💚 Chapter 10 💚

39 4 31
                                    

Rani langsung berlari kearah sang kakek sesaat setelah dia turun dari mobil.

Kakek Ahn tersenyum dan membalas pelukan sang cucu kesayangannya itu.

"Rani, kau sudah tumbuh semakin besar, aigoo aku merindukanmu"ujar kakek Ahn yang masih memeluk cucunya itu erat.

"Aku juga sangat merindukan kakek"

Rani melepaskan pelukannya pada sang kakek "apa yang sedang kakek lakukan diluar sini? Disini sangat dingin nanti kakek bisa sakit"ujar Rani lagi.

"Hanya mencari udara segar dan menunggu cucuku tersayang ini pulang sekolah, baiklah ayo kita masuk kakek sudah lapar"ujar kakek Ahn memegangi perutnya.

Rani tertawa melihat ekspresi sang kakek yang menurutnya lucu, lalu menggandengnya masuk ke dalam rumah.

"Bagaimana hubunganmu dengan Wooseok?"tanya sang kakek sambil memakan steak nya.

Rani yang tadinya sedang minum langsung tersedak mendengar pertanyaan yang dilontarkan sang kakek.

"Pelan pelan"

"Ekhmm... Iya"ujar Rani setelah merasa sedikit lebih baik.

"Jadi?"

"Eoh?"

"Bagaimana hubunganmu dengan Wooseok?"tanya kakek Ahn lagi.

"Seperti biasa, tidak ada yang berubah"jawab Rani seadanya sambil melanjutkan makannya.

Kedua orang tuanya sedang tidak dirumah, tentu saja ini masih siang dan matahari masih bersinar dengan terangnya.

Kedua orang tuanya akan pulang saat matahari sudah tenggelam, atau bahkan terkadang tidak pulang.

Walaupun tinggal di negara yang berbeda dengan sang kakek tetapi Rani merasa dirinya lebih dekat dengan kakeknya itu daripada kedua orang tuanya sendiri.

"Baiklah, habiskan makananmu lalu istirahat kau lelah sehabis sekolah bukan?"ujar sang kakek tersenyum yang mendapat anggukan kepala dari Rani.














🌸🌸🌸

"Sobiiin!!"panggil Nadin Pada Soobin yang masih sibuk mengendari motornya.

Memang diantara ketiga temannya hanya Soobin yang lebih memilih untuk mengendarai motor dibandingkan mobil.

Menurutnya lebih mudah mengendarai motor, lagi pula itu akan lebih cepat karena dia bisa menyalip saat terjadi macet.

"Hmm?"ujar Soobin sambil melihat ke kaca spion motornya.

"Aku laper hehehe"ujar Nadin cengengesan.

Soobin memutar bola matanya malas, lalu kembali menjalankan motornya karena lampu sudah berubah menjadi hijau.

"Mau makan apa?"

"Apa aja deh, terserahmu"ujar Nadin yang sedikit berteriak karena suara kendaraan di sekitar mereka.

"Tapi aku mau latihan"

"Sebentar saja, aku benar benar lapar. Aku tidak sempat makan di kantin"ujar Nadin

Soobin langsung mengendarai motornya menuju salah satu restoran yang tidak jarang juga dia kunjungi bersama yang lainnya.

Keduanya turun dari motor dan masuk ke dalam restoran yang cukup mewah tersebut.

Setelah memesan, keduanya sama sama diam, tidak tahu harus berbicara apa.

It's About HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang