"YERAAA!" Teriakan itu membuat yera terpaksa melihat kearah pemilik suara.
Yera menegak, melihat siapa yang memanggilnya tadi, farell.Farel adalah teman sekelas yera saat smp dulu, bahkan yera bisa menyebutnya sahabat sebelum hal yang tidak dia inginkan terjadi. Sesuatu yang orang lain juga pasti pernah mengalaminya, saat dimana kita harus terlibat perasaan dengan sahabat sendiri.
Farell sudah berada tepat didepan yera.
"Lo anak OSIS kan?"
"Oh,hah? Ahh i-ya iya kenapa?"
Sial.
Kenapa juga yera harus gugup seperti ini.
"Lo dipanggil ke ruang osis sama ryan, katanya si penting."
"Oh iya nanti gue kesana"
"Gue duluan ya yera"
"Eh iya"
Farell pergi begitu saja, meninggalkan yera yang sudah hanyut dalam pikiran masa lalu yang selama ini menghantuinya.
Yera menghela nafas.
"Ryan harus banget ya nyuruh farell?sialan!"
***
Yera berjalan ke ruang osis ditemani fani teman sekelas yera. Tentu saja itu karna yera sudah menarik paksa fani.
"Fan?"
"Hm?"
"Gue kok masih heran ya?"
"Kenapa?" Fani masih saja tidak minat mendengarkan cerita yera.
"Masa iya fan, semalam kan gue nengok ramalan zodiak tuh..katanya bakal hujan dan gila emang hujan fan, tapi ada satu yang gak terkabul..." ucap yera berubah jadi nada sedih
"Apa?" Fani akhirnya penasaran
"Jadi tuh ramalan zodiaknya juga bilang gue bakalan ketemu calon pacar gue hari itu juga, tapi gak ketemu juga sampe sekarang, kan sad ending fan..." ucap yera dramatis.
"Lo ketemu siapa pas hujan mau turun?"
Yera berpikir sebentar. Kemudian melihat kearah fani yang juga melihatnya.
"Cakraa"
Mata fani melebar. Pasalnya, setahu fani cakra adalah orang yang bahkan tidak pernah bicara dengan orang lain bahkan teman sekelasnya sendiri.
"Kok bisa njir.."
"Gue pulang bareng dia"
"WHATT?!" yera kaget mendengar teriakan fani.
"Kenapasii fan?"
"Gila. Lo tau gak? Kita bahkan udah kelas 11 ,Gue belum pernah bicara ama dia."
"Gue aja barusan semalam aelah"
"Yaudah"
"Yaudah apa fan?"
"Calon pacar lo itu cakra goblo*"
***
Hp fani berdering. Yera terpaksa berhenti ketika melihat fani akan mengangkat teleponnya. Fani melirik yera yang ikut berhenti disampingnya.
"Duluan aja gue nyusul"
"Gamau ah, nanti gue diculik" fani melotot kearah yera yang sudah diam diam menipiskan bibirnya. Jika fani sudah begini, jangan lagi.
"Yaudah, tapi nanti nyusul ya fan"
"Iyaa"
Yera melangkah kembali, kemudian berhenti saat sudah sampai didepan ruang osis. Dia sudah berencana menyerang ryan yang sengaja menyuruh farell tadi pagi. Ryan memang tahu cerita yera dan farell karena, ryan juga sahabat dekat yera selain salsa, fani dan iwan.
Yera melirik buku yang dari tadi ia bawa sebagai senjata untuk memukuli ryan sang ketua osis itu. Yera tersenyum licik,sebelum akhirnya berjalan lebih dekat kearah pintu.
Yera membuka pintu ruang osis dan langsung memukuli orang yang ia yakini adalah ryan. Namun, yera memucat saat mendengar teriakan orang yang sudah dipukuli yera habis habisan.
"AWW...SAKIT WEE!"
Yera mematung. Ia sudah seperti kehilangan nyawanya saat tahu orang yang dipukulinya bukan ryan.
CAKRA.
"Cakraa...aduh maaf, kirain tadi ryan, maaf ya aduhh"
Cakra masih diam kaget melihat yera menyerangnya tiba tiba.
"Hmm.."
"Ih cakra jangan marah dong, kan gue salah orang, jangan gitu dong"
"Gue gak marah"
"Gak marah, dingin gitu" ucap yera melihat cakra yang masih diam di tempat duduknya.
"Jadi gue harus gimana?" Tanya cakra
"Senyum kek" cakra melirik sekilas kearah yera yang masih menatapnya. Cakra mendongak kemudian tersenyum manis.
Sangat manis. Senyum yang jarang cakra tunjukkan kepada orang lain.Yera terdiam, entah kenapa hati yera berdesir. Bayangkan saja cakra datar aja ganteng, apalagi senyum. AMBYARR
"Gue gak marah yeraanda"
"Ya habisnya lo sii,dingin banget datar kek tembok"
"Tapi ganteng kan?"
"Idih"
'Tapi iya sii, ganteng apalagi senyum kayak tadii'
***
"Jadi lo bukan playboy kaya kata semua orang?"
Entah bagaimana ceritanya yera dan cakra berakhir duduk dikantin sekolah dan bertukar cerita sejak tadi.
Yera masih tak percaya saat cakra mengatakan bahwa cakra tak pernah berpacaran sebelumnya.
"Gue gak seburuk yang lo kira"
"Gue dapatnya dari gosip orang" kata yera membela diri.
"Ngapain gosip orang didengerin, unfaedah banget"
" iya deh kak cakra mah selalu benar"
Cakra tersenyum lagi dibuat yera. Cakra tak mengerti mengapa saat bersama yera ia merasa berbeda? Semacam perasaan nyaman mungkin.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
16
Novela Juvenil"kok lo peduli ama gue?" "peduli lah lo kan teman gue! gimanasii?!"