8

102 12 1
                                    


"Yeyeyeyeye euphoriaaaaaa yeyeyeeyeyye" fani tersenyum mendengar suara merdu sang maknae bangtan itu. Jeon jungkook.

Ia duduk sendirian ditaman. Menunggu seseorang yang akan menemuinya.

"Ck,tuh anak mana dah?" Fani menggerutu kesal sambil memakan lahap roti yang ada ditangannya.

"Kalau makan pelan pelan emang kenapa sih?" Fani tersentak. Terkejut melihat farell sudah berdiri disamping bangku yang didudukinya.

"Untung nggak jantungan kayak yera huh" katanya mengingat yera yang akan berteriak saat terkejut.

"Udah lama nunggu?" Kata farell kemudian duduk disamping fani tanpa dipersilahkan.

"Hm" jawab fani singkat.

"Lo udah makan?" Tanya farell. Fani melirik farell memincingkan mata kemudian menghela nafas pelan.

"Mau bilang apasih lo? Waktu gue terganggu!" Farell tersinggung, namun paham dengan sifat fani yang satu ini, Galak.

"Sebelumnya gue harus minta maaf sama lo,  gue pengen setelah bilang ini kita masih bisa berteman dan bicara kayak gini" fani menyerngit.

"Lo ngapain? Ah- lo mau bayar utang waktu smp? Yang uang kas lo kurang 500? Ck,gapapa elah sans mah ama guaaa" farell melongo, menatap gadis itu takjub.

"Bukan i-itu, ini..ten-tentang p-erasaan" fani melotot kecil kemudian berdehem.

"Oh, makanya lo itu yang jelas sama yera, gausah sok ganteng lo"

"Ini perasaan gue ke lo fannn"

"H-hn?" Fani langsung menoleh kearah farell, melongo tak mengerti maksud pria itu.

"Kan gue udah bilang, sans aja gue ikh-"

"Gue suka sama lo fan..." fani diam.tak tahu harus bereaksi bagaimana. Ia mengerjapkan matanya masih tak percaya.

Farell menahan senyumnya melihat gadis yang ada didepannya ini. Jika tidak begini keadaannya, farell akan mencubit pipi hadis didepannya ini.

"Hm, gue tau lo bakalan gak percaya, tapi itu kenyataannya itu juga yang jadi alasan gue kenapa gue gak bisa nganggap yera lebih dari teman, karena gue udah naruh hati sama lo"

Fani masih diam. Tak berkutik sama sekali. 

"Fan, gak salah kan gue suka sama lo?"

"Huh, bisa nggak bercandanya diganti?"  fani memasang muka datarnya

"Ini nggak lucu sama sekali" fani menunduk, menutupi wajahnya yang sudah memerah menahan tangisnya.

"Gue nggak lagi bercanda fan, gue serius! Ini tahun ke 4 Gue suka sama lo"  fani mengepalkan tangan mencoba sabar.

"Gue udah nahan perasaan gue selama itu demi yera, gue yakin lo bakalan gak nerima gue karna yera suka sama gue, dulu juga gue mau jujur ama lo tapi gue diduluin sama yera, gue suka sama lo Fan, gue sayang sama lo"

"FARELL STOPP! Gue udah nggak mau dengar,please!" Suara fani bergetar. Ia tak pernah membayangkan ini terjadi padanya.

"Salah kalau gue suka sama lo?"

"Lo ngerti nggak? Gue sahabat yera, gue nggak mungkin nyakitin dia dengan cara gue juga harus ngutarain perasaan gue ke lo farell..." farel mengernyit, masih tak paham maksud fani.

"Gue juga suka sama lo, tapi gue gabisa nyakitin perasaan yera." Farell terkejut. Tak percaya jika fani ternyata juga rapuh.

"Fan...gu-"

"Kita temenan aja!" Fani langsung memotong perkataan farell.

"Lo harus tahu farell, gue sayang sama lo dan gue juga sayang sama yera! Gue gak mau orang yang gue sayang harus tersakiti karna keegoisan gue" suara fani bergetar, matanya memerah menahan tangis yang hampir pecah.

"Tapi gue tersakiti fan.." farell menatap nanar gadis disampingnya ini.

"Farell gue tahu lo ngerti maksud gue, gue cuma gak mau cerita ini makin berantakan"

Farell diam. Tak tahu harus melakukan apa lagi, lidahnya kelu.

"Gue pergi farell, jaga kesehatan" kata fani sebelum pergi meninggalkan farell sendirian disana.

***

"Fan, gue mau curhatt" yera yang duduk disamping fani merengek minta diperhatikan.

"Apaan?"

"Gue kayaknya suka sama farell,gimana dong" fani tersentak. Sadar hatinya sudah patah sejak sedetik yang lalu.

"Yaudah bilang sama farell dong langsung" fani berusaha untuk terlihat tenang meski sekarang hatinya sudah hancur.

"Gue nggak berani lah, gue takut semua bakalan berubah"

Fani menghela nafas pelan.

"Gue bakalan bantu lo, gue disini buat lo"

....

"Arghhhh, gini banget sih hidup gue" fani berguling guling tak jelas diatas kasurnya.

Fani melirik hp nya... ada pesan masuk dari farell

Farell: jangan lupa makan.

Fani langsung membuang hp nya kembali bergerak tak jelas.

"Lo telat banget sih buat gue baper arghhhhh"

***

"Yeraa" yera menoleh,melihat cakra yang sudah berlari kearahnya.

"Ngapain lo?" Tanya yera ketus.

"Dih, Apaan dah anjir" yera melotot kecil.

"Mulut difilter dikit elah" cakra menyengir tanpa dosa.

"Nanti pulang ama gue"

"Nggak!"

"Gak nerima penolakan" kata cakra tenang kemudian berjalan meninggalkan yera yang masih melongo.

"Heran gue. Kadang udah sedingin kulkas, kadang udah kayak pedagang di pasar, kadang udah sok kegantengan, haduhh....kebanyakan dengerin bacot iwan nih pastii" yera menggeleng kecil lalu melangkah pergi.

. . .

"Cakra nggak udah dipegang segala elahh" yera risih melihat pandangan orang yang kemudian berbisik bisik melihat dia ditarik  oleh  orang yang masuk daftar orang ganteng Sma garuda ini.

"Ck,kenapa sih?"

"Gue dilihatin orang njir"

Cakra tersenyum miring, bukannya melepas genggamannya dia malah mengubah posisinya memeluk leher gadis itu.

"Bagus lo nyet, gue nggak mau jadi bahan ceritaan"

"Selo aja kenapa sih?"

"pala lo selo! Lepasin nggak?!"

"Mau gue gendong sekalian" yera langsung mencubit pinggang yang membuat pria itu meringis pelan.

"Gue panggang lo!"

Cakra tertawa renyah membuat yera yang melihat itu langsung terpesona. Gimana nggak? Lihat cakra jauh aja udah silau apalagi sedekat ini. Ambyar.

"Gue tahu gue ganteng" yera langsung mendelik tapi tak bisa menggugat itu karena memang itu kenyataan.

"Lo juga cantik, jadi kita cocok ya nggak?" Yera membeku, pipinya sudah memerah.

"Apaan? Nggak jelas lo"

"Mau diperjelas?"

Yera tak menjawab lagi. Ia berusaha untuk tidak tersenyum. Malu dong ketahuan baper. Gak boleh.

"Yera"

"Hm?"

"Pipi lo merahh"

'Askfajhaybabajjaanhskanahsjansjj'

***






16Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang