💕 chapter 9 💕

107 6 16
                                    

Tangan Rani di tarik keluar dari hotel tersebut, Rani hanya mengikuti langkah pria di depannya ini.

"masuk"ujarnya setelah mereka berhenti di sebuah mobil.

Rani menatap pria itu bertanya, pria tersebut membuka pintu untuk Rani dan menyuruhnya masuk lalu menutup pintu itu sebelum dia juga masuk ke dalam mobil.

Pria itu mengendarai mobilnya keluar dari area hotel, sepanjang jalan Rani tidak seperti biasanya dia lebih banyak diam, bahkan belum berbicara sama sekali sejak mereka meninggalkan hotel tadi.

"kau... Tidak apa apa?"

Rani menoleh lalu menganggukkan kepalanya "terimakasih sudah membawaku pergi Jaemin"ujar Rani sambil tersenyum, tetapi senyuman Rani kali ini berbeda.

"hmm"jawab Jaemin sambil kembali fokus menyetir.

Keadaan mobil kembali hening, mood Rani yang tadinya memang tidak baik kini semakin hancur.

Mobil Jaemin berhenti di sebuah tempat yang Rani tidak tahu itu apa.

Mereka berdua turun dari mobil. Rani mengikuti langkah kaki Jaemin yang membawanya ke pinggiran tebing.

Dari sini Rani bisa melihat seluruh kota, kelap kelip lampu pada malam hari begitu indah jika dilihat dari sini.

Jaemin duduk di pinggir tebing tersebut "duduk"ujarnya pada Rani.

Rani ikut duduk di sebelah Jaemin, dirinya menatap lurus ke depan, rasanya sedikit lebih baik saat ini.

Jaemin melepaskan jasnya dan memberikannya pada Rani, memakaikannya pada tubuh gadis itu.

"terimakasih, kenapa kau membawaku ke sini?"tanya Rani pada Jaemin yang baru saja selesai memakaikan jas padanya.

"entahlah, aku tidak tahu harus membawamu kemana"

"lalu ini tempat apa?"

"tempat... Dimana aku biasanya menyendiri, disini sepi dan terasa nyaman aku suka menghabiskan waktu disini, ini tempat favoritku, saat aku sedih, kesal, dan marah aku biasanya ke sini melihat bangunan bangunan kota yang terusun rapi serta udara yang masih sejuk membuatku merasa jauh lebih baik, makannya aku membawamu kesini"

Rani menatap Jaemin sambil tersenyum, membuat Jaemin jadi merasa aneh sendiri.

"waahh ternyata kau bisa mengakatakan kalimat yang panjang juga Na Jaemin"ujar Rani senang.

Rani kira Jaemin adalah pria yang dingin dan sangat susah di dekati, apalagi pria itu hanya mengatakan hal hal yang pendek saja, tapi mendengar ucapan Jaemin barusan entah mengapa Rani merasa lega, setidaknya kini Jaemin sudah mulai mau berbicara kalimat yang cukup panjang padanya dan Rani senang akan hal itu.

Satu alis Jaemin terangkat sambil menatap Rani.

"bagus, aku suka jika kau banyak berbicara. Lagi pula kenapa kau selama ini hanya sedikit berbicara? Padahal tidak ada yang aneh dengan suaramu itu"ujar Rani tersenyum dan kembali menatap ke depan.

"berbicaralah pada orang orang disekitarmu setidaknya pada teman teman dikelas, biar mereka juga tahu bagaimana perasaanmu sebenarnya"

"kau... Baik baik saja?"tanya Jaemin tiba tiba membuat Rani kembali menoleh kearahnya.

"tentang?"

"yang tadi"

"ah, hmm aku baik baik saja memangnya aku kenapa?"

Jaemin menghembuskan nafasnya lalu menoyor pelan kepala Rani.

"apakah kau memang seperti ini?"tanya Jaemin

It's About HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang