Happy reading
*
"Jongin oppa".
Panggilan tak asing itu terucap kembali setelah sekian lama terkubur oleh ingatan yang tidak mengizinkannya keluar. Sangat lembut dan terdengar pilu. Suaranya yang mengalun lirih hampir tak terdengar sama sekali oleh sang pemilik nama. Langkah kaki yang tertanam kuat pada pijakan sulit untuk melangkah walau hanya sejengkal. Tangan terasa lumpuh tak mampu bergerak meraih apa yang seharusnya kembali. Menyisakan airmata yang bebas jatuh membasahi pipi dan kedua mata menatap sosok yang kian menjauh pergi.
Kuatkan hati Jongin untuk tidak menjadi lemah dengan berbalik kearah Jisoo untuk kedua kalinya. Ia sudah melepaskannya, tidak mungkin untuk terus berharap pada seseorang yang sudah menjadi milik orang lain.
Acara peresmian akan segera di mulai. Hanya tinggal menunggu para petinggi perusahaan datang. Suara Marching band pun sedari tadi sudah menggema diseluruh penjuru Global Land mengiringi jalannya parade. Para pengunjung terlihat sangat antusias menyaksikan setiap pertujukan, terlebih lagi para anak-anak yang begitu senang melihat para pemain menggunakan kostum-kostum lucu.
Jongin, Jennie, Yuri, Hyeyeon dan Ravi beserta para pengawal, mereka bertemu dan bergabung dalam acara tersebut. Senyum mengembang pada wajah masing-masing di perlihatkan saat menyapa orang-orang yang berada disana. Jongin membantu melepaskan mantel yang melekat di tubuh ibunya terlebih dahulu sebelum mereka semua menyapa para kolega.
Senyuman Hyeyeon yang sedari tadi mengembang seketika menghilang bagai di telan bumi kala melihat kehadiran seseorang yang kini sedang menatapnya tajam dari barisan penonton. Sebisa mungkin Hyeyeon tidak menampakan wajah keterkejutannya dengan kembali menyapa para tamu.
Kyungsoo berlari menuju lantai atas karena hanya tempat itulah yang tampak sepi. Kebanyakan pengunjung memilih berada di lantai dasar untuk melihat parade. Kyungsoo ingin melihat Jongin yang berada di tengah-tengah acara. Melihatnya tersenyum dan menyapa para tamu bersama Jennie membuatnya sedikit cemburu. Tanpa sengaja pandangan Kyungsoo beralih ke arah seseorang yang berdiri sendiri menjauh dari keramaian acara. Gelagat tubuhnya seperti sedang mencari sesuatu.
Seketika sorot mata Kyungsoo berubah menjadi tatapan penuh kemarahan dan kekecewaan. Kyungsoo kembali fokus kearah Jongin yang kini sedang berbincang-bincang dengan para koleganya bersama Jennie. Ingin rasanya ia mengatakan kebenarannya pada Jongin saat itu, namun lidahnya terasa kelu ketika kembali manatap wajah Jongin yang ia rindukan.
Acara inti akan segera dimulai. Semua para tamu telah menempati tempat duduk di depan sebuah dinding yang terbungkus kain putih besar. Sebuah Confeti di letuskan bersamaan dengan dijatuhkanya kain putih yang menutupi dinding sebagai tanda dimulainya acara. Semua orang yang menyaksikan terperangah kagum dengan karya lukisan itu dan tanpa di perintah tangan mereka memberikan tepuk tangan meriah. Tak terkecuali dengan Kyungsoo yang masih berada di lantai atas. Kedua matanya berkaca-kaca saat menatap lukisan itu karena memang lukisan itu sangat indah.
"Di taman bermain Global Land yang indah dan menyenangkan, Lukisan dinding di ciptakan untuk menambah suasana yang artistik. Judul dari lukisan dinding ini adalah "Surga". Perkenalkan pria yang telah memberikan hadiah surga ini. Presiden Kim Jongin". Sambut Ravi pada Jongin untuk keatas podium.
Pandangan semua orang beralih pada Jongin yang duduk di antara para tamu undangan. Mereka memberikan tepuk tangan sebagai tanda apresiasi atas pekerjaannya. Jongin menunduk sejenak, rasanya beban berat masih berada di pundaknya meski semua orang kini tampak mengelu-elu kan dirinya. Ia mempersiapkan diri sebaik mungkin lalu berdiri dan berjalan menuju podium.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAIRWAY TO HEAVEN (REMAKE DRAMA) KAISOO VER
RomanceMungkin orang itu mencintai perempuan itu lebih dari aku.Namun meski aku berkata seperti itu,aku tidak bermaksud aku tidak terlalu mencintai perempuan itu. Aku benar-benar suka jongin oppa. Aku benar-benar suka do kyungsoo.