membalas pesan penting.

"Udah? Sibuk banget ya jadi penulis novel yang bahkan udah dijadiin film dengan jumlah penonton fantastis." Gurau Vaudy yang membuat Shefira lebih nyaman mendengarnya daripada perkataan judes dan kejam yang sedari tadi Vaudy lontarkan.

DEADLINE (Kejar Jodoh) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang