Rani dan Nadin duduk di pinggir lapangan basket outdor, sekarang kelasnya sedang ada jam olahraga.
Para laki laki sedang sibuk bermain basket, tapi bukan itu yang menjadi pusat perhatian Rani saat ini.
Kini pandangannya malah fokus menatap kearah satu sosok pria yang sepertinya tidak tertarik dengan olahraga bola besar yang menjadi kegemaran para pria kebanyakan.
Jaemin lebih suka menyendiri di bawah pohon dengan buku yang kini sedang sangat serius dia baca.
Sesekali dia menyapu rambutnya saat angin kecil menerpa wajahnya.
"kenapa kau diam saja?"tanya Nadin menyenggol lengan Rani yang duduk di sampingnya.
"ah? Tidak"ujar Rani memalingkan pandangannya kearah lain.
"kau tidak lihat? Wooseok memulai aksinya pada anak beasiswa itu"ujar Nadin yang sukses membuat Rani langsung melihat kearah lapangan.
Dan benar saja sekarang lapangan sudah di penuhi oleh seluruh teman sekelasnya, mereka membentuk lingkaran dengan Wooseok, Younghoon, Hyunjae, Soobin serta Mila yang berada di tengah.
"apa yang mereka lakukan?"tanya Rani berdiri dari duduknya.
"tentu saja membuat perhitungan pada gadis itu karena meletakkan patung badut di lokermu waktu itu"
Rani menatap kearah Jaemin yang masih berada di tempatnya sepertinya pria itu belum menyadari situasi yang ada.
Awalnya Rani hendak menghentukan Wooseok tetapi rasa penasaran akan reaksi dari Jaemin membuatnya mengurungkan niatnya.
Dia begitu penasaran bagaimana Jaemin akan bereaksi untuk membela gadis beasiswa tersebut.
Rani kembali duduk di tempatnya sesekali melihat kearah Jaemin dan lapangan secara bergantian.
"kan sudah aku bilang, aku tidak akan membuat hidupmu tenang selama kau bersekolah disini"ujar Wooseok berjalan mendekat kearah Mila yang sudah ketakutan.
Kaki Mila terus mundur selagi Wooseok terus berjalan maju mendekat.
Yeji dengan sengaja membuat Mila terjatuh dengan cara menyandung kakinya.
Suara tawa menggelegar dari segala arah, mereka semua mentertawakan Mila yang kini duduk tersungkur di rumput lapangan.
Rani sebenarnya sangat ingin ke sana dan menghentikan semuanya, gadis itu bahkan sampai mengepalkan tangannya berharap dengan ini dapat mengurangi rasa kesalnya.
"tumben tidak ke sana untuk membela yang tertindas?"tanya Nadin menatap Rani bingung.
"ak...aku hanya ingin melihat reaksi seseorang"
"eoh? Reaksi? Reaksi siapa?"
"tidak"
Rani kembali menatap kearah Jaemin, pria itu masih duduk di sana, Rani jadi berfikir apakah Jaemin sengaja melakukan itu atau dia benar benar tidak tahu?
Sementara itu Wooseok kini berjongkok di hadapan Mila sambil memegang dasi gadis itu kuat, mencengkramnya membuat Mila semakin ketakutan, dia bahkan sudah menangis.
Tetapi sayang pria di hadapannya ini bukanlah seseorang yang dapat dengan mudah luluh hanya karena melihat tangisan walau tangisan seorang gadis lemah.
Jika saja yang berjongkok di sekarang adalah Wooseok yang dulu maka mungkin dia akan menghentikan semua ini dan bisa saja memeluk Mila, tetapi Wooseok yang sekarang bukanlah dirinya yang dulu, dia sudah lupa dengan bagaimana caranya menyanyangi, menghargai, dan mencintai seseorang, semua itu sudah hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's About Heart
FanfictionPunya tunangan seperti Wooseok tetapi hatinya tertuju pada Jaemin?