Wooseok mengetuk pintu kamar tempat sang ayah menginap.
"Kau sudah datang? Masuklah ayahmu sudah menunggumu"ujar Jung na, ibu tirinya.
Wooseok tidak menghiraukan ibu tirinya itu, dia berjalan masuk ke dalam kamar.
Tuan Kim sudah duduk di sofa menunggunya. Wooseok mengambil tempat di depan sang ayah, duduk di sofa single.
"Dimana Rani?"
"Tidak tahu"jawab Wooseok tanpa menatap sang ayah.
"Kim Wooseok aku sudah memberitahumu bahwa kau harus tetap bersama Rani, ini acara ulang tahun tuan Ahn, kau harus bersikap baik"
"Kenapa? Kenapa aku harus melakukan itu?"tanya Wooseok menatap sang ayah.
Dia lelah, lelah karena yang mereka bicarakan hanya bagaimana cara untuk mendapatkan hati keluarga Ahn, tentu saja Wooseok tahu pasti dia digunakan untuk keperluan sang ayah.
Agar kerja samanya dengan keluarga Ahn berjalan sukses, apalagi jika nanti dia dan Rani benar benar menikah maka tujuan sang ayah bisa tercapai.
Tentang tujuan sang ayah terhadap keluarga Rani, Wooseok sendiri belum sepenuhnya tahu, yang dia tahu hanya ayahnya itu ingin harta.
Wooseok tidak tahu bagaimana ekspresi dan perasaan keluarga Rani jika sang ayah hanya menginginkan harta mereka saja dengan dirinya sebagai umpan.
Plak...
Satu tamparan keras mengenai pipinya, bahkan Jung Na juga sama kagetnya dengan dirinya.
Wooseok mengepalkan tangannya kesal.
"YA! Lakukan apa yang aku perintahkan jika kau masih ingin menggunakan marga Kim di depan namamu itu"
"Kenapa kau begitu keras? Wooseok kau baik baik saja?"tanya Jung Na menghampiri Wooseok.
Jung Na ingin memeriksa keadaan Wooseok tapi tangannya segera di tepis oleh Wooseok.
"Jangan menyentuhku"ujar Wooseok dingin.
"Kau benar benar keterlaluan! Jaga sikapmu Kim Wooseok!"sentak sang ayah.
"Memangnya aku melakukan apa? Aku tidak menyentuhnya dan sebaiknya dia tidak menyentuhku juga!, Dia bukan ibuku! Dan selama tetap akan seperti itu!"ujar Wooseok sambil berdiri dari duduknya.
Wooseok berjalan keluar dari kamar tempat sang ayah menginap, dia sedikit membanting pintu saat keluar tadi.
✨✨✨
Rani menghapus air matanya, kenapa dia bisa menangisi orang seperti Jaemin?
Benar benar tidak tahu berterimakasih, bahkan dia sudah berbaik hati membantu Mila agar dia tidak menjadi bulan bulanan Yeji dan teman temannya.
Dia hanya tidak ingin merusak hari ulang tahun sang kakek nantinya.
Rani menekan angka lantai yang ada di lift, menuju lantai dimana ruangannya berada.
Setelah sampai Rani masuk ke dalam kamarnya, merebahkan dirinya.
Hari ini cukup panjang, ditambah sikap Jaemin yang menurutnya cukup kelewatan, tapi dia juga tak bisa membenci pria itu.
30 menit lagi dirinya harus bersiap siap untuk pesta ulang tahun sang kakek.
Ponselnya bergetar, Rani meraih ponselnya yang memang dia tinggal di atas tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's About Heart
Fiksi PenggemarPunya tunangan seperti Wooseok tetapi hatinya tertuju pada Jaemin?